JAKARTA, MEDIAINI.COM – Di tahun ketiga pandemi, SurveySensum Ramadhan Consumer Insight 2022 melacak geliat konsumsi masyarakat yang naik signifikan bahkan mendekati normal seperti sebelum pandemi.
Prosentase masyarakat yang menaikkan anggaran belanja Ramadan meningkat hingga 57 persen. Anggaran belanjanya pun naik 10 persen seperti terungkap dalam hasil riset SurveySensum Ramadhan Consumer Insight 2022.
“Kami menanyakan responden kami, belanja Ramadan tahun ini dibanding tahun lalu, apakah lebih banyak, lebih sedikit, atau sama saja. Di Indonesia, 57 persen masyarakat akan lebih banyak belanja, hanya 4 persen yang mengencangkan ikat pinggang menghemat pengeluaran belanja keluarga. Ini sangat menarik terlebih kalau kita tarik mundur ke hasil riset kami tahun sebelumnya, masyarakat masih betul-betul menahan diri dari belanja-belanja perayaan Ramadhan,” ungkap Rajiv Lamba , CEO NeuroSensum & SurveySensum dalam webinar yang digelar belum lama ini.
SurveySensum Ramadhan Consumer Insight 2022 merupakan laporan hasil wawancara kepada 1500 responden di lima kota besar di Indonesia dan 1000 responden di Kuala Lumpur, Malaysia. Survei tersebut dilakukan untuk mengetahui perkembangan perilaku berbelanja dari tahun ke tahun sejak 2019 dan bagaimana pandemi telah mengubah persiapan mereka saat menyambut bulan Ramadhan.
Anggaran Belanja Ramadan Naik, Lebih Besar Ketimbang Malaysia
Tidak hanya jumlah orang yang merencanakan belanja lebih banyak, nominal rata-rata uang yang dibelanjakan pun naik secara signifikan. Menilik hasil riset SurveySensum sebelum pandemi di 2019, rata-rata belanja kelas menengah berada di kisaran Rp 6,8 juta. Angka ini lalu menukik setelah pandemi ke Rp 6,3 juta di 2020 dan Rp 6,2 juta di 2021.
“Kami track data survei belanja ini sejak 4 tahun lalu. Saya lihat tahun ini menarik, bahwa belanja Ramadhan sudah kembali sekuat sebelum pandemi. Terlebih kalau kita ingat tahun lalu ada banyak perusahaan yang tidak bisa memberikan bonus dan THR,” sambung Rajiv.
Berdasarkan survei tersebut, anggaran belanja masyarakat Indonesia untuk mengarungi bulan puasa 2022 berangsur meningkat, nyaris mendekati pengeluaran sebelum pandemi, bahkan lebih baik dari tahun 2019.
“Anggaran belanja mereka naik 10 persen menjadi Rp 6,9 juta sepanjang bulan Ramadhan,” tutur Rajiv.
Kembalinya kepercayaan diri masyarakat Indonesia dalam berbelanja bahkan sedikit lebih tinggi dibandingkan negara tetangga, Malaysia. Di Negeri Jiran, hanya 41 persen masyarakatnya yang berencana memperbesar belanja Ramadhan dan 14 persen yang berhemat.
Dengan kata lain, optimisme masyarakat Indonesia tentang Ramadhan tahun ini jauh lebih baik negara tetangga dan dibanding tahun lalu. Laporan SurveySensum Ramadan Consumer Insight 2022 pun mengungkapkan kenaikan anggaran belanja ini tidak hanya dialami masyarakat menengah atas seperti yang terjadi tahun lalu.
Belanja Ramadan kelas menengah bawah tahun ini meningkat 7,61 persen, kelas menengah naik 8,6 persen, dan kelas menengah atas naik 14 persen.
E-Commerce Terus Berjaya
Meski optimisme belanja masyarakat kembali seperti sebelum pandemi, pola belanja masyarakat tidak serta merta melepas kebiasaan belanja online.
“Ramadhan 2022 ini porsi belanja online jauh lebih tinggi dibanding sebelum pandemi. Ini adalah indikasi bahwa walaupun situasi Covid-19 menurun, situasi hampir kembali normal, tren belanja online akan terus bertumbuh.”
Pos yang paling banyak merasakan manisnya geliat antusiasme berbelanja sepanjang Ramadan tahun ini adalah sektor makanan dan minuman. Sekitar 47 persen masyarakat Indonesia berencana menaikkan anggaran belanja makanan dan minuman lebih banyak di tahun ini dibanding Ramadhan 2021 lalu.
Sebanyak 74 persen masyarakat akan membayar zakat, sadaqah melalu berbagai platform social seiring membaiknya situasi keuangan keluarga. Sekitar 41 persen di antaranya bahkan menganggarkan amal, sumbangan, atau donasi yang lebih banyak.
SurveySensum Ramadan Consumer Insight 2022 pun memprediksi tahun ini akan menjadi tahun yang menggembirakan bagi sektor apparel. Pasalnya, 71 persen masyarakat sudah berencana akan memakai baju baru di hari Lebaran.
Yang tak kalah menarik, sekitar 21 persen masyarakat menganggarkan belanja pakaian lebih besar dari Ramadhan tahun lalu. (Tivan)
Sumber Gambar : ilustrasi Pexels