JAKARTA, MEDIANI.COM – Jelang ramadan, sejumlah harga dan pasokan bahan pokok terpantau stabil. Hanya minyak goreng menjadi salah satu komoditas yang harganya dipastikan bakal merangkak naik.
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, memasuki periode supercycle di masa pandemi Covid-19, harga minyak goreng dan sejumlah komoditas lainnya akan naik. Periode supercycle adalah masa dimana lonjakan permintaan untuk beragam komoditas, yang menyebabkan kenaikan harga. Kondisi ini biasanya akan diikuti oleh jatuhnya permintaan.
Menurut Lutfi, ekonomi Indonesia secara makro akan terdorong dengan adanya fenomena supercycle, berkat kenaikan harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO). Artinya, Indonesia menjadi penjual CPO terbesar di dunia, tetapi secara mikronya ada kenaikan harga minyak goreng karena harga feedstock-nya.
“Karena harga CPO-nya Indonesia penjual terbesar di dunia, yang biasanya USS$ 600-700 hari ini lebih dari US$ 1.000,” kata Muhammad Lutfi di Jakarta, Rabu (7/4).
Harga CPO sudah naik sekitar 87,5% secara tahunan. Pada saat ini, harga CPO bisa mencapai Rp15.000 per kilogram. Angka ini naik drastis dari rata-rata harga CPO pada tahun lalu yang menurut Lutfi hanya berada dikisaran Rp8 ribu per kilogram.
Meski demikian, Lutfi meyakinkan jika supercycle ini sebenarnya akan membawa banyak manfaat bagi perekonomian Indonesia. Penilaian itu diberikannya dengan dasar bahwa Indonesia pernah mengalami supercycle selama 10 tahun pada periode 2004-2014.
Harga minyak yang tadinya USD 13 bisa jadi USD 55 dengan kenaikan hampir 7 kali lipat pada tahun 2020, antara bulan Maret sampai bulan Desember.
Dikutip dari laman infopangan.jakarta.go.id, harga rata-rata minyak goreng curah di Jakarta sebesar Rp 14.111/kg pada Rabu (7/4). Untuk harga tertinggi terdapat di Pasar Jembatan Lima sebesar Rp 16.000/kg. Sedangkan untuk harga terendah ada di Pasar Jembatan Lima, yaitu sebesar Rp 12.000/kg.
Harga Bawang dan Cabai akan Turun
Sementara itu, Muhammad Lutfi menyatakan untuk puasa ramadan dan Idul Fitri 2021 bahan pangan seperti bawang dan cabai aman dari lonjakan harga jika terjadi gagal panen. Selain stok ketersediaannya mencukupi Lutfi juga menyebut kemungkinan jika harga komoditas bahan makanan potensi turun saat terjadi musim panen.
Untuk menjaga kestabilan harga bahan, Muhammad Lutfi telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi kemungkinan adanya gagal panen. Dia tak mau harga bawang dan cabai mendadak alami peningkatan gara-gara terjadi gagal panen. “Cabai ini barang yang sangat bergejolak ketika panen dan panceklik. Jadi saya bersama-sama dengan pengelola Pasar Jaya sedang mencari alternatif supaya barang ini bisa disimpan lebih lama,” ujar Muhammad Lutfi..
Salah satu strategi yang tengah disiapkan yakni terkait pola tanam, khususnya untuk komoditas cabai. Itu dilakukan agar harga cabai tidak meroket saat ketersediaan stok menipis.
Dikatakan Lutfi, strateginya agar memisahkan pola tanamnya, supaya jangan pada saat panen harga cabai jatuh, dan ketika barang tidak ada harga naik.(Ken)
Sumber Gambar : ilustrasi Pixabay
Discussion about this post