SEMARANG, MEDIAINI.com – Menurunya penghasilan ditengah Pandemi yang tak kunjung selesai, dikeluhkan para pedagang kaki lima di Semarang.
Hal tersebut diungkapkan Halimah (31), salah satu pedagang kaki lima di Jl. Pandanaran Semarang, saat diwawancara Mediaini.com Selasa, (26/5/2020).
“Penghasilan merosot 60% Selama Corona ini. Apa lagi sekarang ada Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM), jadi jam buka juga terbatas”, Ungkapnya.
Halimah menjelaskan, bahwa berjualan Lumpia “Pak Di” di jl. Pandanaran sudah turun menurun selama 25 tahun.
Lumpia tersebut dijual Rp 10.000 per biji, dengan isi rebung, daging ayam, Telur, sayuran. Sehari bisa menjual sekitar 200 Lumpia sebelum pandemi ini dihari biasa, dan buka dari jam 8 pagi sampai 8 malam.
“Untuk mensiasati kondisi ini, kami jualan online biar bisa nutup. Karena kalo hanya jualan disini gak nutup.” tambahnya.
Menjajakan dagangan lewat online menjadi alternative dikala pandemi seperti sekarang. Disamping himbauan pemerintah, juga untuk kebaikan bersama.
“Biasanya (sebelum pandemi) H-7 sampai dua minggu setelah lebaran rame banget. Saya bisa buka dari jam 6 pagi sampai 11 malam. Tapi sekarang sepi, jual 100 biji aja susah banget, jadi ya dibantu online biar tetap jalan.” Lanjut Halimah.
Ia juga mengaku bahwa pedagang kaki lima di jl. Pandanaran tersebut ada sekitar 33 pegangan, sekarang tinggal 11 pedagang karena pandemi ini.
“Harapan saya semoga semua ini cepat selesai biar kondisi bisa kembali lagi seperti semula”. Pungkasnya. (Praditya Wibisono)
Discussion about this post