JAKARTA,MEDIAINI.COM – Nama pecatur Irene Kharisma Sukandar sedang ramai di perbincangkan setelah berseteru dengan Dewa Kipas atau Dadang Subur. Berawal dari respons Irene pada penutupan akun Dewa Kipas di Chess.com. Irene Sukandar mengatakan polemik tentang Dewa Kipas yang mencoreng nama para pecatur profesional Indonesia.
Tepatnya pada Minggu, 14 Maret 2021, Dewa Kipas melayangkan surat terbuka untuk keberatan atas respons Irene. Selain itu, mengutarakan niatnya untuk menantang Irene sebagai pembuktian keahliannya bermain catur. Plus pernyataan Dewa Kipas yang secara implisit mengungkapkan jika catur dapat menghasilkan uang namun lewat perjudian.
Irene Buktikan Catur Bisa Jadi Pilihan Hidup
Padahal, dari dunia caturlah Irene Kharisma Sukandar bisa menggapai prestasi, memperoleh penghargaan, menempuh pendidikan hingga mendapat pekerjaan. Menurut Irene, menjadi pemain catur profesional ada uangnya, salah satu contoh ia dipercaya sebagai masuk tim pelatnas, dibayar oleh negara. Keuntungan lain yang didapat, dari S1 di Universitas Gunadarma sampai S2 di Webster University Amerika Serikat, dua-duanya di jalani Irene melalui program beasiswa.
“Dari sisi pekerjaan, banyak teman-teman saya ataupun atlet catur lain yang bisa mendapat pekerjaan dari instansi yang cukup baik, dari instansi swasta maupun pemerintah mereka istilahnya dikejar-kejar untuk bekerja disana,” ungkap Irene Kharisma Sukandar.
Wanita kelahiran 7 April 1992 itu pun menyayangkan pernyataan orang yang menyebut catur tidak bisa untuk hidup. Irene diketahui mulai bermain catur saat berusia tujuh tahun dengan turnamen internasional pertamanya pada usia sembilan tahun. Mengutip en.chessbase.com, pada usia dua belas tahun, dia bermain di Olimpiade Calvia pada tahun 2004, dan memperoleh medali perak.
Peringkat FIDE pertamanya adalah 2010 kemudian memperoleh gelar Women Grand Master (WGM) pada usia enam belas tahun 2008 di Olimpiade Dresden, Jerman. Ia juga mencatatkan sebagai wanita pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita.
WGM adalah gelar yang diberikan oleh FIDE (Federation Internatonale des Eshecs) atau federasi olahraga catur dunia kepada para pecatur wanita berprestasi. Women Grandmaster adalah gelar tertinggi di kategori putri. Di bawah WGM, terdapat gelar Women International Master (WIM), kemudian Women Fide Master (WFM), dan terakhir Women Candidate Master (WCM).
Kalahkan Dewa Kipas Tiga Babak
Setelah mengundang Dewa Kipas, Deddy Corbuzier pun menggelar pertandingan catur Dadang Subur melawan Irene Kharisma di Podcast miliknya. Pertandingan catur antara Grand Master Wanita (WGM) asal Indonesia melawan Dadang Subur alias Dewa Kipas itu pun berlangsung Senin (22/3) hari ini. Duel ini berawal dari kecurigaan Irene tentang kemampuan Dewa Kipas yang mengalahkan Gothamchess dalam aplikasi catur.
Tak tanggung-tanggung, hadiah Rp. 300 juta sudah disiapkan. Hadiah tidak hanya untuk pemenang, tapi yang kalah juga akan mendapatkan bagiannya. Menang Rp 200 juta, kalah Rp 100 juta dengan ketentuan pajak ditanggung masing-masing.
Duel WGM Irene dan Dewa Kipas yang tayang di channel YouTube Deddy Corbuzier ini memecahkan rekor live dengan penonton terbanyak. Deddy Corbuzier tak menyangka duel Dewa Kipas dan Irene Kharisma Sukandar disambut antusias penonton. “Biasanya kan sepak bola yang ditunggu-tunggu. Tapi kali ini catur wah,” ujarnya.
Tak sedikit orang yang antusias dengan duel tersebut. Bahkan saat Deddy Corbuzier menggelar polling pemenang, ada 357.000 netizen yang terlibat. Sebanyak 79 persen memberikan dukungan untuk Dewa Kipas. Sedangkan sisanya, sejumlah 21 persen untuk Irene Kharisma Sukandar.(Ken)
Sumber Gambar : Tangkapan Layar YouTube Deddy Corbuzier
Discussion about this post