MEDIAINI.COM – Pandemi melibas hampir segala aspek bisnis. Roda perekonomian sempat tersendat bahkan ada yang terhenti. Di tengah kesuraman itu, Woman Painter Community mengajak para pelaku craft untuk kembali bangkit. Di gelaran ulang tahun keduanya, Woman Painter Community atau Wopanco, menggelar Mask Art Exhibition.
Menurut Ratri Cipto Hening, Ketua Wopanco, pameran ini untuk memberi warna segar di sepanjang masa suram pandemi. Menurutnya, ketika pandemi merebak, beberapa anggota Wopanco ada yang terhenti roda perekonomiannya.
“Sebagian besar dari kami berjalan di jalur craft, dan di masa pandemi orderan semakin turun dan turun. Kemudian muncullah gagasan untuk melukis masker dan melemparnya di pasaran. Dan ternyata sukses. Roda perekonomian kami kembali bergerak,” ujarnya di sela pembukaan Mask Art Exhibition di Tekodeko, Sabtu 7 November 2020.
Pameran ini memang digelar untuk memberi angin segar di tengah pandemi. Bahwa ketika masa sulit datang, pekerja seni tetap bisa berkesenian dan mengumpulkan pundi-pundi sekaligus memberi alternatif baru soal penggunaan masker di masyarakat, yaitu masker lukis. Diharapkan dengan lahirnya masker lukis ini, akan muncul lebih banyak kesadaran di masyarakat untuk menjaga diri dan lingkungan sekitarnya dengan terus mengenakan pelindung diri yaitu masker.
Kelas Workshop
Di dalam gelaran ulang tahun keduanya ini, Wopanco juga menggelar empat kelas workshop. Dimulai dengan kelas melukis kaleng, kelas melukis mug dan kelas sketsa watercolor. Kelas workshop terakhir, yaitu melukis kaleng dengan Erny dari Er’D Painting Art, akan diadakan di penghujung pameran nanti yaitu tanggal 14 November 2020.
Mask Art Exhibition menampilkan 170 masker karya dari 17 anggota Wopanco. Bermacam tema diangkat oleh masing-masing perupa. Lidya Indriyati, mengangkat tema Natal dalam Kesunyian. Ia menampilkan gambar-gambar beraroma natal namun dalam kesan yang sunyi dan sendiri. Seperti seorang anak kecil bertopi santa, yang menatap jatuh salju dalam kesendirian. Kemudian Noer Aida, menampilkan tema Ratna Mutu Manikam, dengan gambar-gambar budaya dan kekayaan adiluhung bangsa yang harus terus dilestarikan. Sedangkan gambar kartun yang cerah ceria, disuguhkan oleh tiga perupa yaitu Dina Sartika, Maria Anita dan Marlitasari. (Inten Esty)
Discussion about this post