SEMARANG, MEDIAINI.COM – Sampah plastik menjadi permasalahan dunia yang belum sepenuhnya teratasi. Jenna R. Jambeck, seorang peneliti dari University of Georgia menyebutkan, terdapat 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan umat manusia pada tahun 2010. Sedangkan 4,8-12,7 juta ton diantaranya terbuang dan mencemari biota laut.
Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Ilmu Komunikasi UDINUS memfasilitasi pelatihan ecobrick bersama Proklim purwokeling BPI. Didukung penuh oleh Pemerintah Kota Semarang, kegiatan pelatihan pembuatan ecobrick secara online berlangsung sukses, Rabu (10/2). Gerakan bertema “Pelatihan Pembuatan Ecobrick untuk Masyarakat Sadar lingkungan” ini bertujuan untuk memaksimalkan pendayagunaan sampah plastik bernilai ekonomis.
Diikuti Peserta Berbagai Daerah
Pelatihan pembuatan ecobrick yang dilaksanakan di kantor kelurahan BPI, Ngaliyan, Semarang ini diikuti oleh 60 lebih peserta. Menariknya, banyak peserta dari pelosok daerah bergabung dan aktif dalam sesi pelatihan secara online. Peserta luar daerah seperti dari Aceh, Banjarmasin, Purworejo, Makassar, Gorontalo, hingga Jakarta antusias belajar hingga pelatihan usai.
Ketua tim pengabdian Ilmu Komunikasi UDINUS, Heni Indrayani mengatakan bahwa pelatihan pembuatan ecobrick secara online menjadi bagian dari komunikasi lingkungan agar menjangkau lebih banyak masyarakat memiliki pengetahuan bagaimana mengelola sampah plastik. “Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan.”
Ditambahkan oleh Kepala Sub Bag Pemberitaan Bagian Humas dan Protokol Setda Kota Semarang, Siswo Purnomo menyatakan bahwa volume sampah kota Semarang yang diangkut ke TPA Jatibarang terus meningkat. Peningkatan ini terjadi dengan angka cukup signifikan mulai dari 1200 ton per hari menjadi 1300 ton per hari. Maka, kegiatan pelatihan online sejalan dengan program Pemerintah Kota Semarang dengan kampanye Semarang Wegah Nyampah. “Salah satu alternatif kelola sampah plastik adalah dengan membuat ecobrick dan ini sejalan dengan yang terus digiatkan oleh Pemerintah”, ujarnya.
Diamini oleh ketua tim Proklim Purwokeling BPI, Eko Gustini yang mengatakan bahwa pembuatan ecobrick menjadi solusi mengolah sampah plastik menjadi berdaya guna. “Ecobrick bisa disusun dalam berbagai bentuk seperti kursi, meja serta bahan lain dengan menggunakan bantuan lem kaca bening. Hasilnya tentu sangat memiliki nilai ekonomis” ujar Eko Gustini meyakinkan saat jadi pemateri dalam acara tersebut.
Selain, giat dengan pelatihan ecobrick, Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Ilmu Komunikasi bersama Warga Proklim Purwokeling BPI juga membuat rilis kegiatan berbasis SEO agar memudahkan berita online dalam pencarian di mesin pencari.
Discussion about this post