SEMARANG, MEDIAINI.com – Ditengah Hari Raya Idul Fitri ini, menjadi hari yang kurang menguntungkan bagi penjual bunga tabur.
Pasalnya, para penjual bunga tabur yang ada di kawasan makam umum Bergota Kota Semarang, mengeluh dengan kondisi yang sedang memperihatinkan ini.
Sri Munah (37) salah satu penjual bunga tabur asal Bandungan, Kabupaten Semarang, saat ditemui Mediaini.com di jl. Pandanaran mengaku, saat pandemi ini penjualanya menurun drastis.
“Biasanya saat ramai Itu, akhir puasa sampai hari lebaran ke dua. Sehari biasanya bisa mendapat Rp 300.000, sekarang susah banget,” jelasnya. Senin, (25/5/2020).
Dalam menjajakan bunga tabur, Sri hanya menjual pada saat menjelang sampai Lebaran saja. Sri mematok harga bunga tersebut dari Rp 10.000 – Rp 20.000.
“Kalau jualan gak laku gini kan gimana? sedangkan beras, minyak goreng, lauk kan harus beli. Sayuran sih bisa ambil di kebun. ” Ungkap Sri.
Ia menlanjutkan, jika bunganya tidak laku di hari Itu, maka bunga tersebut akan dibuang karena sudah jelek dan tidak segar lagi.
Sedangkan untuk keseharianya, Sri mengaku sebagai petani sayur dan membuat keranjang untuk pisang, yang dijual Rp 1000 per keranjang. Hal tersebut juga memperihatinkan.
“Jualan sayur juga sudah sekarang, malah sering gak laku. Keranjang pisang aja sampai numpuk gak ada yang beli, pisangnya aja gak kejual. ” Tambahnya.
Lebaran tahun ini memang terasa berat, terlebih buat para pekerja harian yang biasa mendapat penghasilan ketika dihari raya Idul Fitri.
“Ya semoga semua ini cepat selesai, biar kondisi membaik. Saya jadi sedih karena gak bisa beliin baju Lebaran buat anak-anak.” Pungkasnya. (Praditya Wibisono)
Discussion about this post