JAKARTA, MEDIAINI.COM – Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan hampir setahun memukul telak beberapa sektor ritel, khususnya PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Penjualan mereka menurun selama periode 2020 di tengah Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) di Jakarta dan juga sejumlah kota besar lain.
Berdasarkan data laporan keuangan unaudited, Matahari Department Store melaporkan kerugian sebesar Rp 823 miliar sepanjang tahun lalu . Kondisi ini berbalik dari tahun 2019 ketika LPP masih mendapat keuntungan bersih hingga Rp 1,34 triliun. Sedangkan dari unaudited yang dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (1/2), LPPF juga mencatatkan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) negatif yakni Rp 22 miliar, dari EBITDA positif Rp 2,21 triliun.
Sementara itu laba kotor minus 54% di tahun lalu menjadi Rp 2,82 triliun dari tahun sebelumnya Rp 6,12 triliun. Secara penjualan kotor sepanjang tahun lalu mengalami penurunan hingga 52,3% menjadi Rp 8,60 triliun, dari sebelumnya Rp 18,04 triliun. Adapun total aset bertambah Rp 1,54 triliun menjadi Rp 6,37 triliun dari Desember 2019 Rp 4,83 triliun.
Terpaksa Menutup 25 Gerai
Dalam dokumen paparan yang disampaikan Miranti Hadisusilo, Corporate Secretary dan Direktur Legal LPPF, perusahaan total memiliki 147 gerai di akhir 2020 termasuk 23 gerai dalam pantauan kinerja. Penurunan pendapatan yang signifikan itu terjadi setelah diberlakukannya kembali PSBB di Jakarta sehingga perusahaan terpaksa membatasi kembali bisnisnya.
Matahari kemudian melakukan beberapa langkah, salah satunya melakukan kontrol yang ketat atas pengeluaran dan belanja modal. Perseroan juga menutup beberapa gerai sebagai langkah efisiensi operasional. Di kuartal 4-2020, perusahaan menutup 6 toko dan secara tahunan menutup 25 gerai.
Penutupan 25 gerai ini termasuk 12 gerai di Q1-Q3, sebanyak 7 gerai yang tidak menguntungkan (juga di periode Q1-Q3), dan sebanyak 6 gerai di Q4-2020. Adapun 6 geri tersebut yakni gerai Mahahari di Lippo PLZ MAL Yogja, Lippo MAL Kuta, Keboen Raya BGR, Lippo PLZ MAL Gresik, Mayofield TC KWG, dan gerai Matahari di GTC TC Makassar
Untuk mengejar penjualan, Head of Corporate Communication Matahari Putra Prima, Fernando Repi mengatakan Matahari akan menggencarkan penjualan melalui omni channel yaitu bekerja sama dengan e-commerce seperti Shopee dan layanan pengantaran seperti Grab. “Sebenarnya penjualan sistem online sudah kami lakukan sejak satu dua tahun lalu. Namun kontribusinya belum besar hanya 8 persen saja. Nah karena pandemi, kami optimistis penjualan online bisa menyumbang 12-15 persen hingga akhir 2020,” kata Fernando Repi.
Hero juga merugi
Perusahaan ritel PT Hero Supermarket Tbk juva mengalami kerugian besar akibat pandemi. Berdasarkan laporan publikasi kuartal III/2020, PT Hero Supermarket Tbk alami penurunan pendapatan sebesar 27,65 persen secara tahunan menjadi senilai Rp6,86 triliun dari pendapatan di periode sama sebelumnya yang sebesar Rp9,48 triliun.
Dari laporan keuangan tersebut, terlihat beban keuangan perusahaan menjadi Rp80,56 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp913 juta.“Pelanggan kini hanya fokus pada belanja kebutuhan pokok serta adanya kenaikan harga barang. Selain itu, pembatasan sosial yang ketat, pemberlakuan pembatasan jam operasional berdampak pada kunjungan pelanggan,” kata manajemen Hero melalui keterangan resmi yang diterima wartawan akhir 2020.(Ken)
Sumber Gambar : ilustrasi Pixabay/F. Muhammad
Discussion about this post