SEMARANG, MEDIAINI.COM – Manusiabiasa menjadi salah satu wadah untuk edukasi kesehatan mental. Pasalnya, masalah kesehatan mental di Indonesia memang masih tabu untuk dibicarakan, hal ini mengakibatkan banyaknya penderita gangguan kesehatan mental yang akhirnya memilih untuk menutup diri dari keluarga bahkan lingkungan sekitar. Di Indonesia menurut Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.
Dari permasalahan platform Manusiabiasa asal Semarang hadir berupaya mengedukasi. Manusiabiasa hadir dengan semangat optimisme yang yakin bahwa generasi Indonesia pasti bisa menjadi jauh lebih baik lagi dalam kesehatan mental hingga mampu mengembangkan diri pada potensi terbaik setiap individu.
Manusiabiasa Sebagai Pengembangan Diri
View this post on Instagram
Manusiabiasa adalah platform belajar kesehatan mental dan pengembangan diri generasi muda Indonesia. Mereka selalu percaya bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk bertumbuh dan berkembang lebih baik lagi, karena setiap #perubahandimulaidarikamu. Leonardus Devi Heryanto selaku CEO dan pendiri dari Manusiabiasa mengatakan bahwa maksud dari perubahan dimulai dari kamu adalah pastinya setiap perubahan akan dimulai dari diri masing-masing, untuk selalu berbenah dan berjuang, jika bukan dari diri sendiri pasti tidak akan berubah.
“Bahwa setiap perubahan pasti dimulai dari diri masing-masing pribadi, untuk mau dan berusaha bersama-sama berbenah, kalau bukan diri sendiri lalu siapa lagi,” ucapnya.
Manusiabiasa Bikin Program Gratis dan Berbayar
Manusiabiasa memiliki kegiatan rutin secara gratis yang bisa diikuti bagi para peserta, seperti live instagram, diskusi singkat di hari Senin, Rabu dan Sabtu di grup komunitas telegram yang terbuka untuk umum, hingga saat ini sudah mencapai 3,500 member yang bergabung. Selain itu, ada juga kegiatan meeting bersama yang diisi dengan saling mendengarkan, menceritakan, berbagi pengalaman.
Mereka juga punya kegiatan seperti meet up langsung yang dilakukan satu hingga dua bulan sekali. Tidak hanya itu, Manusiabiasa punya beberapa program seperti Sashimi (saatnya sharing mingguan), dan Lots of Love yang menghadirkan bahwa para peserta tidak sendirian. Pada akun instagram @manusiabiasa.org juga menghadirkan konten-konten edukasi.
Sedangkan program yang berbayar yakni konseling dengan Psikolog yang ahli, ada tiga paket konseling yang ditawarkan dengan sesi dan waktu konseling yang berbeda-beda, yaitu paket kenalan dengan harga Rp 149 ribu, paket bahagia harga Rp 419 ribu, dan paket puas dibanderol sebesar Rp 699 ribu.
Leo menjelaskan dengan adanya program-program tersebut jadi punya solusi alternatif yang ternyata beberapa orang punya permasalahan yang sama, dan bisa sebagai referensi juga bagi Manusiabiasa untuk membantu orang-orang yang punya masalah kesehatan mental.
“Jadi punya alternatif solusi bahwa ternyata ada juga orang yang punya permasalahan yang sama, bisa sebagai referensi untuk bagaimana kita akan membantu teman-teman yang punya masalah,” ujar Leo.
Manusiabiasa memiliki harapan kedepanya agar bisa menjadi salah satu alternatif solusi untuk bisa dinikmati semua orang dan memberi dampak sampai pelosok negeri, serta ingin berkonstribusi terjun langsung secara nyata
Manusiabiasa Edukasi Pentingnya Kesehatan Mental
Seperti yang diketahui jika masalah kesehatan mental di Indonesia masih kurang perhatian penuh dari masyarakat sendiri. Beberapa stigma buruk pun muncul di kalangan masyarakat seperti orang yang punya masalah kesehatan mental justru dicemooh oleh orang lain, menrut Leo stigma-stigma buruk itu terjadi karena di Indonesia hampir tidak ada pendidikan tentang kesehatan mental sejak dini, jadi orang-orang tidak terbiasa untuk membahas hal yang memang sebenarnya penting untuk diri masing-masing.
“Stigma tersebut karena di Indonesia hampir tidak ada pendidikan kesehatan mental sejak dini. Dari TK, SD, SMP, SMA tidak ada edukasi kesehatan mental, hanya sebatas tes psikotes saja. Tidak terbiasa untuk ngomongin hal yang memang sebenarnya penting untuk kita,” ucap Leo.
Menurut Leo meskipun banyak yang belum mengerti soal kesehatan mental, namun saat ini pergerakannya sudah cukup membaik, apalagi di masa pandemi ini jika ingin konseling ke Psikolog yang ada di beberapa Puskesmas sudah bisa menggunakan BPJS, hal ini sangat membantu bagi yang terkendala di masalah dana. Kesehatan mental juga harus diseimbangkan dengan prioritas yang lain, karena kesehatan mental tidak bisa berdiri sendiri, harus ada integrasi di setiap lini agar masalah ini semakin membaik.
Leo pun mengatakan kepada teman-teman yang sedang memiliki masalah kesehatan mental bahwa diri sendiri itu berharga, dari muda hingga tua mereka semua berharga, tidak perlu khawatir karena diluar sana akan ada yang siap membantu mereka.
“Merayakan manusia, bahwa kamu berharga. Setiap manusia pasti berharga, entah dari muda hingga tua, jangan sampai merasa bahwa sendirian, ada diluar sana yang akan siap membantu mereka. Setiap diri kita yang kita lakukan apapun yang telah terjadi tidak mengurangi keberhargaan kita saat ini dan hingga mati nanti.” tutupnya. (Izra Seva)