MEDIAINI.COM -Hampir sebagian besar remaja merupakan pengguna aktif media sosial, misalnya seperti Instagram, Snapchat, Twitter, Facebook, dan lain sebagainya. Kabar baiknya, saat ini terdapat pula aplikasi terbaru, Roll. Media sosial ini memberikan banyak kemudahan. Setiap orang bisa saling memantau kabar satu sama lain, tanpa harus bertatap muka. Biasanya, media sosial ini berfokus untuk menyampaikan konten secara visual yang dihias dengan caption singkat dan menarik perhatian banyak orang. Tidak jarang, platform media sosial ini dijadikan sebagai tempat untuk membagikan momen-momen diri sendiri atau dengan orang lain.
Namun ternyata, konsumsi media sosial secara masif dan dengan intensitas yang tinggi dapat memberikan dampak yang buruk bagi seseorang, terutama remaja perempuan. Banyak sekali konten-konten di media sosial yang menunjukkan standar kecantikan yang begitu sempurna dan tanpa cela sehingga banyak remaja perempuan yang menjadi insecure karena merasa bahwa mereka tidak memenuhi standar kecantikan sebagaimana yang dibingkai oleh konten-konten di media sosial.
Hal ini menimbulkan fenomena media sosial yang memengaruhi body image atau citra tubuh—seseorang memiliki persepsi, perasaan, serta pikiran mengenai bentuk dan ukuran tubuhnya. Standar kecantikan yang tidak realistis ini kemudian dibentuk oleh media sosial itu sendiri. Hingga akhirnya, citra tubuh atau body image ini sering kali berujung pada body dissatisfaction yang membuat seseorang malu untuk tampil di depan umum dengan bentuk tubuhnya. Ini bukanlah hal yang baik karena rasa percaya diri dan rasa “cukup” terhadap diri sendiri terus-terusan dikikis oleh media sosial.
Diplo dan Influencer Lain Merilis Aplikasi Roll
Merespons mengenai beberapa keresahan yang ditimbulkan oleh media sosial, hal ini mendorong beberapa influencer, seperti Diplo, Stassie Karanikolaou, dan David Dobrik untuk bekerja sama dengan Erik Zamudio sebagai co-creator dan Tara Electra sebagai CEO untuk merilis aplikasi yang disebut sebagai Roll. Roll secara khusus dibuat bagi para female creators yang tujuannya adalah agar mereka dapat merasa lebih percaya diri ketika mengunggah sesuatu di media sosial. Aplikasi Roll ini memiliki unique selling point yang membuatnya berbeda dan mencolok dari media sosial lain.
Sebagai sebuah aplikasi, Roll berupaya mengurangi tekanan atas standar kecantikan yang terkesan tidak realistis yang selama ini dialami oleh kebanyakan female creators. Roll berupaya untuk membuat penggunanya merasa percaya diri atas apa pun yang mereka unggah di media sosial. Selain itu, Roll juga mendorong setiap pengguna untuk mengunggah konten-konten yang otentik dan menjadi diri mereka sendiri, tanpa dibuat-buat. Roll sekaligus menjadi wadah bagi para creators untuk bebas mengekspresikan dirinya sendiri tanpa perlu takut atas kritikan.
Zamudio merasa perlu memperhitungkan demografi remaja dalam peluang model bisnis saat ini. Creators menyukai aplikasi ini karena mereka bebas untuk melakukan apa yang mereka suka sembari tetap menghasilkan pendapatan dari konten-konten tersebut. Biasanya, apa yang diunggah di Roll adalah sekumpulan foto behind the scenes milik creators yang diunggah ke Instagram. Audiens pun tampaknya banyak yang tertarik dengan konten-konten yang ada di Roll tersebut.
Beberapa deretan influencers besar yang telah terlibat dalam proyek ini dianggap sebagai suatu awalan yang baik. Namun tidak hanya sampai disitu, Roll berupaya untuk menggaet influencers besar lainnya di tahun 2022 ini untuk terus meningkatkan jumlah penggunaannya. Aplikasi ini juga masih dalam tahap pengembangan untuk menambah fitur-fitur lain yang memfasilitasi interaksi antara creators dan juga audiens. Semoga Roll dapat terus berkembang lebih baik dari sebelumnya, ya! (Sekar)
Sumber gambar: ilustrasi Pixabay