JAKARTA, MEDIAINI.COM – Belum lama ini, Satgas Waspada Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan telah membekukan sejumlah penyedia binary option, robot trading, dan bisnis ilegal lainnya yang berkedok trading.
Imbasnya, konsumen dirugikan karena janji-janji manis yang kerap dilontarkan oleh para afiliator binary option yang kebanyakan merupakan influencer, yang saat ini tengah diselidiki oleh pihak berwenang.
Meski sering diberantas, namun karena kurangnya edukasi dan literasi masyarakat terhadap Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) membuat bisnis terlarang itu terus menjamur di Tanah Air. Padahal, potensi PBK Indonesia sangat besar.
Sepanjang 2021 lalu, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat total transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di tanah air mencapai 14,5 juta lot, mengalami kenaikan 10,3% dari tahun sebelumnya, 2020, yaitu 13,2 juta lot. Saking besarnya potensi tersebut, tahun ini Bappebti bahkan menargetkan nilai transaksi hingga Rp 200 triliun.
Menanggapi fenomena ini, ICDX sebagai salah satu Bursa Komoditi di Indonesia menginisiasi kampanye Bursa Masa Kini dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada publik mengenai Bursa Komoditi dan industri PBK serta manfaatnya secara luas.
“Kampanye Bursa Masa Kini merupakan bagian dari komitmen ICDX untuk mendorong pertumbuhan PBK di Indonesia, dengan meningkatkan awareness masyarakat melalui berbagai program literasi dan edukasi,” papar CEO ICDX Lamon Rutten dalam konferensi pers virtual yang dihelat Rabu (23/2/2022).
Pada kesempatan yang sama, Rutten juga mengajak pihak terkait mulai dari regulator, asosiasi, pialang maupun pedagang untuk berkolaborasi dengan ICDX dalam kampanye Bursa Masa Kini.
“Dengan demikian diharapkan semakin banyak masyarakat yang paham dan merasa aman bertransaksi di PBK, yang nantinya akan semakin mendorong pertumbuhan transaksi PBK serta pergerakan ekonomi negara,” imbuhnya.
Generasi Muda Semakin Melek PBK
Berdasarkan data dari ICDX, industri PBK semakin diminati oleh generasi yang lebih muda. Hal ini nampak dari jumlah nasabah milenial ICDX pada tahun 2021 tumbuh 37%.
ICDX, tambahnya sudah menjalankan program edukasi dan literasi ke masyarakat salah satunya yang sudah berjalan selama tiga tahun adalah trading class. Trading class adalah upaya pembekalan terhadap calon nasabah yang ingin bertransaksi produk bursa yang bekerjasama dengan pialang anggota bursa.
“Program lainnya, khususnya yang dekat dengan kalangan milenial, yaitu Young Traders Community, yaitu seminar pengenalan ke kalangan kampus, lalu ada juga Commodity and Derivatives Interest Group yang bertujuan untuk melakukan pendampingan secara materi dan sosialisasi,” sahut Head of Learning Center ICDX Anang E. Wicaksono.
Perlindungan Konsumen
Salah satu pihak yang akan berkolaborasi dalam Bursa Masa Kini adalah Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (Aspebtindo). Nantinya, Aspebtindo akan memberikan edukasi yang ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian PBK kepada calon Wakil Pialang Berjangka sebagai ujung tombak yang berhadapan langsung dengan nasabah.
Sementara di sisi lain, guna melindungi konsumen, dalam hal ini nasabah, industri PBK juga akan diawasi oleh Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (Bakti).
Dengan telah diluncurkan kampanye Bursa Masa Kini, ICDX berharap masyarakat dapat melihat keutuhan industri perdagangan berjangka komoditi dan seluruh pihak dapat berkolaborasi bersama memberikan edukasi dan literasi, ataupun dalam bentuk kegiatan lainnya untuk memajukan dan mengembangkan industri PBK sesuai dengan kondisi pasar masa kini, termasuk saat pandemi.
“Selanjutnya, ICDX akan terus fokus menghadirkan inovasi dan membesarkan pasar agar Indonesia dapat bersaing di masa depan dan berdaulat atas komoditas utamanya,” tutup Rutten. (Tivan)