JAKARTA, MEDIAINI.COM – Kebun Raya Cibodas (KRC) Genap berusia 170 tahun. Tentunya, 170 tahun bukan usia yang muda bagi lembaga konservasi tumbuhan ex-situ dalam menapaki jalan konservasi dan penyelamatan biodiversitas tumbuhan Indonesia.
Dengan pengalamannya yang panjang, Kebun Raya Cibodas diharapkan dapat berperan secara aktif di tingkat nasional dan global dalam bidang konservasi tumbuhan secara ex-situ dan in-situ, salah satunya dengan meningkatkan jumlah populasi spesies tumbuhan yang terancam punah.
Tentunya, hal ini tidak bisa dicapai tanpa kerja sama atau kolaborasi dengan berbagai stakeholder terkait. Sehingga membangun kolaborasi dengan berbagai stakeholder, dan memperkuat kerja sama yang sudah ada harus terus dilakukan oleh KRC. Dengan kolaborasi, nilai kemanfaatan KRC secara nasional dan global akan lebih terasa dan meningkat.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Organisasi Riset Ilmu Hayati dan Lingkungan BRIN, Iman Hidayat, pada acara webinar 170 tahun KRC, pada peringatan HUT KRC yang dilaksanakan secara daring, Senin (11/4/2022).
“Hubungan kerja sama yang sudah terjalin harus terus ditingkatkan selain membangun jejaring baru dalam kolaborasi riset dan inovasi di bidang konservasi tumbuhan dengan multi stakeholder,” ujar Iman.
Iman juga menambahkan, KRC masih lemah dalam hal kerja sama riset dan inovasi serta belum didukung dengan fasilitas riset yang memadai sesuai dengan perkembangan teknologi di bidang konservasi tumbuhan saat ini. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi BRIN yang harus segera dibenahi.
Perluas Jaringan Riset
Sementara itu, Kepala Kantor KRC, Fitri Kurniawati mengatakan, BRIN telah menyiapkan berbagai skema untuk memfasilitasi aktivitas riset dan inovasi, kerja sama serta pengembangan capacity building, seperti skema open platform fasilitas riset, berbagai skema pendanaan riset, maupun skema pusat kolaborasi riset, sehingga jumlah kolaborasi riset di KRC diharapkan semakin meningkat.
Peluang tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan semakimal mungkin oleh para stakeholder, khususnya Perguruan Tinggi dalam negeri.
Berbagai kegiatan riset yang sudah dilakukan diantaranya terkait tanaman eksotik invasive di KRC, kemajuan riset terkait biomassa hutan dan perannya dalam regulasi iklim, terutama pohon yang berukuran besar.
Kegiatan lainnya yaitu terkait konservasi tumbuhan berpotensi ekonomi dan budaya serta domestikasi tumbuhan koleksi Kebun Raya Cibodas.
Namun masih banyak lagi kegiatan penelitian yang dilakukan di KRC. Kegiatan penelitian ini tidak hanya khusus untuk peneliti yang ada di BRIN, tetapi bisa juga berkolaborasi dengan stakeholder baik instansi pemerintah maupun perguruan tinggi.
Edukasi Sedari Dini
Di sisi lain, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga mengedukasi sekaligus meningkatkan kecintaan anak-anak pada lingkungan sejak dini.
Sebagai contoh, kegiatan tersebut dilakukan di Kebun Raya Cibodas BRIN Kabupaten Cianjur, Jawa Barat melalui Program Belajar Konservasi Alam Kebun Raya Indonesia (Bekal Kaya) sebagai rangkaian dari kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun ke-170 Kebun Raya Cibodas.
“Targetnya untuk mengedukasi anak-anak usia dini, karena untuk membangun mental anak-anak supaya peduli lingkungan itu dimulai dari usia dini,” kata Fitri.
Fitri menuturkan, Bekal Kaya yang diadakan sejak 7 Maret 2022 tersebut menyasar 500 peserta didik dan diikuti oleh 10 taman kanak-kanak (TK) yang berada di sekitar wilayah Kebun Raya Cibodas.
Anak-anak TK tersebut mendapat pengenalan tumbuhan untuk membangkitkan kepedulian dengan tumbuhan sekitarnya. Materi yang disampaikan termasuk mengenal beragam bentuk biji-bijian dan bentuk daun-daunan yang unik, serta mencium aroma khas dari tanaman. Hal itu dilakukan untuk memicu antusiasme anak-anak terhadap tumbuhan.
Pada hari terakhir kegiatan Sepekan Mengenal Konservasi Bersama Kebun Raya Cibodas Tahun 2022 tersebut, rombongan anak didik dari TK IT Nurul Bahjah Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memperoleh edukasi tentang pengenalan tumbuh-tumbuhan. (Tivan)