JAKARTA, MEDIAINI.COM – Relaksasi PPnBM 100 persen akan habis pada akhir Agustus ini. Asosiasi perusahaan industri otomotif di dalam negeri, Gaikindo, berharap pemerintah memperpanjang kebijakan terssebut. Seperti diketahui, PPnBM 100 persen ditujukan untuk 21 mobil di bawah 1.500 cc yang produksi Indonesia dengan kandungan lokal minimal 70 persen. Kebijakan ini seharusnya diberlakukan pada Maret – Mei, namun pada Juni diperpanjang hingga Agustus.
Menurut Gaikindo kebijakan PPnBM 100 persen telah efektif meningkatkan penjualan mobil dan berdampak positif pada berbagai hal lain. Pada Maret tercatat 84 ribu mobil terjual, naik dari Februari sebanyak 49 ribu unit.
Kemudian pada April penjualan nyaris 79 ribu unit, lalu terjadi penurunan pada Mei 54 ribu unit, Juni 72 ribu unit, dan Juli 66 ribu unit. Penurunan pada tiga bulan terakhir disinyalir akibat masa libur Lebaran dan penerapan Pemberlakuan Pembarasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
PPnBM 100 persen Minta Diperpanjang Hingga Akhir Tahun
Risen Institute for Strategic Initiatives (ISI) pada Mei-Juni dari Institute for Strategic Initiatives (ISI) memaparkan relaksasasi PPnBM 100 persen telah mendukung momentum pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produk domestik bruto, meningkatkan pendapatan rumah tangga, menambah kesempatan kerja, dan meningkatkan penerimaan negara.
Luky Djani, salah satu peneliti ISI, menyampaikan, insentif PPnBM tidak hanya menguntungkan industri otomotif tetapi juga berdampak luas di sektor hulu dan hilir. “Di sini kami melihat bahwa kita perlu memikirkan terutama dari Kemenperin dan Kemenko Perekonomian agar kebijakan ini dilanjutkan,” kata dia saat webminar Webinar “Evaluasi Dampak Program Relaksasi PPnBM DTP Kendaraan Bermotor”, Kamis (19/8/2021).
Ketua Gaikindo, Yohannes Nangoi, mengatakan sejauh ini pihaknya belum meminta secara resmi kepada pemerintah untuk memperpanjang insentif PPnBM 100 persen, namun dia berharap hal itu bisa bisa terjadi. “Kami baru memberi isyarat-isyarat sedikit ke pemerintah, karena saya tau pemerintah lagi repot sekarang, ada kemungkinan tidak diperpanjang? Setelah melihat presentasi ISI ini kelihatannya kebijakan tersebut menguntungkan semua pihak,” ujar Nangoi.
Dampak Jika PPnBM 100 persen Tidak Diperpanjang
Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto, mengungkapkan beberapa hal yang akan terjadi jika PPnBM 100 persen tidak diperpanjang. Yang sudah pasti terjadi adadalah menurunkan penjualan mobil yang belakangan sedang mengalami kenaikan.
“Kalau tidak diperpanjang bagaimana? Harga mobil naik, khususnya yang 21 jenis itu. Ya orang yang tadinya mau beli kan ga jadi mau beli. Bukan mustahil angka 75-85 ribu unit (penjualan bulanan semasa PPnBM 100 persen) bisa turun ke 60 ribu unit, ini perkiraan,” ucap Jongkie.
Tidak hanya berdampak pada pengusaha, penurunan minat masyarakat untuk membeli mobil diyakini juga bisa menurunkan pendapatan pemerintah dari pajak seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPn) dan Bea Balik Nama (BBN) serta Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Jongkie berharap PPnBM 100 bisa diperpanjang setidaknya sampai awal tahun depan.
Gaikindo menargetkan penjualan mobil bisa mencapai 750 ribu unit hingga akhir tahun ini. Namun, target tersebut nampaknya sulit untuk tercapai melihat kondisi dalam negeri belum kondusif karena pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM yang masih berlangsung sampai saat ini. (Alfahri)