JAKARTA, MEDIAINI.COM – Di tengah kompetisi sejumlah negara dengan kebutuhan vaksin Covid-19, Presiden Jokowi optimistis vaksinasi di Indonesia bisa selesai dalam 1 tahun. Ia memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk bekerja cepat dalam proses penyebaran vaksinasi kepada seluruh masyarakat Indonesia. “Saya juga telah perintahkan proses vaksinasi kurang lebih kepada 181,5 juta rakyat Indonesia bisa diselesaikan sebelum akhir tahun 2021 ini,” ujar Jokowi di channel Youtube Sekretariat Presiden, belum lama ini.
Berdasarkan peta jalan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, jumlah kebutuhan vaksin untuk mencapai herd immunity yakni 181,5 juta. Sementara tenaga kesehatan dan pelayan publik mendapatkan prioritas vaksinasi pertama. Pada gelombang pertama, periode vaksinasi dilakukan pada Januari-April 2021 kepada 1,3 juta tenaga kesehatan yang tersebar di 34 provinsi, serta 17,4 juta petugas pelayanan publik.
Pelaksanaan Vaksinasi dengan Periode
Periode vaksinasi gelombang kedua akan dilakukan pada periode April 2021 hingga Maret 2022 kepada 63,9 juta masyarakat rentan terutama di daerah berisiko tinggi, serta 77,4 juta masyarakat dengan pendekaan klaster. Khusus masyarakat berumur di atas 60 tahun, proses vaksinasi akan dilakukan setelah mendapatkan informasi keamanan vaksin untuk kelompok umur tersebut. Ketentuan ini tertuang dalam data hasil uji klinis tahap ketiga.
Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi masih meyakini vaksinasi yang dilakukan pemerintah bisa selesai dalam waktu 12 bulan. Paling lama, vaksinasi selesai pada Maret 2022. Menurutnya, selama kurang lebih setahun pelaksanaan tersebut maka akan ada pengalaman pelaksanaan imunisasi MR. Dengan target pelaksaaan dalam kurun waktu dua bulan untuk 70 juta anak penerima vaksin.
Sampai saat ini, Indonesia telah mendapat pasokan 11,7 juta vaksin tambahan untuk vaksinasi tahap ke-2. Menurut Kemenkes pemerintah tahun ini menargetkan pengamanan 340,5 juta dosis vaksin dari lima merek, yakni Sinovac (125,5 juta), AstraZeneca (59 juta), Covax (54 juta), Novavax (52 juta), dan Pfizer (50 juta).
Sampai dengan kuartal I-2022, diharapkan ada tambahan 86,3 juta dosis vaksin dari kelima produsen tersebut. Dengan demikian, pada periode tersebut diharapkan terkumpul 426,8 juta dosis vaksin untuk diberikan kepada 260 juta penduduk Indonesia.
Bagaimana Vaksinasi di Indonesia?
Menurut informasi yang diperoleh dari Satgas Penanganan Covid-19 pada Minggu (7/3), jumlah penerima dosis kedua vaksin Covid-19 di Indonesia telah mencapai 1.130.524 penduduk. Angka tersebut setara dengan 2,8% target vaksinasi pemerintah yang diproyeksikan menjangkau 40.349.051 warga. Sementara itu, penerima dosis pertama vaksin Covid-19 menyentuh angka 2.552.265 atau setara 6,3% dari target.
Singapura saat ini telah menyuntikkan vaksin tahap dua ke 215.000 warganya, atau setara dengan 3,7% populasinya. Ini menempatkan Negara Kota tersebut di posisi puncak negara dengan laju vaksinasi terpesat di Kawasan.
Namun, kinerja vaksinasi Indonesia patut diacungi jempol karena sejauh ini memang hanya kalah jika dibandingkan dengan Singapura. Padahal, Indonesia merupakan negara dengan populasi terpadat di Asia Tenggara.
Menurut catatan Our World in Data, posisi Indonesia lebih baik dari lima negara anggota ASEAN dalam hal jumlah suntikan per 100 penduduk. Namun, bukan berarti masyarakat Indonesia bisa bernafas lega. Pasalnya, jumlah penerima suntikan vaksin tahap kedua di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan rerata global yang telah mencapai angka 0,8% dari populasi dunia.
Bersamaan dengan program vaksinasi dua dosis yang dijalankan di negeri ini pada 30 Januari 2021, jumlah rata-rata kasus baru harian dalam sepekan terus menurun di Indonesia. Data Worldometers mencatat puncak rerata harian tertinggi dicapai pada 31 Januari, yakni 12.865 kasus.(Ken)
Sumber Gambar : ilustrasi Pixabay
Discussion about this post