JAKARTA, MEDIAINI.COM – Lama tak terdengar kabarnya, Herjunot Ali, aktor ganteng yang populer lewat film Realita, Cinta dan Rock’n Roll mendadak banyak dicari. Apalagi jika bukan kedekatannya dengan Luna Maya. Namun, hal tersebut dibantah Junot dan menegaskan hanya berteman dengan Luna. Tetapi sebenarnya ada yang jauh lebih menarik dari kehidupan asmaranya yaitu perjalanan hidupnya yang naik turun baik di industri hiburan hingga dunia bisnis.
Pernah Susah
Pemilik nama asli Mahbub Herjunot Ali ini pernah mengalami masa sulit saat masih kecil di mana perekonomian keluarga sedang tak menentu. Ada momen di mana Herjunot Ali terpaksa berjualan koran bekas hingga jasa antar gas. Pengalaman inilah yang akhirnya membawa pria kelahiran Jakarta, 8 Oktober 1985 itu tangguh diterpa badai.
Mengawali karier di dunia hiburan dengan menjadi finalis MTV VJ Hunt 2004. Ia kemudian melebarkan sayap ke dunia akting. Lewat karya-karyanya, Junot selalu dipandang sebagai selebriti yang sukses dan punya segalanya. Namun, jauh sebelum itu Herjunot pernah melewati masa sulitnya.
Dalam wawancaranya di kanal YouTube milik Daniel Mananta, Junot panggilan akrabnya mengaku pernah merasakan susah sampai tak memiliki uang. “Zaman dulu waktu gue nggak punya uang. Gue dulu itu jualan koran bekas, gue dulu itu nganterin gas elpiji. Koran bekas, itu ada kali 5 kilo. Sekilo-kilo gitu gue gendong. Itu cuma dapet dua ratus perak. Dua ratus perak itu zaman dulu itu kayak Rp4 ribu gitu,” cerita Junot.
Komisaris Codafood
Seiring waktu berjalan, karir Herjunot Ali makin meningkat di dunia hiburan. Di usia 35 tahun ia pun mulai fokus berbisnis menjadi komisaris di perusahaan start up Codafood, sebuah platform yang membantu para pelaku bisnis kuliner membawa makanannya ke luar negeri sejak pertengahan 2019.
Junot mulai menjual makanan Indonesia di Jepang. Produk pertama yang dibawa adalah Soto Betawi Bang Rojak yang kemudian di-rebranding menjadi Soto Betawi Miyamoto. “Kalau saya pengin buka bisnis kuliner di Indonesia, saya merasa persaingannya udah bisa saya takar. Kalau di luar negeri ada rasa excitement saya untuk merasa, ‘Wah ini asyik nih buka di luar negeri’,” ucap Herjunot Ali kala itu.
Ditambahkan oleh Junot jika dirinya semakin merasa tertarik karena tidak hanya restoran saja tetapi platform dan agensinya dipromosikan di luar negeri.”Jadi ini membuat saya merasa tertarik untuk membangun ekosistem ini. Untuk bisa kenal pengusaha kuliner, nanti potential client kita juga seru-seru,” kata Junot.
Menurut Herjunot Ali, ia mau ikut bisnis ini karena kesamaan tujuan untuk lebih mempopulerkan makanan Indonesia ke luar negeri. Herjunot juga terlibat dalam tahap riset, food testing, dan pemilihan lokasi di Tokyo.
Bangkrut karena Pandemi
Namun, belum lama ini Herjunot Ali mengaku dirinya telah menutup bisnis start-up kuliner yang dirintisnya. Dirinya juga mengaku nyaris bangkrut dan harus menjual semua saham miliknya lantaran terpengaruh pandemi covid-19. “Restoran saya kemarin yang ada di Jepang baru aja terkena kendala. Kita harus jual sahamnya, semuanya ke orang Jepang-nya langsung. Mau ngga mau kita harus tutup,” ujar Herjunot Ali.
Ia juga mengungkapkan harus mengambil keputusan itu agar bisa bertahan hidup sebagai sosok lelaki yang nantinya akan membina rumah tangga.”Gimana caranya untuk bisa survive karena ngomongin masalah margin atau keuntungan itu ngga bakal mungkin,” tandas Herjunot Ali.(Ken)
Discussion about this post