JAKARTA, MEDIAINI.COM – Pandemi virus corona membuat bisnis ritel babak belur. Jumlah ritel yang terpaksa mengurangi jumlah gerainya atau gulung tikar selama masa pandemi covid-19 terus bertambah lantaran daya beli masyarakat belum juga membaik.
Bukannya untung, perusahaan ritel yang berusaha untuk bertahan pun membukukan ‘rapor merah’ sepanjang 2020 hingga Mei 2021.
Akibatnya, perusahaan ritel terkenal, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) memutuskan untuk menutup seluruh gerai Giant yang ada di Indonesia mulai akhir Juli 2021 mendatang.
Giant Ubah Fokus Usaha
Manajemen HERO berencana akan mempertahankan bisnisnya dengan fokus mengembangkan usaha ke ranah IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket. Perseroan akan mengubah hingga lima gerai Giant menjadi IKEA sebagai langkah strategis perusahaan.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pihak HERO juga sedang mempertimbangkan untuk mengubah sejumlah gerai Giant menjadi gerai Hero Supermarket.
Dalam keterangan resmi, pada Selasa (25/5) Direktur HERO Hardianus Wahyu Trikusumo, mengatakan alasan perusahaan adalah sebagai respons cepat serta tepat dari perusahaan yang diperlukan untuk beradaptasi terhadap perubahan dinamika pasar, terlebih terkait beralihnya konsumen Indonesia dari format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir, sebuah fenomena yang juga terjadi di pasar global.
Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) Patrik Lindvall menjelaskan bahwa keputusan perseroan untuk menutup dan menghentikan operasional Giant pada akhir Juli 2021 sudah dipikirkan secara matang.
“Tentu saja pengambilan keputusan ini tidak dalam waktu semalam. Kami sudah mempelajari tren di industri hipermarket selama bertahun-tahun, tidak hanya di Indonesia tapi juga secara global dan regional,” jelas Patrik Lindvall kepada wartawan, Selasa (25/5).
Sampai dengan 3 bulan pertama tahun ini, HERO masih mencatatkan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,64 miliar, lebih rendah dari kerugian di triwulan I-2020 sebesar Rp 43,55 miliar.
Kerugian ini dapat ditekan mengingat perseroan berhasil menurunkan beban usaha menjadi Rp 514,89 miliar dari sebelumnya Rp 774,48 miliar. Sedangkan, dari sisi pendapatan masih terkoreksi 32% menjadi Rp 1,76 triliun dari tahun sebelumnya Rp 2,60 triliun.
Giant Tutup Karyawan Menangis
Kabar penutupan semua gerai ritel Giant pun menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial seperti Twitter, TikTok, Instagram dan Facebook.
Melalui media sosial, karyawan yang sudah lama menggantungkan hidup dari ritel raksasa itu punengungkap kesedihannya. Karyawan Giant Dramaga Bogor, Jawa Barat menangis haru dan saling berpelukan menyambut rencana penutupan tempat mereka bekerja selama ini
Reaksi karyawan terlihat dari salah satu unggahan pegawai Giant, Shinta Puspita, di media sosial TikTok @shinta84.66.
Shinta memperlihatkan para karyawan duduk rapi memerhatikan pengumuman atasannya secara daring melalui sebuah layar besar.
Tak hanya itu, Shinta juga bercerita dalam videonya betapa Giant adalah sebuah perusahaan yang baik dan sangat memanusiakan para karyawannya.
Akun tersebut bahkan mengatakan meskipun pandemi Covid-19, gaji dan tunjangan hari raya (THR) hingga bonus mereka dibayar penuh.
“Akhirnya semua berakhir…RAKSASA tumbang #giantclosing #giant #tutuptoko #closingstore,” tulis @shinta84.66 dalam keterangan video pada Selasa (25/5).
Manajemen Perhatikan Nasib Karyawan
Patrik Lindvall mengatakan akan berkomunikasi lebih lanjut dengan para karyawan yang terdampak penutupan tersebut. Menurutnya, keputusan untuk menutup seluruh gerai Giant merupakan keputusan bisnis demi kepentingan jangka panjang perseroan.
“Kami akan memastikan bahwa proses komunikasi dengan seluruh karyawan kami yang terdampak oleh perubahan ini akan berlangsung dengan penuh empati dan rasa hormat,” ungkap Patrik Libdvall.(Ken)
Sumber Gambar : ilustrasi Pixabay
Discussion about this post