JAKARTA, MEDIAINI.COM – YouTube menggulirkan pembaruan pada fitur aplikasi dengan menghilangkan jumlah ‘dislike’ dalam setiap video yang diunggah para penggunanya. Keputusan YouTube menghapus jumlah dislike ini dibuat untuk menjaga dan melindungi para pembuat konten dari perundungan alias bully warganet yang tidak menyukai video tersebut. Dengan demikian, para penonton video di Youtube tidak bisa lagi melihat jumlah dislike yang berada di setiap video.
Meski begitu, pembuat konten video tetap bisa melihat jumlah dislike dari penonton secara privat melalui dashboard akun YouTube mereka, tepatnya melalui panel Studio Analytics di tab Interaksi. Hal ini ditujukan agar para pembuat konten dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi.
Pernyataan Resmi YouTube
Agar tidak terjadi spekulasi tentang kebijakan baru ini, Matt Koval selaku Head Creator Liaison YouTube pun memberikan penjelasan terkait alasan penghapusan jumlah dislike untuk para penonton YouTube. “Pembaruan dari YouTube adalah tombol dislike tetap ada tetapi jumlah dislike kini privat,” ujar Koval dalam saluran YouTube Creator yang dikutip Mediaini.com pada Jumat (12/11).
Di sisi lain, penghilangan dislike ini dilakukan Youtube karena adanya protes tentang penyerangan video yang memang menargetkan tombol tidak suka, sehingga mempengaruhi merugikan vendor yang menjalin kerja sama dengan si pembuat konten.
Koval menjelaskan bahwa kebijakan tersebut datang berdasarkan tim riset di YouTube telah menemukan bahwa fitur dislike di video kerap digunakan pengguna untuk menjatuhkan suatu video tertentu. Serangan terhadap video yang ingin dijatuhkan reputasinya ini disebut Koval dilakukan secara terkoordinasi.
“Ini biasanya terjadi karena mereka tidak menyukai kreator atau ide yang diperjuangkannya. Ini masalah besar karena bagian dari misi YouTube adalah memberi kesempatan kepada semua orang untuk berkreasi,” imbuh Koval.
Sudah Terencana
Untuk mengatasi ‘pembunuhan’ karakter para pembuat konten tersebut, YouTube pada awal 2021 telah melakukan eksperimen dengan membuat jumlah dislike menjadi privat. Setelah dianalisis, ditemukan pengurangan serangan terencana itu.
Koval mengklaim, kebijakan baru YouTube ini juga secara keseluruhan dapat mengurangi stres dan rasa malu jika jumlah dislike ini tidak terlihat oleh publik. Tapi di sisi lain, imbuh Koval, aturan ini tetap membuat penonton dapat menekan tombol dislike dan hal tersebut akan digunakan untuk menyesuaikan rekomendasi penonton. Tapi meskipun penonton mungkin menggunakan jumlah dislike untuk mengetahui apakah video layak ditonton atau tidak, tim YouTube mengumpulkan data dari jutaan penonton dan video selama eksperimen, dan mereka tidak menemukan perbedaan berarti pada penayangan terlepas penonton bisa melihat jumlah dislike atau tidak.
“Dengan kata lain, tidak penting jika video memiliki banyak jumlah dislike atau tidak, video masih ditonton orang,” papar Koval.
Tidak Terkait YouTube Rewind
Sebelum Koval memberikan pernyataan resminya, beredar spekulasi yang menyebutkan bahwa kebijakan baru YouTube ini merupakan buntut YouTube Rewind (kaleidoskop tahunan YouTube) yang tidak disukai banyak orang. “Tidak (terkait), meskipun ada beberapa tim di internal yang masih sulit untuk menerima kenyataan bahwa YouTube Rewind yang kami buat disambut banyak dislike,” sambungnya.
Melalui kebijakan baru ini, Koval berharap dapat melindungi semua kreator dan memastikan mereka memiliki kesempatan untuk sukses dan merasa aman di platform YouTube.
“Semoga perubahan ini membuat pra creator lebih nyaman, saya yakin Anda akan terbiasa dan selalu ingat bahwa platform lain bahkan tidak memiliki tombol dislike,” tandasnya. (Tivan)