MEDIAINI.COM– Salah satu bisnis kuliner potensial saat ini adalah kebab. Makanan khas Timur Tengah ini terbuat dari campuran daging sapi, selada, timun, dan saus yang dibungkus dengan wheat tortilla.
Sebagai pelaku bisnis, kita berinovasi supaya pelanggan tidak bosan dan mendapatkan sesuatu yang baru. Salah satunya dengan mengganti isian daging dengan kentang, sosis, dan daging ayam.
Daksayini, Perpaduan Antara Sastra dan Bisnis
Kebab fusion adalah salah satu inovasi yang dilakukan oleh Nila Dianti, 26. Mahasiswa pascasarjana Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Semarang itu merupakan pemilik usaha Daksayini Burger Kebab. Bisnisnya berdiri sejak Maret 2019.
Daksayini sendiri diambil dari bahasa sansekerta yang berarti Dewi Padi. Nila mengatakan kalau dia menyukai sastra dan bisnis. Makanya dia memilih kata yang nyastra untuk nama usahanya.
Setahun beroperasi, usaha ini terus berkembang dan laris manis. Apalagi dikalangan anak muda. Berlokasi di Jalan Sekaran Raya, Patemon, Gunung Pati, Semarang, Daksayini buka setiap hari Senin hingga Sabtu pukul 15.00-22.00 WIB.
Baca juga: Peluang Bisnis Kebab, Cara Memulai dan Analisa Usahanya
Gunakan Proses ATM untuk Lahirkan Daksayini
Lihat postingan ini di Instagram
Daksayini lahir setelah Nila memutuskan keluar dari pekerjaannya di outlet kebab dan burger semasa kuliah. Dengan jurus Amati, Tiru, Modifikasi (ATM) inilah Nila membuat burger dan kebab yang berbeda dari yang lain.
Dia menyediakan berbagai menu burger dan kebab mini yang harganya sangat bersahabat. Nila dibantu kekasihnya turun tangan langsung di semua proses. Mulai dari berbelanja, memasak, hingga menjual.
Sebelum pandemi, Nila memiliki karyawan. Namun ketika pandemi pendapatannya berkurang hingga 50 persen. Akhirnya sekarang semua dikerjakan sendiri oleh Nila.
Selalu Hadirkan Inovasi Produk
Lihat postingan ini di Instagram
Perempuan asal Rembang, Jawa Tengah, ini selalu berinovasi untuk bisa mempertahankan bisnisnya. Dia meningkatkan promosi produk kebab frozen sejak sebelum pandemi. Tujuannya, untuk menangkap konsumen dari luar kota atau mereka yang lokasinya jauh dari outlet.
Menu burger juga diinovasi. Patty daging diganti ayam katsu. Untuk harga kebab dan burger dibanderol mulai dari Rp 8-20 ribu. Jika Anda datang ke outlet, cukup tambah Rp 4 ribu saja untuk menu es teh sebagai minuman pendamping.
“Menu paling laris itu biasanya burger dan kebab Daksayini, sama kebab kentang berdaging. Untuk burger, yang paling laris itu burger katsu,” katanya.
Manfaatkan Media Sosial untuk Promosi
Lihat postingan ini di Instagram
Nila memanfaatkan media sosial sebagai media promosi usahanya. Sudah beberapa kali dia memasang iklan di akun buzzer serta di event-event kesenian di Kota Semarang. Tujuannya untuk meningkatkan penjualan serta followers akun Instagram Daksayini.
Nila berharap suatu hari setelah pandemi selesai, dia dapat mengembangkan lagi bisnis kebab burgernya. “Tahun depan, mau buat franchise. Karena tujuannya bisa membuka lapangan kerja. Semoga bisa bertahan dan beradaptasi,” ungkapnya.
Kepada Mediaini.com, Nila membagikan tips sukses merintis usaha sambil merampungkan kuliah pascasarjana-nya. Di antaranya adalah harus memiliki prinsip untuk diri sendiri, disiplin, pintar mengatur waktu, dan merencanakan strategi marketing dengan matang. (Gusti Bintang K.)
Discussion about this post