JAKARTA, MEDIAINI.COM – Keputusan pemerintah untuk sekolah tatap muka berlangsung bulan Juli 2021 masih jadi polemik. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim yang memutuskan hal tersebut dilakukan bertepatan dengan tahun ajaran baru.
Menurut Nadiem sekolah pilihan terakhir setelah PPKM Mikro diterapkan. Apalagi tempat publik lain sudah dibuka terlebih dahulu, seperti mal, bioskop dan perkantoran.
Mantan bos Gojek itu mengatakan pilihan pembelajaran tatap muka terbatas sudah dimulai sejak Januari 2021 laku. Namun, pihak orang tua murid dilibatkan untuk menentukan apakah anaknya dapat kembali hadir atau daring.
Respons Positif Sekolah Tatap Muka
Menanggapi kemauaan Kemendikbudristek, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan respons positif. Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan sekolah tatap muka harus dijalankan dengan ekstra hati-hati berdasarkan arahan Presiden Jokowi.
Karena, penyebaran Covid-19 di sejumlah daerah masih belum sepenuhnya bisa ditekan. Bahkan, belakangan ramai diberitakan adanya lonjakan drastis di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, dan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Maka dari itu, Presiden Jokowi menyatakan belajar tatap muka boleh dilaksanakan secara terbatas, dengan tetap mengedepankan keselamatan murid dan guru. Pemerintah juga masih mengupayakan pemerataan vaksinasi untuk 5,6 juta guru dan tenaga pendidik di seluruh wilayah Indonesia, sebelum akhir tahun ini.
Putuskan Jam Belajar Sekolah Singkat
Dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/6) malam, Budi Gunadi menyebutkan sesuai arahan peesiden, penerapan sekolah tatap muka yang dilakukan harus secara terbatas, dengan jumlah maksimal 25% dari semua jumlah murid. Seminggu hanya boleh dilakukan dua kali saja dan waktunya maksimal 2 jam.
“Jadi seminggu hanya boleh dua kali dilakukan tatap muka. Setiap hari maksimal hanya dua jam,” ujar Budi Gunadi Sadikin.
Kementerian Kesehatan sendiri menargetkan semua guru sudah menerima vaksinasi Covid-19 sebelum sekolah tatap muka dimulai. Budi Gunadi Sadikin menambahkan opsi untuk menghadirkan anak ke sekolah ditentukan sendiri oleh orang tua murid.
Arahan Presiden Jokowi terkait sekolah tatap muka yang akan digelar terbatas dengan kapasitas 25 persen dan waktu terbatas dinilai positif oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Riza memastikan bahwa pendidikan bagi anak adalah sesuatu yang penting. Masukan-masukan dari Presiden Jokowi atau pemerintah pusat akan segera ditindaklanjuti oleh Pemprov DKI Jakarta.
Sementara pengamat pendidikan, Indra Charismiadji menanggapi bahwa keputusan semolah tatap muka pada tahun ajaran baru, Juli 2021 mendatang dapat memperburuk kondisi.
“Menurut saya memaksakan sekolah tatap muka di kondisi yang justru semakin memburuk ini sama saja tidak menghargai nyawa,” kata Indra Charismiadji.
Yang membuat Indra ragu akan berhasil adalah jumlah vaksinasi tenaga pendidik yang belum mencapai target saat ini. Indra pun meminta pemerintah untuk mempertimbangkan ulang.(Ken)
Discussion about this post