SEMARANG, MEDIAINI.COM – Kehadiran pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang luar biasa. Berbagai aspek kehidupan terdampak termasuk sektor ekonomi. Kondisi ekonomi yang tidak stabil ini tidak dapat dipungkiri memberikan pengaruh yang signifikan bagi perekonomian seluruh masyarakat tak terkecuali penyandang disabilitas.
Pembatasan kegiatan selama pandemi tak memadamkan semangat belajar di Roemah Difabel. Selama pandemi Roemah Difabel dan Komunitas Sahabat Difabel tetap melakukan kegiatan namun dilakukan secara terbatas. Kegiatan pembelajaran harus untuk mengindari pengulangan pelajaran-pelajaran yang telah diberikan, mengingat mayoritas penyandang difabel di Roemah Difabel menyandang disabilitas intelektual. Dengan kegiatan yang bersifat terbatas, penyandang difabel yang diperkenankan masuk hanya yang mengikuti pelajaran menjahit saja.
Banyak cara yang dilakukan oleh penyandang disabilitas untuk bertahan hidup di masa pandemi. Tak sedikit juga yang tidak bisa bertahan hingga mereka harus mengorbankan menjual perabotan rumahnya. Di masa pandemi seperti ini, Roemah Difabel dan Komunitas Sahabat Difabel secara konstan mengajak para penyandang difabel untuk terus bertahan dengan bekal pelatihan-pelatihan yang sudah sudah diberikan oleh Roemah Difabel.
Roemah Difabel memberikan pelatihan-pelatihan umum yang dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Salah satunya pembuatan telur asin rempah yang dalam sekali pembuatan dapat menghasilkan 100-200 butir. Setelah memproduksi, teman-teman disabilitas menjualnya secara mandiri namun jika mereka tidak mampu, pihak Roemah Difabel akan membantu memasarkannya. Dengan penjualan telur asin rempah secara rutin, hal tersebut sangat membantu teman-teman disabilitas untuk bertahan hidup.
Peningkatan kapasitas penyandang disabilitas membutuhkan dukungan berbentuk keterampilan dan kemampuan wirausaha. Semangat untuk terus belajar, pantang menyerah, serta melakukan inovasi dalam proses produksi menjadi kekuatan dalam ekonomi disabilitas. Beberapa produk yang telah dihasilkan teman-teman difabel antara lain: masker, telur asin rempah, tas, totebag, sprei, sabun cuci piring, sabun cuci tangan, pembersih lantai, dan eco enzyme.
Pemasaran produk-produk hasil produksi teman-teman difabel dipasarkan melalui online dengan menggunakan sosial media Instagram, Whatsapp, dan Facebook. Selain itu, mereka juga memasarkannya lewat pameran walaupun hanya pameran skala kecil. Dengan mengikuti pameran, Roemah Difabel juga membuka peluang untuk menjual produk mereka.
Mendampingi penyandang disabilitas bukanlah perkara yang mudah. Suka duka pasti dialami para pendamping penyandang disabilitas. Melihat teman-teman disabilitas tumbuh dan berkembang menjadi difabel yang mandiri, tangguh, dan berkarya menjadi kesenangan tersendiri bagi para pendamping. Dari yang awalnya tidak bisa berbicara sampai mereka dapat berbicara berkat pelajaran yang diberikan seperti pelajaran public speaking, budi pekerti, dan lain sebagainya.
“Dukanya ketika anak- anak disabilitas mengalami penurunan dalam tingkat disabilitasnya seperti sakit, penurunan fungsi otot yang menyebabkan terganggunya aktivitas. Duka yang saya alami lainnya yakni ketika ada teman difabel yang mementingkan diri sendiri daripada memntingkan kepentingan bersama.” Ujar Noviana Dibyantari pengasuh Roemah Difabel.
Bagi Noviana yang menjadi kunci dalam bertahan menjadi pengasuh teman disabilitas yaitu komitmen dan konsisten disertai dengan passion yang kuat. Hanya dengan semangat pelayanan, semangat kerendahatian dan semangat melihat orang lain maju. Baginya, kunci untuk tetap bertahan yakni mencintai pekerjaannya, mencintai pelayanannya, serta merasa bertanggung jawab terhadap yang ia perjuangkan. Membantu advokasi teman-teman disabilitas agar mereka setara, inklusif, tangguh serta berkarya.
Roemah Difabel terus bejuang menggerakan donatur untuk mengembangkan kegiatan yang salah satunya yakni membatik. PLN memberikan bantuan berupa peralatan-peralatan membatik. Donatur dari orang tua teman difabel juga meminjamkan rumah dan merenovasi rumah produksi yang nantinya akan memandirikan teman-teman disabilitas. “Rumah produksi sebentar lagi akan kami lauching untuk kegiatan khusus menjalankan proses produksi seperti membatik, menjahit, salon, dan lain sebagainya” jelas Noviana.
Harapan sebagai pengelola dan pengurus Roemah Difabel serta Komunitas Sahabat Difabel dengan penguatan ekonomi disabilitas di masa pandemi ini tentunya akan menjadi kekuatan bersama. Ketika menghadapi tantangan dan kesulitan mereka selalu ulet, berjuang, bertahan, dan berupaya mencari terobosan baru untuk membuka wawasan dan cakrawala.