JAKARTA, MEDIAINI.COM – Bisnis Tyna Kanna Mirdad ternyata sudah dirintis sejak tahun 2015. Tak heran jika hingga kini masih disibukkan dengan aktivitas bisnis makanan kecilnya, Bite & Yum. Tercatat jika akun bisnis kulinernya di media sosial bahkan telah mencapai 19 ribu pengikut.
Selain menjadi pebisnis, sosoknya memang tak asing bagi penggemar dunia kecantikan. Ibu dua anak ini sudah lebih dulu mengawali karirnya sebagai beauty influencer. Bahkan, perempuan kelahiran 29 Januari 1990 juga dipercaya untuk mempromosikan beragam produk kecantikan atau endorse.
Berdasarkan penelusuran Mediaini, Tyna mengaku bahwa dalam memasarkan jualan makanan beku berupa bitterballen pertamanya, ia harus berhutang agar mendapatkan modal.
Bisnis Tyna Kanna Mirdad Berawal dari Modal Pinjaman
View this post on Instagram
Sudah lima tahun, bisnis makanan beku milik adik ipar aktris Nana Mirdad itu berjalan. Bisnis Tyna Kanna Mirdad ini berfokus pada bitterballen yaitu penganan ringan yang gurih sejenis kroket yang ukurannya kecil dan bisa dimakan dalam satu kali suapan.
Berbeda dengan artis lainnya yang sudah punya modal sebelum menjalani bisnis, menurut hasil penelusuran Mediaini, menemukan bahwa untuk memulai bisnis makanan ringannya ini, Tyna berangkat dari pinjaman modal yang kecil: hanya sebesar Rp 3 juta untuk menjajakan dan memperkenalkan bisnisnya ke sebuah bazaar.Penting diingat, ketika melakukan pinjaman kepada pihak lain. Ini harus dibarengi dengan sikap tanggungjawab untuk membayarkannya.
Kini, bisnis Bite & Yum dipasarkan Tyna melalui media sosial, menyita perhatian publik, dan makin lama jumlah pesanan semakin banyak.
Dengan begitu untuk tetap menjaga kualitasnya sebagai makanan beku, penjualan bitterballen buatan Tyna, hanya dilakukan dalam bentuk pre-order dan hanya tersedia di aplikasi ojek online bagian makanan dengan jarak tempuh maksimal 25km.
Bisnis Tyna Kanna Mirdas Punya Kunci Sukses
Tidak hanya soal produk, Tyna juga memperhatikan aspek pemasaran. Menurutnya, amatlah penting untuk menunjukkan kehadiran produk di media sosial agar masyarakat bisa tahu tentang bisnis yang dijalankan. Hal tersebut terbukti dari akun bisnisnya yang rutin menampilkan konten.
“Terlebih sekarang, hidup di era digital benar-benar membukakan pintu bagi siapa saja untuk lebih mudah memasarkan sebuah produk ke publik. Oleh karena itu, buatlah konten yang menarik untuk menunjukkan digital presence produk kamu. Foto dan videonya harus dibuat secara niat dan bagus agar dapat menarik calon pembeli,” ungkapnya.
Menyoal harga, bisnis makanan bekunya dijual per-kemasan, mulai dari Rp 58 ribu sampai Rp 190 ribu tergantung jumlah isi dan varian yang dipilih.
Selain berbisnis di bidang kuliner, diketahui bahwa bisnis Tyna Kanna Mirdad juga merambah di bidang kosmetik dengan merilis makeup organizer.
Tips Bisnis Tyna Kanna Mirdad yang Berhasil Jadi Mompreneur
Bagi sebagian perempuan memiliki penghasilan sambil merawat keluarga di rumah tidaklah semudah yang dibayangkan. Pasalnya, untuk sukses menjalankan bisnis, wanita juga memerlukan usaha yang lebih gigih atau kekuatan ganda.
Meski telah sukses menjalani kehidupannya sebagai mompreneur, Tyna mengatakan tetap menghormati posisi suami sebagai kepala rumah tangga dan tidak melupakan kewajiban sebagai seorang Ibu di rumah.
Diketahui, dalam menjalankan bisnisnya, adik ipar Nana Mirdad dan Naysila Mirdad itu biasa mencuri waktu setelah mengantarkan anak ke sekolah. Selain itu, menurutnya, kunci untuk menjadi seorang mompreneur adalah memiliki tujuan terlebih dahulu.
Seperti yang dijelaskan oleh Perencana Keuangan Financial Advisor Independent Yosephine P.Tyas bahwa penting untuk mengetahui tujuan dari pendanaan rumah tangga untuk mompreneur. Pasalnya, sebagai ibu rumah tangga, perempuan sering kali diberikan tanggung jawab untuk mengelola keuangan keluarga. Sehingga, kebutuhan dan tujuan keuangan keluarga dapat terpenuhi.
Menurut Tyna, langkah yang paling penting untuk menjadi pebisnis adalah menjalankan suatu bisnis di bidang yang memang disukai. Dengan begini, Selain itu, penting sekali mencari partner yang bisa diandalkan untuk memudahkan berkolaborasi. (Arlin Laras)