JAKARTA, MEDIAINI.COM – Mau tahu cara petugas penyegatan jeli membedakan pemudik atau bukan?Pasalnya, keinginan masyarakat untuk mudik masih terus tinggi meskipun larangan. Antrian di titik penyegatan pun tak pernah sepi. Polri/TNI dan tim gabungan satgas covid-19 dengan cepat skrining pemudik atau bukan untuk melintas titik penyegatan. Hasilnya, ada yang lolos atau terpaksa gagal putar balik kembali pulang.
Bagi masyarakat yang terindikasi mudik, khususnya yang melalui jalur darat, akan diminta putar balik ke daerah asal. Hal tersebut ditegaskan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi. “Sejak kemarin kami bersama kepolisian, TNI, Satpol PP, turun ke lapangan mulai membuat penyekatan di check point yang telah disepakati,” kata Budi kepada wartawan Sabtu (8/5).
Namun hingga memasuki hari ketiga periode pelarangan mudik atau H-5 Lebaran, Sabtu (8/5) masih banyak masyarakat yang memaksa ingin mudik.
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Istiono menyatakan dalam pelaksanaan Operasi Ketupat 2021 sudah ada sekitar 70 ribu kendaraan yang terindikasi mudik Lebaran selama tiga hari penyekatan. Kendaraan tersebut diperiksa dengan cara petugas penyegatan menskrining yang tidak memenuhi persyaratan perjalanan atau terindikasi mudik.
Jumlah kendaaraan yang diminta putar balik hasil dari petugas penyekatan di 381 titik yang tersebar dari Sumatera hingga Bali. Istiono menjabarkan volume arus kendaraan yang keluar dari Jakarta terus mengalami penurunan, baik menuju Jawa maupun Sumatera. Kendaraan yang keluar Jakarta lebih banyak didominasi angkutan logistik atau barang. Volume arus kendaraan yang menuju Jawa mengalami penurunan sebanyak 73 persen. Kemudian yang menuju Bandung, Jawa Barat, turun sampai 78,3 persen.
Cara Mendeteksi Kendaraan Pemudik
Budi Setyadi mengatakan, Polri/TNI dan tim gabungan Satgas Covid-19 bekerja dengan maksimal untuk mencegah pemudik yang nekat. Menurutnya secara kasat mata petugas bisa membedakan mana yang tujuan mudik atau bekerja. Misalnya mobil pribadi membawa barang muatan, atau kendaraan minibus plat hitam kok KTP-nya beda-beda, itu pasti travel gelap.
Pola yang dilakukan masyarakat yang akan mudik saat ini sama seperti tahun lalu. Banyak masyarakat yang tinggal di Karawang tapi bekerja di Jakarta dan begitu pula sebaliknya.
Yang menjadi permasalahan adalah penyekatan sepeda motor di perbatasan Karawang. “Jadi kalau motor itu berplat B atau T itu kita lebih memberikan toleransi, apalagi jika bisa menunjukkan surat keterangan dari tempatnya bekerja,” ucap Budi Setyadi.
Tapi jika plat G, plat R, atau yang lain terlihat membawa barang seperti tas ransel yang terindikasi mudik, maka pasti diminta putar balik.(Ken)
Discussion about this post