SEMARANG, MEDIAINI.COM – BKKBN Jateng tahun ini mendapatkan Juara I Tingkat Nasional Bidang Kemitraan, salah satunya karena kemitraan yang erat dengan TNI.
Perihal kedekatan TNI dengan rakyat inilah yang menjadikan alasan BKKBN sejak dulu menggandeng TNI untuk menjadi mitra dalam menggelorakan program Bangga Kencana di tengah masyarakat, salah satunya melalui Bintara Pembina Desa atau yang lebih dikenal dengan sebutan Babinsa.
Acara “Penyerahan Hadiah Bhaksos TNI Manunggal KB Kesehatan dan Babinsa Penggerak Program Bangga Kencana Tingkat Provinsi Jawa Tengah” yang diadakan Selasa (15/12) lalu di Nirwana Stable, Mijen, Kota Semarang ini digelar dalam rangka memperingati HUT TNI ke – 75 dan Hari Juang TNI AD ini merupakan bentuk apresiasi Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah terhadap TNI khususnya Kodam IV/Diponegoro dan jajaran dibawahnya yang selama ini telah bergerak bersama mensukseskan program Bangga Kencana di Jawa Tengah.
Acara yang digelar dalam rangka memperingati HUT TNI ke – 75 dan Hari Juang TNI AD ini merupakan bentuk apresiasi Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah terhadap TNI khususnya Kodam IV/Diponegoro dan jajaran dibawahnya yang selama ini telah bergerak bersama mensukseskan program Bangga Kencana di Jawa Tengah.
Apresiasi tersebut diwujudkan dengan memberikan penghargaan berupa piala, piagam dan alat komunikasi (tablet) kepada para babinsa terbaik dalam penggerakan program Bangga Kencana, diantara Sertu Agustinus Helmi dari Kodim 0719/Jepara (Terbaik I), Sertu Wiji dari Kodim 0721/Blora (Terbaik II), Serda Ano Subroto dari Kodim 0726/Sukoharjo (Terbaik III), Serda Edy Susilo dari Kodim 0708/Purworejo (Harapan I), Serda Sunaryo dari Kodim 0706/Temanggung (Harapan II) dan Serka Akhmad Taufik dari Kodim 0728/Wonogiri (Harapan III).
“Bantuan dan peran jajaran TNI terutama babinsa di lini lapangan sangat strategis, terutama dalam meningkatkan kesertaan ber-KB, utamanya MKJP.” Ujar Martin Suanta, SE, M.Si, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah.
Ia juga menyebutkan bahwa Jawa Tengah dalam pelaksanaan program Bangga Kencana masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan, ditambah dengan tugas baru sebagai leader pencegahan stunting. Oleh karenanya, adanya dukungan mitra, salah satunya TNI sangat membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut.
Aster Kasdam IV/Diponegoro, Kol. Inf. Suhartono, SIP yang hadir dalam acara tersebut juga menyampaikan bahwa kemitraan yang sudah terjalin dengan BKKBN ini diharapkan terus dipupuk dan dijaga mengingat tugas BKKBN sangat erat kaitannya dengan kualitas keluarga.
“Keluarga yang berkualitas adalah embrio dan kerangka untuk menjadi negara yang hebat dan kuat.” Jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kehadiran babinsa ini bukan dimaksudkan untuk mengambil alih tugas para petugas lapangan KB namun berperan sebagai mitra pendamping sekaligus motivator untuk menggerakkan masyarakat agar berpartisipasi dalam program Bangga Kencana.
Pada kesempatan itu pula, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah juga menyerahkan hadiah kepada jajaran kodim terbaik dalam penyelenggaraan TNI Manunggal KB Kesehatan di wilayahnya.
Jajaran kodim terbaik itu, diantaranya Kodim 0723/Klaten (Terbaik I), Kodim 0716/Demak (Terbaik II) dan Kodim 0702/Purbalingga (Terbaik III). Seluruh kodim tersebut berhak mendapatkan piala, piagam penghargaan dan uang pembinaan berkisar 15 hingga 10 juta rupiah.
Retno Sudewi, Apt, M.Si, Kepala DP3AP2KB Provinsi Jawa Tengah juga menitipkan pesan kepada para komandan kodim dan babinsa yang hadir untuk turut membantu mensosialisaskan ke masyarakat mengenai pencegahan pernikahan anak.
“Kami ada gerakan Jo Kawin Bocah, adalah bentuk sosialisasi undang – undang pernikahan terbaru serta hastag Nikah Sehati, (yaitu) Nikah Sehat, Nikah Terencana dan Nikah Mandiri.” Ujar Dewi.
Gerakan “Jo Kawin Bocah” ini menurutnya penerapan dari amanah Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2019 yang menjelaskan batasan minimal usia pernikahan bagi laki – laki dan perempuan yang sudah dinaikkan menjadi 19 tahun. Pelibatan stakholder yang ada seperti pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media massa menjadi fokus dalam gerakan ini. (Apriliana Dwi).
Discussion about this post