JAKARTA, MEDIAINI.COM – Mengkhawatirkan kondisi sebaran Covid-19 di kota Bangkalan dan Kudus disebut tinggi dan jadi perhatian pemerintah. Informasi tercatat jika RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu, Bangkalan, Madura, Jawa Timur menutup layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) sejak Sabtu (5/6) hingga sekarang. Hal tersebut terpaksa dilakukan lantaran angka kasus positif COVID-19 di Bangkalan, Madura mengalami lonjakan yang sangat signifikan.
Kabar terbaru, kasus penyebaran Covid-19 di Bangkalan meningkat hingga lima kecamatan, 100 orang positif Corona dan 30 meninggal, dalam sehari. Dari pesan berantai yang beredar di berbagai kalangan, lima kecamatan dengan kasus Covid-19 tertinggi, yakni di Kecamatan Arosbaya, Tongguh, Sepuluh, Klampis, Geger.
Satgas Covid-19 Bangkalan Konfirmasi Kabar Hoax di Pesan Berantai
Namun kabar tersebut langsung dibantah oleh Jubir Satgas COVID-19 Bangkalan, Agus Sugianto Zein. Menurut Agus, baru ada tiga kecamatan dengan kasus meningkat, yaitu Arosbaya, Klampis, dan Bangkalan. Sedangkan kabar 100 orang positif tidak dirilis, karena tidak valid. Hingga Minggu (6/6) kasus yang terdata baru 25 orang positif Covid-19. Untuk tenaga kesehatan meninggal tiga orang.
Tiga nakes yang meninggal juga dari fasilitas pelayanan kesehatan di tiga kecamatan dengan kasus Covid-19 tertinggi. Yakni RSUD Bangkalan 2 orang dan di puskesmas 1 orang.
Dari data Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur pada Sabtu (5/6), kasus kumulatif positif covid-19 di Jatim mencapai 156.050, bertambah 244 kasus. Sebanyak 142.727 dinyatakan sembuh, 1.793 masih dirawat dan 11.530 meninggal dunia.
Untuk data di Bangkalan, tercatat 1.754 kasus. 1.520 dinyatakan sembuh, 178 meninggal dunia dan sebanyak 56 pasien masih dirawat. Agus Sugianto Zain mengungkap, rata-rata pasien yang terpapar Covid-19 di Bangkalan baru masuk ke rumah sakit saat kondisinya sudah parah. Hal itu yang diduga sebagai penyebab banyaknya pasien Covid-19 di Bangkalan tidak bisa bertahan lama dan kemudian meninggal dunia usai mendapat perawatan.
Persebaran Covid-19 Tinggi karena Warga Abai
Agus menyebutkan, awalnya seminggu dua kasus meninggal. Temuan ini yang mempengaruhi Bangkalan masuk zona merah. “Karena ada rumusnya. Ini lebih dari itu, lebih dari dua. Dan presentasenya begini, dari 10 orang dari 15 orang yang meninggal, setelah dibawa ke rumah sakit (RSUD Bangkalan), kurang dari 24 jam dirawat, namun sudah meninggal,” kata Agus.
Agus juga membeberkan, Pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak lantaran kesadaran masyarakat di Bangkalan memang sangat rendah terhadap informasi waspada Covid-19. Pasien enggan memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit kalau tidak dengan gejala berat.
Selain itu, melonjaknya kasus Covid-19 hingga banyak yang meninggal dikatakan Agus karena dipengaruhi perilaku masyarakatnya sendiri. Masih banyak warga menganggap kebal dari virus corona hingga mereka abai dengan protokol kesehatan dan kondisi kesehatan mereka sendiri.
Padahal, rumah sakit yang menangani Covid-19 di Bangkalan hanya tiga, RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu dan dua rumah sakit swasta. Jika ketiga sudah penuh, maka pasien dirujuk ke rumah sakit di Surabaya. “Yang ditunjuk memang cuma RSUD Bangkalan, tapi Pemkab minta dukungan RS swasta, yakni RS Ngudia Husada dan RS Lukas. Itu pun kapasitas bed-nya terbatas,” terang Agus Sugianto Zain.
Selama sepekan terakhir, kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, melonjak usai libur Lebaran 2021. Sebelumnya, pada Kamis (3/6), terdapat 7 kasus baru Covid-19, 5 kasus pada Jumat (4/6), dan 4 kasus pada Sabtu (5/6).
Kudus Masuk Kategori Zona Merah
Sementara di kota Kudus, Jawa Tengah kasus aktif Covid-19 semakin bertambah. Pada Senin (7/5) siang dari corona.jatengprov.go.id diketahui jumlah kasus aktif corona di Kudus mencapai 1.747 orang. Naik 69 kasus dari hari sebelumnya atau Minggu (6/6), 1.678 kasus.
Jumlah yang meninggal juga meningkat menjadi 743 orang. Hari sebelumnya hanya 716 orang, atau meningkat 27 orang. Kini Kudus berstatus zona merah. Sejumlah hal yang menyebabkan kasus Covid-19 melonjak drastis di antaranya kesadaran warga terhadap protokol kesehatan hingga puncaknya adalah ziarah dan silaturahmi saat Lebaran.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa lonjakan kasus Covid-19 di Kudus diperparah dengan banyaknya tenaga kesehatan di wilayah itu yang saat ini positif menderita Covid-19, yaitu sebanyak 189 orang. Jumlah kasus positif Covid-19 di Kudus melonjak secara signifikan dalam waktu sepekan. Kenaikannya disebut mencapai 30 kali lipat, yakni dari 26 kasus menjadi 929 kasus.(Ken)
Discussion about this post