JAKARTA, MEDIAINI.COM – Indonesia kembali dirundung duka. Kali ini, gempa berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang wilayah Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat (25/2) sekitar pukul 08.39 WIB.
Menurut catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,14° LU ; 99,94° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 12 km Timur Laut wilayah Pasaman Barat, Sumatera Barat pada kedalaman 10 km.
Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Sumatera. Hasil analisis BMKG, mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Kekuatan gempa yang dihitung dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menyebutkan bahwa getaran gempa sampai bisa dirasakan hingga ke wilayah Pasaman pada V MMI, Agam, Bukit Tinggi dan Padang Panjang IV MMI, Padang, Payakumbuh, Aek Godang dan Gunung Sitoli III MMI, Pesisir Selatan, Rantau Prapat, Nias Selatan, dan Rengginang II MMI.
Meski gempa Pasaman Barat tidak berpotensi menimbulkan tsunami, namun gempa hari ini dilaporkan telah memakan sejumlah korban. Berdasarkan data di laman resmi BNPB, hingga hari Jumat (25/2) pukul 11.50 WIB, BNPB telah mengidentifikasi dua korban meninggal dunia dan 20 orang luka-luka.
Kerugian Material
Sedangkan data kerugian material meliputi fasilitas pendidikan rusak berat 1 unit, serta kerusakan pada fasilitas perbankan, balai pertemuan warga dan aula kantor bupati Pasaman Barat. Namun, belum diketahui nilai kerugian material karena BNPB masih fokus untuk melakukan evakuasi.
“SDN 19 Kinali rusak berat, Bank Nagari cabang di Pasaman Barat rusak sedang, satu balairung rusak sedang, dan satu aula kantor bupati Pasaman Barat rusak sedang,” papar Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto dalam pernyataan persnya.
Pascagempa magnitudo 6,1, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengirimkan tim reaksi cepat (TRC) untuk memberikan pendampingan tanggap darurat bencana. Selanjutnya, Kepala BNPB meminta tempat-tempat pos pengungsian tersedia untuk menampung warga terdampak. Suharyanto meminta pemerintah daerah yang dikoordinasikan oleh BPBD setempat untuk memastikan ketersediaan termpat tersebut.
“Data ini tentu akan terus bergerak, kami masih mengumpulkan data-data. Kami sudah turunkan tim reaksi cepat ke lokasi. Kami juga akan memastikan kebutuhan dasar pengungsi dapat tersedia secara cepat,” sebut Suharyanto.
Menyikapi kondisi pascagempa, warga diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan. BNPB meminta warga untuk tidak terpancing pada kemungkinan isu negatif yang beredar dan dapat menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat. Selain itu, pastikan terlebih dahulu kekuatan bangunan pascagempa sebelum memasukinya.
Potensi Gempa Susulan
Di sisi lain, BMKG memprediksi akan ada potensi gempa susulan dalam satu hingga dua hari ini, usai terjadinya gempa berkekuatan Magnitudo 6,1 yang menguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.
“Dalam 1-2 hari ini berpotensi akan ada gempa susulan dengan magnitudo yang lebih kecil,” ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi dalam keterangan resminya.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diiningkan, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjauhi rumah-rumah yang rusak atau mengalami keretakan.
“Masyarakat yang tinggal di lereng juga diminta meninggalkan tempatnya sementara karena khawatir nanti akan terjadi longsor di daerah lereng,” pungkasnya. (Tivan)