JAKARTA, MEDIAINI.COM – Investasi saham jadi pilihan yang masih banyak jadi andalan. Sebab melakukan investasi di pasar modal menjanjikan keuntungan berlimpah. Namun jika salah langkah, harga saham yang anjlok bisa menjadi pukulan telak yang menghancurkan kondisi finansial seorang investor. Lantas, seperti apakah cara menyusun portfolio saham yang baik, apalagi bagi seorang investor pemula?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Co-founder Ternak Uang Timothy Ronald, berbagi tips menyusun portfolio di pasar modal agar mendapat keuntungan maksimal. Berikut cara-cara efektif menyusun portfolio saham bagi investor pemula yang dibagikan oleh Timothy, yaitu:
1. Tidak Harus Selalu Mengikuti Teori
Bagi seseorang yang akan memulai terjun ke pasar modal, sudah menjadi hal yang lumrau apabila langkah mereka berpijak pada teori-teori dalam dunia saham. Akan tetapi, pasar modal yang fluktuatif membentuk kondisi yang terkadang jauh dari gambaran-gambaran dalam buku.
“Cara menyusun portfolio saham memang ada teorinya, tapi belum tentu dapat diaplikasikan untuk setiap orang. Karena setiap orang punya preferensinya masing-masing,” ujar Timothy.
Dalam menentukan jumlah ideal saham dalam portfolio seorang investor, ada beberapa rekomendasi buku yang bisa memandu para pemain saham yang baru.
Mengutip riset yang ditulis dalam buku berjudul “Modern Portfolio Theory and Investment Analysis” yang ditulis oleh Edwin J. Elton dan Martin J. Gruber, komposisi saham paling optimal berdasarkan standar deviasi dan profil risiko seorang investor berjumlah 30 saham.
Namun, Timothy tidak menyarankan semua investor untuk serta merta mempraktikkannya. Beberapa hal seperti ketersediaan waktu, kemampuan untuk melakukan riset pasar, dan sumber daya yang dimiliki perlu menjadi pertimbangan akan jumlah saham yang siap dikelola oleh tiap-tiap investor.
2. Tujuan Berinvestasi Saham
Setiap orang memiliki alasan tersendiri untuk terjun di pasar modal. Alasan inilah yang nantinya akan mempengaruhi strategi orang tersebut ketika berinvestasi di pasar modal.
Ada yang semata-mata menjadikannya sebagai sumber pemasukan tambahan, namun ada juga yang menjadikannya sumber pemasukan utama. Belum lagi dengan profil risiko berbeda dari setiap investor, yang tentunya sangat mempengaruhi keputusan yang diambil.
Timothy mencontohkan dirinya yang masih berusia 20 tahunan, tentunya memiliki profil risiko berbeda dengan profil seorang pria paruh baya, kepala keluarga, dengan tanggungan istri dan anak-anaknya.
Tapi bagi seorang investor dengan karakter agresif, tentunya bisa mengambil langkah-langkah yang high risk dengan potensi high return. Namun bagi seseorang dengan tujuan investasi jangka pendek dan jangka menengah, disarankan untuk mengambil langkah investasi yang relatif stabil dan minim risiko.
3. Alokasi Dana di Pasar Modal
Jika dua poin sebelumnya telah dijalankan, kini saatnya untuk mulai menjawab pertanyaan yang sesungguhnya: bagaimana cara efektif mengalokasikan dana di pasar modal untuk meraih keuntungan maksimal?
Jika merujuk pada teori garis permukaan efisien (efficient frontier), yaitu teori grafik yang memberikan gambaran kombinasi aset-aset dalam menyusun portfolio, komposisi aset yang disarankan terdiri dari 75% saham dan 25% obligasi.
Namun Timothy sendiri mengakui, jika dirinya mengambil pendekatan yang sedikit berbeda. Timothy memilih untuk mengalokasikan 70% pada saham, 30% pada cash yang difungsikan sebagai dana siaga jika seandainya harga saham yang dimilikinya anjlok.
Terlepas dari tips tersebut, dibutuhkan kebijaksanaan dan kesadaran setiap investor akan konsekuensi yang mungkin terjadi. Keadaan pasar modal bersifat fluktuatif, yang tidak selalu menjanjikan keuntungan bertahan dalam waktu lama.
Namun dengan bekal pengetahuan dan persiapan yang baik, potensi risiko yang terjadi tentu dapat diminimalisir. Jadi, apakah Anda sudah siap untuk mencoba terjun berinvestasi saham? (Tivan)
Sumber Gambar : ilustrasi Pixabay