JAKARTA, MEDIAINI.COM – Jack Ma, miliarder pendiri Alibaba.com dikabarkan menghilang sejak Oktober 2020. Beberapa informasi menyebutkan jika Jack Ma tengah bersembunyi. Namun sampai sekarang belum diketahui pasti kondisinya. Diduga hilangnya Jack Ma berkaitan dengan kritikan terhadap pemerintah China. Dalam kritikannya, Jack Ma menginginkan perubahan atau reformasi di sistem finansial China. Informasi terakhir yang santer adalah beberapa surat kabar setempat mengabarkan jika taipan pendiri perusahaan e-commerce terbesar di dunia itu didepak oleh pemerintah China dari daftar pengusaha
Dikutip dari Bloomberg, Rabu (3/2) media Shanghai Securities News milik pemerintah China itu merilis daftar pengusaha China yang memimpin di bidang teknologi. Dalam daftar pengusaha di media tersebut tercatat nama- nama pendiri perusahaan besar. Diantaranya Pony Ma dari Tencent Holdings Ltd, Wang Chuanfu dari BYD Co, pendiri Xiaomi Corp Lei Jun, serta Ren Zhengfei dari Huawei Technologies Co. Sementara nama Jack Ma tidak tertulis dalam daftar.
Alibaba Dianggap Dominan
Daftar tersebut memunculkan spekulasi publik bahwa ada unsur ketidaksukaan pemerintah China terhadap Jack Ma. Laporan singkat tersebut setidaknya mengurangi kekhwatiran dari Tencent untuk terlibat dalam ketegangan antara pemerintah China dengan perusahaan teknologi swasta.
Surat kabar tersebut juga mengatakan, para pengusaha yang tercantum dalam daftar dianggap mampu merombak struktur perekonomian konvensional.Sementara menurut Shanghai Securities News, para pengusaha tersebut memiliki semangat bisnis yang ambisius. “Mereka memberikan napas baru untuk reformasi perekonomian China,” tulis Shanghai Securities News yang diulas oleh Bloomberg.
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian pemerintah China dalam menangani kasus perusahaan milik Jack Ma, Alibaba dan Ant Group. Salah satunya adalah dinilai terlalu dominan di pasar China. Kini, pemerintah China sendiri tengah meluncurkan kampanye untuk mengurangi pertumbuhan dari perusahaan teknologi swasta dalam setiap aspek kehidupan masyarakat setempat.
Jack Ma Didepak
Didepaknya Jack Ma dari daftar pengusaha China yang diterbitkan media milik pemerintah, Shanghai Securities News menjadi sorotan publik. Namun muncul fakta jika keuntungan Alibaba Group Holding Limited justru meningkat 56 persen. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Alibaba hanya meraup laba bersih sebesar 77,97 miliar yuan atau sekitar Rp169,9 triliun sepanjang kuartal IV 2020.
“Tiongkok merupakan satu-satunya raksasa ekonomi yang meraih pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) positif tahun lalu. Berkat pemulihan ekonomi Tiongkok yang cepat, Alibaba kembali mencatatkan kuartal yang sangat baik,” ujar Chairman & CEO Alibaba Group Daniel Zhang dalam keterangan resmi, Rabu (3/2).
Jika dirinci, sepanjang tiga bulan terakhir 2020, perusahaan meraup pendapatan sebesar 221,08 miliar yuan atau tumbuh 37 persen secara tahunan. Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi perusahaan juga tumbuh 22 persen menjadi 68,38 miliar yuan. Di sisi lain, biaya dan beban usaha cuma tumbuh 3 persen menjadi US$172,08 miliar. Kenaikan beban usaha tak lepas dari peningkatan kegiatan penjualan langsung dari konsolidasi Sun Art dan Tmall Supermarket serta ritel baru perusahaan. Hal itu terutama mengerek biaya penyimpanan.
Dari sisi arus kas, kas bersih dari kegiatan operasional perusahaan tercatat 103,2 miliar dengan non-GAPP free cash flow sebesar 96,21 miliar. “Free cash flow kami yang kuat memungkinkan untuk berinvestasi lebih lanjut di area-area strategis,” kata Maggie Wu, Chief Financial Officer, Alibaba Group, dalam keterangan yang sama.
Sepanjang tahun lalu, jumlah konsumen aktif raksasa e-commerce China ini mencapai 779 juta atau meningkat 22 juta dibanding posisi September 2020. Khusus jumlah konsumen China yang aktif di perangkat mobile mencapai 902 juta, meningkat 21 juta dibandingkan September 2020.(Ken)
Sumber Gambar : akun instagram jackma_alibaba
Discussion about this post