SEMARANG, MEDIAINI.com – Perkembangan cetak saring atau yang lebih dikenal sablon, Masih banyak diminati di kota Semarang sebagai salah satu Ekonomi Kreatif.
Teknik sablon pertama kali ditemukan di China, pada zaman Dinasti Song (960 – 1279 M).
Kemudian beberapa negara Asia seperti Jepang dan lainnya mengadopsi metode cetak baju kaos ini dan mengembangkannya dengan memadukannya dengan penggunaan teknik sablon atau cetak lainnya.
Cetak sablon atau cetak saring telah lama di kenal dan di gunakan oleh bangsa jepang sejak tahun 1664, abad ke 17.
sablon adalah sebuah teknik untuk mencetak tinta diatas media. Bisa diatas kain, kertas, kayu, plastik dan lain-lain baik berupa bidang datar ataupun lengkung dengan bentuk gambar ataupun tulisan yang kita kehendaki menggunakan bantuan alat seperti screen sablon dan rakel sablon dalam proses pengerjaannya.
Di Semarang sendiri, sablon juga menjadi usaha yang menjajikan tak hanya buat pelaku bisnis tetapi juga anak Muda atau usaha Mikro.
Persaingan biasanya terjadi pada Bahan Kaos, teknik sablon dan kualitas tinta serta desain yang harus mengikuti trend. Tapi jika desain dari pemesan, pelaku sablon biasanya hanya Merubah ukuran sesuai ukuran Kaos yang dipesan.
“kalo kita tidak update desain ya ketinggalan dan bisa tidak laku”. Jelas Pujo pelaku sablon, (9/3).
Para pelaku sablon biasanya akan banyak diburu di waktu Pemilihan umum, lanjut Pujo.
Pelaku sablon rumahan (yang belum punya Toko) biasanya menjajakan kaosnya di event – event atau gigs musik, dengan desain band indie atau tokoh inspiratif.(Praditya Wibisono)
Discussion about this post