SEMARANG, MEDIAINI.COM – Menjaga gigi sangat penting sebagai bagian dari menjaga kesehatan diri. Sebagai alat pencernaan yang memiliki tugas mengoyak makanan agar mudah dicerna oleh lambung, gigi tentu sangat rentan mengalami kerusakan.
Dilansir dari situs kemenkes.go.id, Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa masalah gigi yang sering dialami oleh masyakarat Indonesia adalah gigi rusak, berlubang, atau sakit dengan presentase 45,3 %. Angka tersebut lebih besar dari penyakit dengan penyebab gusi bengkak dan keluar bisul yang mencapai angka 14 %.
Penyebabnya masyakarat Indonesia belum membiasakan untuk datang ke dokter gigi dengan rentang waktu rutin minimal enam bulan sekali. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi menggerakkan Mutia Ulfa untuk membentuk Komunitas Senyum Sehat.
Dengan berbekal ilmu yang didapat dalam Ilmu Kedokteran Gigi, wanita yang kerap disapa Mutia ini memberikan edukasi mengenai pentingnya untuk rutin ke dokter gigi.
Komunitas yang Peduli Kesehatan Gigi
View this post on Instagram
Berdiri sejak tahun 2017, Komunitas Senyum Sehat didirikan ketika Mutia masih menginjakkan kaki di bangku perkuliahan.
Berawal dari kepedulian sosial dengan masalah seputar gigi, Mutia membentuk sebuah gerakan yang mengajak teman-temannya untuk mengikuti jejaknya. Kegiatan sosial yang difokuskan untuk mengedukasi masyakarat dipelosok daerah sekitar Kota Semarang ini bertujuan agar masyarakat lebih memperhatikan kesehatan gigi dan mulut.
“Banyak yang beranggapan bahwa hanya dengan sikat gigi saja sudah dapat mencegah munculnya gigi berlubang, namun hal itu perlu diperhatikan kembali. Sudah berapa sering kah membersihkan gigi? Dua sampai tiga kali sehari masih kurang untuk merawat gigi. Minimal menggosok gigi bisa dilakukan saat mandi pagi dan sore, saat ingin tidur, dan ketika habis makan. Di tambah dengan rutin pergi ke dokter minimal enam bulan sekali.” Tutur Mutia.
Mutia yang sekarang ini telah menyelesaikan perkuliahannya merasa senang, nantinya kegiatan dari Komunitas Senyum Sehat bukan hanya penyuluhan saja melainkan dapat melakukan pemeriksaan di tempat-tempat yang di datangi. Menurut Mutia pemeliharaan gigi bukan hanya gigi berlubang saja tetapi karang gigi juga perlu diperhatikan.
Penyuluhan ke desa-desa dengan relawan-relawan dari Komunitas Senyum Sehatpun rutin diadakan. Namun karena adanya pandemic, menyebabkan terhentinya kegiatan tersebut.
Tidak hanya penyuluhan ke desa saja, sekolah dan panti asuhan juga kerap didatangi oleh Komunitas Senyum Sehat dan menjadi kegiatan yang rutin dilakukan oleh Komunitas Senyum Sehat.
Bahkan dari kegiatan tersebut, masyarakat jadi mulai rutin pergi ke dokter gigi meskipun tidak enam bulan sekali.
Kerap Berkolaborasi dengan Komunitas Lain
View this post on Instagram
Bersama teman seperkuliahannya, Mutia memberikan edukasi disekitaran Kota Semarang. Biasanya Komunitas Senyum Sehat tidak melakukan kegiatan sendirian, seringkali Komunitas Senyum Sehat mengajak dari komunitas lain untuk ikut bergabung. Salah satunya adalah dari Komunitas Arsa Semarang.
Seperti yang dilakukan Komunitas Senyum Sehat bersama Komunitas Arsa Semarang di SDN 1 Leban beberapa waktu lalu, kegiatan bukan hanya mengadakan pemeriksaan gigi saja namun juga diisi dengan kegiatan penyuluhan kesehatan seperti cara memcuci tangan dengan baik dan benar, membaca di mobil iqra dan memotivasi anak-anak untuk terus belajar agar semua cita-cita yang diinginkan dapat tercapai.
“Memang kepedulian untuk datang memeriksa kesehatan gigi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali masih terus kami tingkatkan kembali. Namun ada salah satu desa yang pernah dikunjungi Komunitas Senyum Sehat baru mengetahui kalau ada profesi sebagai dokter gigi. Momen seperti ini justru menempel dalam ingatan kami semua yang terlibat dalam kegiatan tersebut.” Kenang Mutia.
Mutia menambahkan bahwa cita-cita terbesar dari Komunitas Senyum Sehat dapat menyadarkan bahwa pentingnya merawat gigi dengan datang ke dokter gigi.
Selain itu, Komunitas Senyum Sehat juga berharap bisa terus memberikan kontribusi dalam kesehatan khususnya untuk masalah gigi bagi masyarakat Indonesia. (Wahyu Septiadi Hutomo/Aprilia)
Discussion about this post