JAKARTA, MEDIAINI.COM – Bencana alam yang melanda Indonesia di awal tahun 2021 membuat masyarakat ikut prihatin. Dalam waktu yang hampir berdekatan negeri ini harus dihadapkan dengan terjadinya bencana alam di beberapa wilayah, mulai dari bencana gempa bumi di Sulawesi Barat (Mamuju dan Majene), musibah banjir di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara (Manado dan sekitarnya), hingga bencana tanah longsor di Sumedang, Jawa Barat.
Tercatat ada 169 bencana alam di Indonesia. Jumlah tersebut berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terhitung sejak 1 – 19 Januari 2021. Berdasarkan info BNPB, jenis bencana alam terbanyak yakni 114 kejadian. Kemudian berturut-turut tanah longsor 30 kejadian, puting beliung 18 kejadian, gelombang pasang dan abrasi lima kejadian serta gempa bumi dua kejadian.
Dari rangkaian bencana alam tersebut berdampak pada jumlah pengungsi sebanyak 802.415 jiwa. Jumlah warga yang terluka sebanyak 965 jiwa. Sedangkan jumlah meninggal dunia sebanyak 160 jiwa dan satu orang dinyatakan hilang. Sedangkan kerugian material berdasarkan data kerusakan akibat bencana alam sebanyak 1.878 rumah rusak. Rinciannya 133 rusak berat, 60 rusak sedang dan 1.685 rusak ringan.
Fitur Donasi Berbeda
Melihat banyak korban yang membutuhkan bantuan, yayasan Ayo Bantu Peduli Indonesia melalui website Ayobantu.com siap menyalurkan bantuan untuk yang membutuhkan. Uniknya, melalui platform Ayobantu.com donatur tidak hanya berdonasi dengan uang tapi bisa juga memberikan bantuan berupa aset kripto, seperti Bitcoin dan lain-lain. Tujuannya untuk lebih dekat dengan para komunitas trader dan miners aset kripto.
Belum lama ini, Ayobantu.com memang menjalin kerjasama dengan Indodax, startup teknologi finansial yang bergerak di bidang jual beli kriptokurensi. Agnes Yuliavitriani selaku CEO Ayobantu.com mengatakan, melalui website dengan skema crowdfunding, pihaknya mengajak semua masyarakat agar bisa menyalurkan bantuan kepada para korban.
“Karena banyaknya komunitas aset kripto di Indonesia, dan aset kripto menjadi primadona saat ini. Selain berinvestasi, aset kripto juga bisa digunakan untuk kegiatan amal,” ujar Agnes Yuliavitriani kepada wartawan, Senin (25/1).
Agnes menambahkan, selain menggunakan Bitcoin dan aset kripto lain, ada beberapa perbedaan Ayobantu dengan platform penggalangan dana lainnya. “Kami membuat campaign dan menyalurkan donasi dengan teliti dan meminta berbagai berkas validasi dari penggalang dana atau yayasan. Kami juga bersedia berkolaborasi membuat event yang melibatkan yayasan juga komunitas agar target donasi dan pesan dari penggalang dana tercapai dengan baik,” terang Agnes Yuliavitriani.
Yayasan Ayo Bantu Peduli Indonesia berdiri pada awal 2020 bermarkas di Semarang, Jawa Tengah dan sudah memiliki perizinan Pengumpulan Uang dan Barang dari Kementerian Sosial Republik Indonesia. Agnes menyatakan saat ini ada banyak kampanye penggalangan dana yang sedang berjalan di Ayobantu.com. Dana yang terkumpul nantinya akan langsung disalurkan kepada korban terdampak bencana alam.
“Kita sebagai makhluk sosial harus saling membantu dan peduli satu sama lain. Terutama kepada korban yang terdampak bencana. Ketika bencana terjadi kita harus saling menguatkan,” tutup Agnes Yuliavitriani.(Ken)
Sumber Gambar : ilustrasi Pixabay/Vin JD
Discussion about this post