DEPOK, MEDIAINI.COM – Universitas Indonesia yang sudah puluhan tahun berlokasi di Depok, melakukan berbagai aktivitas pengabdian masyarakat di Depok, bahkan tidak sedikit dari “warga”nya juga bermukim di Depok, membuat Universitas Indonesia (UI) merasa memiliki ikatan emosi yang dalam tentang kota ini.
Sebagai salah satu wujud kepedulian UI terhadap kota ini adalah dengan dilakukannya kerja sama antara UI, dalam hal ini melalui Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Pemerintah dalam rencana pengembangan destinasi wisata bersejarah di kawasan Depok Lama. Program pelestarian situs dan sejarah kota Depok ini difokuskan pada Kawasan Heritage Depok Lama yang ke depannya akan menjadi destinasi wisata bersejarah di Kota Depok.
Rencana pengembangan Kawasan Heritage Depok Lama ini disampaikan oleh Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono pada pertemuan dengan Dekan FTUI, Hendri D.S. Budiono pada 28 Oktober 2021 yang lalu.
“Semua perencanaan yang tengah disusun ini juga melibatkan Pemerintah Belanda melalui Kedutaan Besar Belanda di Indonesia. Ke depannya kami ingin Kota Depok menjalin kerja sama dalam bentuk sister city dengan Belanda. Harapannya dengan dibangunnya destinasi wisata sejarah Depok Lama ini, ke depannya Depok dapat menjadi kota destinasi wisata budaya bagi wisatawan asing dan dapat mendongkrak laju perekonomian di Kota yang menjadi terasnya UI ini,” ujar Imam.
Rencana pengembangan destinasi wisata in disambut baik dan mendapat dukungan dari Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns. Pada pertemuan dengan FTUI dan Pemerintah Kota Depok pada Kamis, (11/11) yang lalu, ia menyampaikan, “Masyarakat Belanda memiliki hubungan yang sangat erat dengan saudara tuanya di Depok. Kami berharap kerja sama yang strategis dengan Pemerintah Kota Depok segera terwujud dimana FTUI berperan sebagai kolaborator dengan kemampuan para ahli yang mumpuni.”
Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, selaku Guru Besar Departemen Arsitektur, FTUI turut menambahkan, ia mengatakan bahwa Kota Depok memiliki beberapa etnis yang mendiami, ada Belanda, Cina, Sunda, Betawi, dan banyak lainnya. Hal ini menjadikan Kota Depok memiliki sejarah Budaya yang beragam. Keberagaman yang ada tersebut meninggalkan jejak pada berbagai bangunan bersejarah yang dapat dilihat hingga saat ini.
“Salah satu jejak sejarahnya dapat dilihat di Jalan Pemuda. Dalam kerja sama ini, FTUI berperan untuk menyiapkan kajian terkait revitalisasi peninggalan sejarah di daerah Depok Lama,” imbuh Prof. Kemas yang juga pakar aspek sosial budaya dalam Arsitektur-Heritage dan Cagar Budaya.
Lebih jauh, Hendri yang merupakan Dekan FTUI menjelaskan bahwa Kota Depok pada masa kolonial Belanda menjadi salah satu kawasan strategis yang menghubungkan Batavia dengan kawasan lain di Pulau Jawa. Sebab lokasi Depok yang sangat strategis ini, Hendri mengatakan bahwa Depok memiliki banyak peninggalan sejarah terutama dari masa kolonial Belanda.
“Selain melibatkan FTUI dan Pemerintah Belanda, nantinya program revitalisasi ini juga akan melibatkan komunitas-komunitas dan pengusaha. Sehingga, Kota Depok dapat menghadirkan dengan sempurna kawasan destinasi wisata budaya peninggalan sejarah Belanda di Depok. FTUI dan Pemkot Depok juga akan merancang Museum Wisata Sejarah akan berisi budaya-budaya Depok dari segi religius keislaman dan budaya sejarahnya berupa peninggalan benda sejarah di Kota Depok,” lengkapnya.
“Saya kira rencana revitalisasi bangunan sejarah kota Depok sudah cukup baik karena melibatkan lembaga pendidikan dalam hal ini FTUI dan Departemen Arsitektur, masyarakat, para pemerhati perkembangan kota Depok, para pemerhati sejarah dan heritage kota Depok, dan juga melibatkan Kedutaan Besar Belanda. Sehingga, perencanaan dan pelaksanaan revitalisasi kota lama Depok itu bisa dilakukan bersama-sama dan manfaatnya dirasakan bersama-sama juga oleh seluruh masyarakat,” ujar kata Ketua Departemen Arsitektur FTUI, Dalhar Susanto.
Dalhar Susanto juga mengatakan bahwa selama ini, Pemerintah Kota Depok juga telah menjalin kerja sama dengan FTUI, khususnya dengan Departemen Arsitektur, untuk berbagai macam studi atau kajian terkait dengan pengembangan kota Depok secara umum, tidak hanya kawasan heritage.
Pada kesempatan berbeda (18/11), Ikatan Alumni FTUI (ILUNI FTUI) bersama Fusi Foundation dan FKA Global menyerahkan Hibah Teknologi Digital Surface Model (DSM) dan Digital Terrain Model (DTM) yang berfungsi untuk melakukan pemetaan 3D kawasan Heritage Depok Lama. Hibah teknologi ini merupakan bentuk dukungan penuh para alumni FTUI akan rencana revitalisasi yang direncanakan. (AD/FD)