JAKARTA, MEDIAINI.COM – Sanksi yang diberikan Amerika Serikat dan Eropa terhadap Rusia terus berlanjut. Kali ini, hukuman bagi negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin tersebut datang dari perusahaan makanan cepat saji dan minuman beralkohol.
Sebagaimana diwartakan Channel News Asia yang dilansir pada Jumat (11/3/2022), rantai restoran dan pemasok makanan negara-negara Barat mulai mengumumkan penghentian operasional mereka di Rusia.
Lantas, perusahaan mana saja yang memberikan sanksi kepada Rusia? Berikut rangkumannya.
Perusahaan Makanan Cepat Saji yang Berhenti Operasional
Di ranah restoran cepat saji alias fast food, beberapa merek kenamaan memutuskan untuk menghentikan operasionalnya di Negeri Beruang Merah, diantaranya:
1. McDonald’s
Perusahaan restoran cepat saji asal Amerika Serikat (AS) McDonald’s mengumumkan rencananya untuk menutup sementara 850 restorannya yang tersebar di seluruh wilayah Rusia.
Meski berhenti beroperasi, tapi perusahaan berjanji akan terus membayar gaji karyawan McDonald’s Rusia, yang jumlah totalnya mencapai 62.000 orang.
2. Yum! Brands, Inc.
Yum! Brands, Inc merupakan perusahaan induk yang tercatat sebagai pemilik merek KFC serta Pizza Hut. Mereka menyatakan untuk menghentikan investasinya di Rusia dan tidak merencanakan pembukaan gerai baru.
Selain itu, gerai-gerai yang masih beroperasi akan dibekukan oleh perusahaan untuk sementara waktu.
3. Burger King
Berbeda dengan restoran cepat saji sebelumnya, Burger King tidak akan meninggalkan Rusia. Bahkan, perusahanan itu mengaku akan terus beroperasi di negara tersebut dan akan membuka restoran baru pada 2022.
Pasalnya, Burger King masih menganggap Rusia sebagai salah satu pasar strategisnya. Namun karena diberi mandat untuk memberikan sanksi oleh pemerintah AS, mereka hanya akan menghentikan operasionalnya untuk sementara waktu.
“Kesulitan mendapatkan pasokan untuk beberapa bahan hanya bersifat sementara dan tidak bersifat kritis yang mengharuskan kami pergi,” tulis perusahaan tersebut.
Perusahaan Minuman yang Stop Operasional di Rusia
1. Starbucks
Merek kopi yang sering ditemui di sejumlah mal ini memutuskan untuk menutup operasionalnya di Rusia, termasuk pasokan bahan baku produk mereka ke Rusia.
2. The Coca-Cola Company
Peruasahaan minuman berkarbonasi terbesar di dunia itu untuk sementara waktu menghentikan operasionalnya di Rusia. Padahal, pembuat minuman bersoda itu punya 10 pabrik pembotolan yang tersebar di seantero negara tersebut.
3. PepsiCo
Rival Coca-Cola ini sepakat untuk tidak menjual minumannya dan tidak mengalokasikan dana promosinya di Rusia, termasuk untuk tiga merek minuman yang dibawah perusahaannya, yaitu Pepsi, 7Up, dan Mirinda.
Kendati demikian, perusahaan ini masih terus menjual barang kebutuhan pokok bagi masyarakat Rusia, seperti susu formula dan produk susu.
PepsiCo sendiri mempekerjakan 20.000 karyawan di Rusia dan bermitra dengan 40.000 pekerja di industri pertanian yang terlibat dalam pasokan produk mereka.
Perusahaan Minuman Beralkohol yang Mandeg Operasional
1. Heineken
Produsen bir asal Belanda, Heineken, menghentikan ekspor bir dan proyek investasinya di Rusia. Meski demikian, pabrik Heineken di Rusia serta divisi operasi dan komersialnya tidak ditutup.
Heineken, yang portofolionya mencakup merek-merek bir terkenal seperti Amstel, Okhota diketahui sudah berinvestasi besar. Hal ini dibuktikan dengan adanya tujuh pabrik di negara tersebut.
Di sisi lain, perusahaan juga menolak untuk menerima keuntungan dari kegiatan operasi divisi Rusia-nya. Artinya, seluruh keuntungan yang didapat pabrik dan operasionalnya saat ini dipakai untuk menggaji karyawan.
Heineken mengatakan bahwa kepedulian terhadap karyawan akan tetap menjadi prioritasnya.
2. Carlsberg
Senada dengan Heineken, perusahaan minuman beralkohol asal Denmark, Carlsberg, juga melepaskan investasi baru di Rusia dan menghentikan ekspor produk dari divisi lain ke Baltika Rusia.
Perusahaan yang membawahi merek Tuborg, Holsten dan Kronenbourg itu menyebut, kebijakan ini merupakan upaya untuk mendukung karyawan.
3. Diageo
Produsen minuman beralkohol terbesar di dunia yang memiliki merek seperti Guinness, Baileys, Captain Morgan dan lainnya, telah menghentikan pasokannya ke Rusia.
Perusahaan Makanan dan Minuman Stop Produksi
1. Valio
Produsen produk susu Finlandia Valio telah menyatakan untuk menghentikan operasionalnya di Rusia. Padahal, perusahaan itu memiliki pabrik di dekat Moskow dan mempekerjakan 400 orang.
2. Paulig
Produsen kopi Paulig yang berbasis di Finlandia, juga telah mengumumkan kepergiannya dari Rusia. Sayangnya, pihak peruasahaan tidak menjelaskan nasib yang akan terjadi pada 200 karyawannya yang bekerja di pabrik yang ada di Wilayah Tver.
3. Fazer
Produsen cokelat dan roti asal Finlandia, Fazer, telah berhenti beroperasi di Rusia. Padahal, perusahaan telah memiliki dua pabrik besar di Moskow dan St Petersburg, serta mempekerjakan 2.300 orang karyawan. (Tivan)