MEDIAINI.COM – Film Selesai garapan Tompi resmi tayang pada 13 Agustus 2021 di Bioskop Online ramai dibicarakan. Pasalnya, menuai pro dan kontra, Selesai mengisahkan perselingkuhan dalam rumah tangga. Dibintang oleh Gading Marten sebagai Broto dan Ariel Tatum sebagai Ayu. Kondisi nyata yang digambarkan dengan masa pandemi membuat hubungan gelap Broto dan Anya yang diperankan oleh Anya Geraldine selama setahun terungkap. Tentu, hadirnya film ini memancing komentar positif dan negatif karena nyata hadir dalam lingkungan.
Lewat akun Twitter @dr_tompi, Tompi selaku sutradara memberikan sedikit komentar tentang karya filmnya. Menurutnya, film ini memang tampil secara jujur, apa adanya, dan berani untuk menjadi liar ketika membawa salah satu permasalahan yang begitu dekat dengan kehidupan masyarakat, keluarga dan perselingkuhan.
Film Selesai Angkat Realita dan Suguhkan Sinematografi yang Menarik
View this post on Instagram
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa alur cerita masalah rumah tangga yang dirasa biasa, dalam film ini terlihat bernyawa. Hal ini berkat Tompi dan tim sinematografi dalam menyajikan gambar-gambar yang kalem dan artistik. Menariknya, Tompi dan tim Beyoutiful Pictures memanfaatkan satu lokasi saja. Ini menjadi salah satu strateginya menghasilkan karya film saat masa pandemi dan PPKM. Lalu, mengakalinya dengan banyak adegan one shot. Dengan banyak adegan on shot itu pun hasil yang disajikan tidak bertele-tele, cepat panas, dan mind-blowing.
Pada awalnya, film Selesai menggunakan tone agak kekuningan, namun semakin lama, film ini memakai tone yang lebih cerah dan lebih jelas. Pergantian tone ini seakan-akan mau merepresentasikan bagaimana pola hubungan yang digambarkan, rumit tapi akhirnya terlihat jelas. Respons yang didapatkan pun dari positif hingga negatif. Banyaknya komentar miring yang dilemparkan justru mampu mendongkrak film ini. Banyak yang akhirnya penasaran dan ingin tahu bagaimana alur cerita dan visual yang disuguhkan.
Biaya Produksi Film Selesai Capai Milyaran dan Proyeksi Keuntungan
View this post on Instagram
Belum diketahui pasti, berapa total biaya produksi film Selesai garapan rumah produksi Beyoutiful Pictures. Namun, untuk genre komedi atau romance di Indonesia, rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan sebuah film mencapai kisaran angka 2 hingga 3 miliar.
Berdasarkan hasil penelusuran Mediaini, menyoal besaran biaya, ada beberapa faktor yang memengaruhi. Mulai dari lamanya jadwal syuting untuk menghitung biaya operasional hingga bayaran para artis dan aktor yang bermain. Biasanya, pemain kelas satu mematok honor sekitar Rp250 juta hingga Rp500 juta. Kategori berikutnya ada pada kisaran Rp100 juta – Rp200 juta. Sementara pemain-pemain baru rerata nilai kontraknya di bawah angka Rp100 juta.
Baca Juga : Nama Adhisty Zara Trending Lagi, Segini Honornya Main Film Layar Lebar
Apalagi, jika aktor yang dimainkan sempat memenangkan Piala Citra Festival Film Indonesia. Maka, bayarannya akan semakin tinggi. Dengan begitu, walau film ‘Selesai’ hanya berkisar di tiga lokasi, yakni kamar mandi, halaman rumah dan ruang tamu, tetap saja modal produksi yang dikeluarkan cukup tinggi. Sebab,aktor Gading Martin yang didaulat jadi pemeran utama malang melintang di dunia perfilman dan pernah memenangkan penghargaan aktor terbaik Piala Citra 2018.
Pengamatan Mediaini, harga tiket bioskop streaming yang dikenakan adalah Rp.40.000,- maka pendapatan kotor film berada di kisaran angka Rp4.000.000.000 atau 4 miliar untuk hitungan minggu. Tentu, akan terus bertambah jika film Selesai ini pun terus jadi tontonan pencinta film drama.
Senada yang disampaikan oleh Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), jika bisnis film online dapat menguntungkan, mengingat aktivitas menonton film sudah bisa dilakukan mudah. Selain itu, distribusi film yang semakin besar karena semakin banyak platform digital, meningkatnya kecepatan internet juga ikut mendongkrak. Pengguna platform digital yang semakin banyak juga turut menyumbang peningkatan pendapatan. (Izra Seva/Arlina Laras)
Sumber Gambar : Akun Instagram @beyoutifulpictures.production