JAKARTA, MEDIAINI.COM – Publik dihebohkan dengan pemberitaan obat molnupiravir yang disebut bisa sembuhkan COVID-19. Pasalnya, hingga saat ini belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Para peneliti di seluruh dunia pun masih berlomba-lomba dan terus menguji beragam jenis obat untuk memberantas virus asal Wuhan, China itu.
Obat Molnupiravir yang disebut ampuh bisa sembuhkan COVID-19 jadi harapan baru bagi publik. Sebagai informasi, obat ini dikembangkan oleh perusahaan farmasi bioteknologi Ridgeback Biotherapeutics LP dan Merck & Co. Lalu benarkah faktanya obat molnupiravir dapat menyembuhkan COVID-19?
Cek Fakta Obat Molnupiravir Sembuhkan COVID-19
Dilansir dari Jurnal Nature Microbiology, tim peneliti dari Georgia State University (GSU), Amerika Serikat awalnya menemukan bahwa obat molnupiravir ampuh dalam melawan virus influenza.
Bahkan, obat molnupiravir inilah yang dikembangkan dalam mencegah dan mengobati SARS-CoV dan MERS pada awal 2000-an silam yang juga melumpuhkan dunia. Sebelumnya, obat ini terbukti berfungsi mengatasi virus-virus yang menggunakan RNA-dependent RNA polymerase, yang juga dimiliki oleh SARS-CoV-2.
Molnupiravir saat ini sedang dikembangkan oleh Merck & Co bersama Ridgeback Biotherapeutics LP. Menurut situs resmi Merck, molnupiravir baru menyelesaikan uji klinis tahap dua dan masih dalam penelitian.
Dijelaskan oleh dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, obat antiviral molnupiravir saat ini masih dalam tahap uji coba. Pengujian dilakukan karena obat ini dapat bekerja melawan virus yang hampir sama dengan virus corona.
“Studi-studi sebelumnya menunjukkan, obat ini dapat bekerja melawan virus yang menggunakan RNA-dependent RNA polymerase yang juga dimiliki oleh SARS-CoV-2,” ucap dr. Astrid.
Wajib Tahu, 4 Fakta Obat Molnuvirapir
1. Uji klinis belum lolos tahap 3
Seperti telah diinformasikan sebelumnya, Merck sampai sekarang baru saja menyelesaikan uji klinis fase kedua. Uji dilakukan terhadap 202 orang dewasa yang terinfeksi virus corona tanpa gejala. Hasilnya, sebanyak 182 partisipan yang melakukan tes swab PCR setelah mengonsumsi obat tersebut menunjukkan penurunan jumlah virus dalam tubuh.
Berdasarkan uji klinis tersebut, orang dengan infeksi Covid-19 yang diberikan molnupiravir bisa bersih dari virus setelah lima hari. Namun meski demikian, hasil studi lengkap masih bersifat rahasia dan belum dapat dibagikan. Merck kini masih mempersiapkan molnupiravir untuk uji klinis fase 3.
2. Empat orang mengalami efek samping
Empat dari 202 responden dewasa yang menjadi uji klinis dikabarkan mengalami efek samping serius dari obat molnupiravir. Mercks mengatakan, masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut apaka efek samping tersebut murni ditimbulkan akibat obat. Perusahaan berwenang juga belum memaparkan secara rinci penyebab dan efek samping seperti apa yang timbul.
3. Telah diuji pada hewan
Molnupiravir juga diujikan kepada hewan sebelum diberikan ke manusia. Hewan diberi molnupiravir lebih lama dan dengan dosis yang lebih tinggi (mh/Kg) dibandingkan ke manusia. Berdasarkan pengujian itu, molnupiravir tidak menyebabkan perubahan kromosom atau gen (mutagenik) dan tidak bersifat merusak genetik dalam sel (genotoksik).
4. Diberikan ke pasien OTG dan bergejala
Kepala Petugas Medis Laboratorium Riset Merck, Roy Baynes mengatakan akan meneruskan uji klinis fase 3 obat molnupiravir. Obat ini akan diberikan kepada pasien Covid-19 tanpa gejala dan pasien Covid-19 bergejala di rumah sakit.
“Kami terus membuat kemajuan di fase uji klinik 2/3. Kami mengevaluasi obat molnupiravir baik di pasien tanpa gejala yang tidak dirawat di rumah sakit, maupun yang menjalani rawat inap, kami juga berencana memberikan pembaruan bila perlu,” tutup Roy Baynes.(Ken)
Sumber Gambar : Dokumentasi Merckgroup website
Discussion about this post