JAKARTA, MEDIAINI.COM – Munculnya varian Covid-19 baru yaitu Omicron (varian B1.1.529) mendorong pemerintah dalam pengambilan Langkah antisipatif menjelang libur akhir tahun. Setelah terdeteksi di Afrika Selatan, varian tersebut di deklarasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) sebagai ‘variant of concern’ pada November lalu.
Sampai saat ini, WHO masih terus melakukan penelitian mengenai mutasi Omicron serta melakukan pengambilan sampel dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang merupakan gold standard dalam mendeteksi virus.
Sebagai upaya testing and tracing, Sharlini Eriza Putri selaku CEO dan co-founder Nusantics, perusahaan bioteknologi nasional, menekankan pentingnya penggunaan alat uji yang dapat mendeteksi varian Omicron.
“Alat uji yang tepat dan akurat akan memberikan data yang diperlukan oleh masyarakat dan pemerintah sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien untuk menekan penyebaran virus Covid-19, khususnya varian Omicron ini.” Jelas Sharlini.
Testing and tracing atau pengujian dan pelayakan merupakan suatu hal yang dirasa sangat penting dalam pencegahan mutasi dan penyebaran virus. Mengingat mutasi adalah sifat alami dari virus, untuk itu masyarakat perlu mengetahui kondisi yang terjadi.
Bersama dengan BUMN PT Bio Farma, Nusantics keluarkan mBioCov-19
Setelah sukses meluncurkan BioCoV-19 generasi pertama (05/20), kini Nusantics bersama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Bio Farma berkomitmen penuh dalam berinovasi dengan meluncurkan mBio-Cov-19 generasi kedua (09/20). mBioCoV-19, yaitu alat uji PCR yang dapat mendeteksi varian Omicron (B.1.1.529) dalam sampel swab. Kerja sama ini dimulai sejak awal pandemic Covid-19 pada 2020 lalu.
Direktur Utama PT. Bio Farma, Honesty Basyir mengatakan bahwa mBiocov-19 memiliki keunggulan dalam mendeteksi varian-varian virus covid-19, “mBioCov-19 sudah tervalidasi memiliki desain akurat yang mampu mendeteksi berbagai mutasi dan yang terakhir, 100% dapat mendeteksi varian Omicron,” tegas Honesty.
Pada Juni 2021 PT. Bio Farma dan Nusantics meluncurkan BioSaliva yang menggunakan metode kumur yang ramah bagi anak-anak dan lansia. Sama halnya seperti alat uji PCR dengan metode swab nasal dan nasofaring, BioSaliva juga dapat mendeteksi varian Covid-19, termasuk varian Delta dan Omicron. Hingga saat ini, terdapat lima juta kit mBioCov-19 dan BioSaliva yang telah didistribusikan oleh PT. Bio Farma.
Berikut data pengujian in silico terhadap 141 data sampel dari GISAID yang dilakukan oleh Nusantics dengan menggunakan mBioCoV-19.
Nama Varian / Mutasi Jumlah whole genome sequences yang dianalisa Profil Mutasi Konklusi
B.1.1.529 (Omicron) 141
• Pada primer RdRp F: 100% sama
• Pada primer RdRp R: 100% sama
• Pada probe RdRp: 100% sama
• Pada primer helicase F: 100% sama
• Pada primer helicase F: 100% sama
• Pada primer helicase R:100% sama
• Pada probe helicase:100% sama Dapat mendeteksi setidaknya 100% variant B.1.1.529
Nusantics mengembangkan sebuah teknologi yang dapat memprediksi arah mutasi Covid-19, yaitu dengan menggunakan helicase dan RdRp sebagai target gene, sehingga memberikan akurasi yang tinggi. Helicase dan RdRp merupakan gen target inti dari virus SARS-CoV-2 yang memberikan informasi tentang enzim penting dalam replikasi virus.
Seperti yang dikatakan oleh Revata Utama, co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) Nusantics, “Meskipun virus tersebut bermutasi, dengan menguji gen target helicase dan RdRp, akan diperoleh data-data RT-PCR yang akurat terkait varian virus,” ujarnya.
Mengingat banyaknya mutasi di daerah gen target seperti gen Nucleocapsid (N) dan gen Spike (S) yang dapat mengurangi sensitivitas dari alat uji Covid-19, maka alat uji yang beredar di pasaran pun tidak semuanya dapat mendeteksi seluruh variannya.
Seperti yang dikatakan oleh Revata bahwa kemampuan riset dan teknologi dalam memprediksi mutasi virus yang digunakan dinilai cukup advanced, sehingga tidak semua perusahaan R&D dapat mendesain dan memproduksi alat uji tersebut. (IS/AD)