JAKARTA, MEDIAINI.COM – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Pertalite secara bertahan akan dihapus oleh pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan, Indonesia tengah memasuki masa transisi dari penggunaan Premium ke Pertalite. Pertalite masih akan digunakan ke depannya, namun tidak akan lama.
“Kita memasuki masa transisi di mana Premium RON 88 akan digantikan dengan Pertalite RON 90, sebelum akhirnya kita akan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan,” kata Soerja, sebagaimana dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM pada Minggu (26/12).
Kurangi Premium dan Pertalite Ganti dengan BBM Baru Ramah Lingkungan
Rencananya, BBM jenis Premium (RON 88) bakal dihapus terlebih dahulu dari peredaran. Nantinya, pengguna Premium akan diganti dengan BBM jenis Pertalite (RON 90) yang nantinya juga akan dihapus. Setelah itu, pmerintah akan mengeluarkan BBM jenis baru yang lebih ramah lingkungan.
“Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax,” imbuh Soerja.
Soerja menyebut, Pertalite nantinya akan digantikan oleh Pertamax. Transisi BBM ini harus dilakukan dengan cermat agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Intinya, pemerintah tetap memberikan waktu bagi masyarakat untuk beradaptasi dengan kebijakan baru ini.
“Sehingga kita juga mencermati volume Pertalite yang harus disediakan untuk masyarakat,” papar Soerja.
Terkait alasan pengapusan Premium dan Pertalite, Soerja menjelaskan bahwa perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14 persen. Selanjutnya, dengan perubahan ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi CO2 sebesar 27 persen.
Selain itu, Soerja juga mengatakan bahwa jenis BBM dengan tingkat RON 88 (setara Premium) saat ini hanya digunakan oleh 7 negara saja. Sayangnya, dirinya tidak merinci negara mana saja yang menggunakan BBM jenis ini. “Volume yang digunakan pun sangat kecil. Kesadaran masyarakat menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik, menjadi salah satu penyebabnya,” pungkasnya.
Perbedaan Premium dan Pertalite Plus Pertamax
Pemerintah akan menghapus keberadaan BBM jenis Premium dan Pertalite, lalu mengalihkannya ke Pertamax yang memiliki nilai RON lebih tinggi, sehingga dinilai lebih ramah lingkungan. Namun selain RON, sebenarnya masih ada lagi indikator yang membedakan Premium, Pertalite, dan Pertamax.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini perbedaan Premium, Pertalite, dan Pertamax.
1. Kadar oktan
Research Octane Number (RON) atau yang biasa disebut jadar oktan merupakan angka yang menunjukkan tingkat ketukan (knocking) yang dihasilkan di ruang bakar saat terjadi pembakaran. Semakin tinggi RON bukan berarti membuat kinerja mesin semakin baik. Hal itu juga tergantung pada kompresi mesin. Oleh karena itu, beberapa kendaraan lawas seringkali masih mengandalkan bensin dengan oktan rendah.
Sebaliknya untuk kendaraan, baik motor maupun mobil, dengan kompresi mesin yang sudah tinggi terutama kendaraan keluaran terbaru, jelas bahan bakar beroktan tinggi akan membuat kinerja mesin lebih optimal.
Menurut catatan laman resmi Pertamina, Pertamax adalah bahan bakar minyak produksi Pertamina yang memiliki angka oktan minimal 92. Artinya, oktan 92 mampu memberikan pembakaran yang lebih sempurna serta minimnya residu pada mesin dengan kompresi tinggi.
Sementara Premium adalah BBM bensin dengan oktan 88. Bahkan saat ini, sebagian besar SPBU Pertamina sudah menarik Premium dari peredaran dan tidak lagi menjual bahan bakar jenis ini. Untuk Pertalite, kadar oktannya adalah 90. Pertalite adalah bahan bakar gasoline terlaris selain premium karena harganya yang lebih ekonomis ketimbang Pertamax.
2. Warna
Cara membedakan Premium, Pertalite, dan Pertamax yang paling mudah ialah dengan mengenali warnanya. Pertamina memberikan perbedaan untuk ketiga jenis BBM bensin melalui warna. Warna pada bensin timbul karena tambahan zat aditif pewarna.
Untuk Pertamax, warna cairannya adalah biru, Pertalite hijau, dan Premium berwarna kuning. Selain dari warna bensinnya, warna juga dibedakan dari nozle atau gagang pengisian ke tangki dari dispenser di SPBU. Nozle berwarna putih digunakan untuk mengisi BBM jenis Pertalite, warna kuning untuk Premium, dan warna biru untuk Pertamax.
3. Kompresi mesin
Premium dapat digunakan pada kendaraan bermotor bensin dengan risiko kompresi rendah (dibawah 9:1). Sementara untuk Pertalite adalah BBM yang direkomendasikan untuk kompresi mesin 9:1 sampai dengan 10:1.
Untuk Pertamax sendiri cocok digunakan untuk kendaraan dengan kompresi mesin 10:1 sampai dengan 11:1. Beberapa kendaraan terbaru kerapkali memiliki kompresi mesin 10:1 ke atas sehingga direkomendasikan menggunakan Pertamax.
4. Dampak lingkungan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, semakin tinggi oktan maka semakin rendah pula polusi karbon yang dihasilkan. Tinggi dan rendah kadar RON pada bensin juga berpengaruh terhadap tarikan motor dan gas buang. Hal inilah yang jadi alasan Pertamina dan pemerintah berencana menghapus Premium dan Pertalite karena dianggap kurang ramah lingkungan ketimbang Pertamax.
5. Harga
Harga Premium selama ini ditetapkan pemerintah. Terbaru, harga Premium saat ini adalah Rp 6.450 per liter. Meski paling murah dibandingkan Pertamax dan Pertalite, nyaris tak ada lagi SPBU yang menjual Premium.
Untuk Pertamax, Pertamina membanderolnya dengan harga kisaran Rp 9.000 per liter yang biasanya dibedakan berdasarkan regional pemasaran. Harga Pertamax seringkali juga naik turun mengikuti harga minyak dunia. Sedangkan untuk harga Pertalite dibanderol Rp 7.650 per liternya. (Tivan)
Sumber Gambar : Istimewa