BANDUNG, MEDIAINI.COM – Bagi pecinta seni lukis tentu tidak asing dengan sosok seniman Popo Iskandar. Seniman yang melahirkan karya-karya yang menakjubkan ini menjadi salah satu tokoh pendidik seni Indonesia, kritikus Sastra Sunda, dan penulis esai.
Popo Iskandar juga dikenal sebagai pelukis ternama yang sangat esensial dalam menangkap objek untuk melahirkan karya yang memukau.
Lewat karyanya, Popo Iskandar melakukan penggalian psikologs untuk menampilkan esensi dan ekspresi objek yang akan dilukis.
Dengan demikian, karakter objek seninya bisa diungkapkan secara khas. Tidak heran, seluruh karyanya banyak diincar oleh pecinta seni tanah air hingga mancanegara.
Sayangnya maestro lukis ini tutup usia di Bandung pada tanggal 20 Januari 2000 di umur 72 tahun.
Di bulan November pada tahun yang sama diresmikannya sebiah griya seni yang menampilkan beragam karya peninggalan Popo Iskandar, tempat ini diberi nama sesuai dengan nama sayang maestro, Griya Seni Popo Iskandar.
Griya Seni yang Menyimpan Lukisan Popo Iskandar
Griya Seni Popo Iskandar, yang akrab dikenal dengan nama singkatnya GSPI, merupakan museum seni yang menyimpan lukisan-lukisan karya Popo Iskandar.
Semua yang ditampilkan di griya ini merupakan koleksi museum dan karya Popo Iskandar.
Gedung ini dulunya merupakan tempat tinggal Popo Iskandar sewaktu masih hidup. Selain menjadi museum, GSPI juga sering dijadikan tempat untuk pameran kontemporer.
Peran keluarga sangat besar dalam berdirinya griya ini, semua biaya pembangunan GSPI ini pun sepenuhnya dari keluarga.
GSPI terus berusaha tetap eksis megingat Bandung tidak memiliki banyak griya seni. Dengan adanya griya ini, bisa menjadi wadah bagi pecinta seni Bandung untuk belajar dan mengenal sosok maestro lukis Popo Iskandar.
Maestro Lukis Pecinta Kucing
Selain dikenal sebagai pelukis handal, orang-orang biasanya juga mengenal Popo Iskandar sosok pecinta kucing. Banyak dari karya lukisannya yang mengambil tema kucing dalam berbagai pose.
Dalam serial objek kucing ini Popo Iskandar menggali banyak esensi berbagai gerak kucing untuk insipirasi karyanya.
Diantaranya, karakter kucing sebagai binatang jinak, lucu, indah, bahkan juga bisa memancarkan sifat-sifat misterius.
Namun sebenarnya, hewan yang jadi objek lukisannya tidak hanya cuma kucing. Terkadang ia juga menggambar ayam jago dan macan.
Popo sendiri dianggap sebagai seniman yang memiliki gaya yang optimalis yang mana melihat sebuah objek pada esensinya.
Selain lukisan, GSPI memiliki koleksi buku-buku seni yang cukup banyak dan dapat dimanfaatkan oleh pengunjungnya.
Di GSPI juga kita bisa melihat bingkai-bingkai repro cover buku puisi yang dibuat oleh Popo. Di GSPI ini juga terkadang diadakan forum diskusi dan workshop yang mampu menambah pengetahuan para pengunjungnya tentang seni.
Diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia
Gedung GSPI diresmikan pada 17 November 2000 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia I Gede Ardika.
Griya hadir bertujuan untuk mengenang, menyimpan karya-karya Popo Iskandar, memperkenalkan karya, dan juga sebagai tempat untuk mengadakan pameran bagi seniman-seniman lain.
Popo Iskandar terkenal dengan karya-karyanya yang tersebar di beberapa negara, yang membuat orang tidak akan pernah lupa akan karyanya walaupun ia sudah tiada. tidak heran, setiap mahakarya Popo Iskandar selalu diburu oleh para pecinta seni Tanah Air hingga Mancanegara.
Jadi, jika sedang berada di Bandung dan kamu merupakan pecinta seni maka kamu harus berkunjung ke salah satu museum seni yaitu Griya Seni Popo Iskandar (GSPI) yang berada di J. Dr. Setiabudhi No. 235B, Bandung. Tempat ini Buka Senin-Jumat, pukul 10.00-16.00.
Sedangkan untuk tiket masuk, Griya seni Popo Iskandar tidak memungut biaya apapun alias gratis. (Wahyu Septiadi Hutomo/AD)
Discussion about this post