JAKARTA, MEDIAINI.COM – PPKM Jawa-Bali kembali diperpanjang oleh Presiden Joko Widodo. Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali terhitung mulai 31 Agustus hingga 6 September. Dalam pemaparan yang disampaikan Selasa (30/8) malam kemarin, Jokowi juga menyampaikan penambahan jumlah daerah dengan status level 2, dari yang sebelumnya ada 10 kabupaten/kota menjadi 27 kabupaten/kota.
Cek Daftar 27 Kabupaten/Kota PPKM Jawa-Bali Level 2
27 Kabupaten/kota tersebut dianggap telah memenuhi pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terkait kriteria tertentu yang menyebabkan suatu daerah masuk kategori level 2. Kriteria itu yakni, angka kasus positif Covid-19 antara 20 dan kurang dari 50 orang per 100.000 penduduk per minggu. Kemudian, jumlah rawat inap di rumah sakit antara lima hingga kurang dari 10 orang per 100.000 penduduk per minggu. Kriteria terakhir jumlah angka kematian kurang dari dua orang per 100.000 penduduk di daerah tersebut.
Berikut daftar 27 Kabupaten/kota yang masuk PPKM Level2, dikutip dari Inmendagri :
- Banten : Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak.
- Jawa Barat: Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut.
- Jawa Tengah: Kabupaten Rembang, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kabupaten Jepara, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Batang, Kabupaten Demak.
- Jawa Timur: Kabupaten Tuban, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Pamekasan, Kota Pasuruan.
PPKM Jawa-Bali Berdampak, Kasus di Luar Jawa pun Menurun
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapjan kasus Covid-19 di sebagian wilayah luar Pulau Jawa Bali mengalami penurunan. Penurunan terjadi di seluruh provinsi, yakni Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Di Sumatera, kasus aktif turun sebesar -42,17 persen, sementara di Nusa Tenggara turun tajam -65,36 persen.
“Di Kalimantan, kasus aktif turun dari tanggal 9-30 Agustus -51,75 persen, Sulawesi -47,34 persen, dan Maluku Papua -29,9 persen. Sejalan dengan nasional terjadi perbaikan,” kata Airlangga dalam konferensi pers, Senin (30/8/2021).
Airlangga menyebut terdapat 20 kabupaten/kota yang mengalami tren penurunan mobilitas, sementara 9 kabupaten/kota lainnya mengalami peningkatan. Penurunan mobilitas terjadi di Dumai, Medan, Rokan Hulu, Pringsewu, Banggai, Banda Aceh, Lampung Selatan, Siak, Luwu Timur, Samarinda, dan Merangin. Sedangkan 9 kabupaten/kota dengan mobilitas yang meningkat adalah Bandar Lampung, Pekanbaru, Pematangsiantar, Jambi, Sumba Timur, Kupang, Jayapura, Padang, dan Palembang.
Terdapat 20 kab/kota dengan tren penurunan mobilitas yang melandai, walau turunnya kurang dari 10 persen,” bebernya. Penurunan kasus aktif Covid-19 mempengaruhi asesmen level PPKM. Tercatat, ada 3 provinsi turun dari asesmen level 4. Padahal di tanggal 18 Agustus, masih terdapat 7 provinsi. Empat provinsi yang masih masuk dalam asesmen level 4 adalah Sulawesi Utara, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Wilayah PPKM Jawa-Bali Level 3 Bertambah
View this post on Instagram
Presiden Jokowi menyebut beberapa wilayah yang mengalami penurunan level PPKM, seiring mulai menurunnya kasus positif di wilayah tersebut. “Untuk wilayah Jawa-Bali terdapat penambahan wilayah aglomerasi yang masuk level 3, yakni Malang Raya, dan Solo Raya. Sehingga wilayah yang masuk ke dalam level 3 pada penerapan minggu ini adalah Aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya dan Surabaya Raya, Malang Raya dan Solo Raya,” ujar Jokowi.
Untuk Semarang Raya turun ke level 2, sehingga secara keseluruhan di Jawa-Bali ada perkembangan yang cukup baik, level 4 dari 51 kabupaten kota menjadi 25 kabupaten kota.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menguungkapkan jika kondisi perekonomian nasional mulai pulih dengan cepat. “Pemulihan yang cepat tercermin dari survei Mandiri Institute yang menunjukkan peningkatan indeks belanja dan kunjungan ke tempat belanja di Jawa Bali,” jelasnya.
Pemulihan juga terlihat dari mobilitas masyarakat untuk kegiatan ritel dan rekreasi yang meningkat. “Berbagai perkembangan baik yang kita capai harus kita syukuri bersama, namun kita semua harus kembali waspada karena masih banyak negara lain di dunia ini masih menghadapi peningkatan kasus yang tinggi,” paparnya. (Alfahri)