MEDIAINI.COM – Vaksinasi booster menjadi fokus pemerintah untuk mengatasi Covid-19. Tak hanya pemerintah Indonesia yang terus menggalakkan program ini tetapi juga pemerintah di Amerika Serikat. Dilansir dari People, vaksinasi booster terus jadi perhatian dan solusi untuk mengatasi pandemi yang tengah terjadi.
Kontribusi perusahaan farmasi dan juga para peneliti yang terus mengembangkan vaksin Covid-19 juga cara mengurangi laju penularan virus. Salah satunya Pfizer yang juga membuat vaksinnya sendiri dan diakui oleh pemerintah Indonesia sebagai vaksinasi booster yang resmi.
Pfizer Mengajukan Izin untuk Melakukan Vaksinasi Dosis Keempat untuk Lansia
Perlu diketahui bahwa vaksin Pfizer merupakan vaksin yang dibuat oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat yang menggandeng perusahaan asal Jerman, yakni BioNTech. Vaksin Pfizer ini berbasis mRNA yang bekerja dengan mengajari sel tubuh untuk membuat protein yang memicu respons imun untuk menghasilkan antibodi yang kemudian akan melindungi tubuh dari infeksi COVID-19 yang parah sebelum divaksinasi.
Awalnya, vaksinasi wajib untuk dilakukan hanya dua dosis saja. Namun ternyata, berdasarkan sebuah studi, perusahaan tersebut menemukan data bahwasanya dosis keempat dari vaksin tersebut terbukti melambatkan tingkat infeksi dan gejala-gejala COVID-19 yang lebih parah. Oleh sebab itu, Pfizer-BioNTech mengajukan perizinan kepada Food and Drug Administration (FDA) untuk memberlakukan vaksinasi COVID-19 keempat kepada populasi yang berusia 65 tahun ke atas.
Menurut kedua perusahaan tersebut, siapa pun yang telah mendapatkan dosis vaksin booster dapat kembali melakukan vaksinasi COVID-19 untuk meningkatkan sistem imun yang melindungi tubuh mereka dari gejala virus tingkat severe. Berdasarkan studi yang dilakukan pada orang-orang di Israel yang telah menerima vaksin dosis keempat, mereka telah menemukan bukti bahwasanya booster tambahan dari Pfizer memang sudah terbukti dapat mengurangi tingkat kasus terkonfirmasi.
Hasil Studi Vaksinasi Pfizer Dosis Keempat
Studi tersebut dilakukan pada 1,1 juta orang dewasa yang telah berusia sekitar 60 tahun ke atas. Tingkat imun mereka lebih tinggi dan mempersempit kemungkinan untuk terinfesi virus COVID-19. Pun kalau terinfeksi, gejalanya akan lebih ringan daripada orang-orang yang hanya baru menerima dosis vaksin sebanyak 3 kali.
Studi lain juga membuktikan bahwa mereka yang menerima vaksinasi dosis keempat membentuk antibodi yang lebih kuat lagi dalam jangka waktu 2 minggu setelah vaksinasi dilakukan. Antibodi tersebut juga dapat resisten terhadap varian COVID-19 yang baru, yakni omicron yang dinyatakan tingkat penyebarannya lebih cepat daripada Covid-19 varian-varian sebelumnya. Studi yang dilakukan ini mengimbau bahwa dosis keempat dapat dilakukan dalam interval waktu 3 bulan setelah vaksin ketiga dilakukan.
Namun demikian, untuk dapat memberlakukan kebijakan ini, Pfizer-BioNTech membutuhkan perizinan dari FDA. Hingga saat ini, FDA masih belum terlihat merencanakan sebuah diskusi untuk mengizinkan dosis vaksin keempat. Menurut CEO dari Pfizer, Albert Bourla, vaksin keempat Covid-19 dibutuhkan untuk meningkatkan perlindungan terhadap infeksi.
Pernyataan tersebut juga sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention yang menyatakan bahwa proteksi dari mRNA akan berkurang setelah bulan keempat. (Sekar)