JAKARTA, MEDIAINI.COM – Menyambut bulan suci Ramadan yang tinggal menghitung hari, Spotify mengumumkan deretan koleksi spesial Ramadan bagi pendengar Indonesia untuk mendampingi perayaan bulan puasa tahun ini.
Mulai 29 Maret 2022, pendengar di Indonesia dapat mencari kata kunci “Ramadan” di Spotify untuk menemukan Ramadan Hub, yang menampilkan playlist lagu dan podcast eksklusif sesuai dengan suasana hati dan momen refleksi diri selama bulan suci.
Selain itu, Spotify juga memperkenalkan playlist podcast terbaru berjudul ‘Berkah Ramadan’ yang berisikan podcast religi terbaik Indonesia yang diperuntukkan bagi pendengar yang menjalankan ibadah puasa untuk menemani waktu sahur dan berbuka.
Melalui hub Ramadan, pendengar dapat menemukan beragam pilihan audio lokal dan internasional dari Spotify, mulai dari konten religius untuk siraman rohani, hingga sajian hiburan yang ringan dan menyenangkan.
Mulai dari kembalinya audio drama kesayangan Kelas PUBER oleh Makna Talks hingga Podcast Ancur dengan audio drama barunya berjudul “Pasukan Hampa Udara”, talk show religi ringan dari Podkesmas dan GJLS Ramadan serta kumpulan cerita pengakuan dalam BKR Ngaku dari BKR Brothers.
Tahun ini, Spotify juga mengumumkan bahwa pendengar kini dapat menikmati autobiografi dari sang legenda, Rhoma Irama, dalam Cerita Raja Dangdut: Podcast Eksklusif Rhoma Irama Dari Collab Asia.
“Sebagai sebuah format, audio memiliki cara tersendiri untuk menginspirasi dan menyentuh hati serta pikiran seseorang yang tidak dimiliki oleh format lainnya. Kini, kami mewujudkannya di Spotify, sebagaimana semakin banyaknya orang yang beralih ke konten audio selama Ramadan. Pada tahun 2021, kami melihat peningkatan lebih dari 16% untuk jumlah streaming selama Ramadan di Spotify di Indonesia saja,” kata Carl Zuzarte, Head of Studios, Southeast Asia.
Ngabuburit di Spotify ada Pilihan Konten Drama Audio
Pada kesempatan yang sama, podcaster eksklusif Spotify dan salah seorang musisi kenamaan Indonesia turut berkumpul untuk membahas tren konten audio terbaru di Indonesia, termasuk diantaranya kebangkitan format drama audio.
Dimasta dari Ardan Radio, yang telah memiliki pengalaman selama hampir satu dekade dalam pembuatan drama audio memberikan pendapatnya mengenai alasan mengapa drama audio berhasil kembali sukses.
Drama audio, kata Dimasta, pada dasarnya dapat menstimulasi imajinasi pendengar untuk membangun adegan visual di dalam pikirannya dari cerita yang sedang didengarkan.
Hal tersebut menyajikan pengalaman serupa dengan tradisi mendongeng dan bertutur secara turun temurun dari orang tua atau kakek nenek kepada anak-anaknya, yang telah mengakar kuat dalam budaya kita sejak dahulu.
“Itulah alasan mengapa drama audio tidak pernah benar-benar menghilang bahkan di masa-masa ketika format ini mulai meredup di awal tahun 90-an. Saat ini, meningkatnya popularitas podcast, berkat dengan kemudahan dan kelebihan platformnya yang on-demand, telah membuat drama audio kembali relevan dan membuka pintu untuk era baru drama audio,” imbuh Dimasta.
Sejalan dengan Dimasta, Iyas Lawrence, kreator di balik drama drama Kelas PUBER yang populer oleh Makna Talks, mengatakan bahwa drama audio memungkinkan pendengar untuk mendengarkan dan menyelami pikiran serta sudut pandang banyak karakter di berbagai situasi.
“Dalam serial Ramadan Kelas PUBER musim ketiga kami yang mengusung cerita horor misteri dengan sentuhan komedi sebagai contohnya, pendengar dihadapkan pada perasaan dan interaksi antarmanusia yang dapat terjadi ketika menghadapi situasi yang menegangkan, melalui penulisan naskah, desain suara, dan pemainan peran,” sambungnya.
Penggambaran respons alami manusia saat berhadapan dengan situasi tertentu inilah yang nantinya akan membantu pendengar memahami sifat karakter secara lebih mendalam.
Diaz Danar dari Podcast Ancur, yang akan merilis drama audio pertama mereka “Pasukan Hampa Udara” pada Ramadan ini, juga mengatakan bahwa drama audio memungkinkan kreator untuk mengekspresikan kreativitas mereka hingga ke titik mereka dapat menghidupkan bahkan ide-ide terliar yang mungkin sulit diwujudkan pada hiburan visual.
Dengan keunikan tersebut, Podcast Ancur pun terjun ke dalam format drama audio sebagai bentuk apresiasi bagi pendengar yang ingin mendapatkan pengalaman berbeda dalam mendengarkan podcast mereka.
Walaupun sependapat bahwa drama audio itu menyenangkan dan menghibur, Ryo Wicaksono dari BKR Brothers turut menambahkan pendapatnya bahwa terdapat format hiburan audio lainnya yang tidak kalah menarik dari drama audio dan patut diberikan perhatian.
“Saya percaya bahwa setiap pembuat konten memiliki tujuan tersendiri ketika mengembangkan sebuah konten, dan tidak ada satu format pun yang dapat memenuhi semua tujuan. Ada perasaan tertentu yang bisa diwujudkan melalui drama audio, tetapi ada juga jenis perasaan lain yang hanya bisa ditimbulkan oleh talkshow ataupun podcast berformat ruang pengakuan. Pada akhirnya, format hanyalah cara, dan yang terutama adalah memastikan bahwa pesan dan tujuan benar-benar bisa tersampaikan ke audiens,” pungkasnya. (Tivan)