MEDIAINI.COM – Menjelang pesta demokrasi, sudut-sudut kota biasanya akan penuh dengan baleho dan banner kampanye. Momentum seperti ini memang waktu yang cocok untuk terjun ke dunia digital printing. Sebab, pangsa pasar bisnis ini kini jadi semakin besar.
Tidak bisa dipungkiri, kebutuhan kampanye untuk setiap politisi sangat besar. Mereka pasti membutuhkan percetakan untuk membuat alat kampanye seperti banner, kaos, mug, topi, atau masker.
Ada dua cara yang bisa ditempuh untuk terjun ke bisnis ini. Pertama membangun bisnis secara mandiri, kedua dengan ikut waralaba. Cara kedua jauh lebih mudah dilakukan karena pelaku bisnis hanya perlu menyiapkan modal saja. Sistem, pemasaran, dan berbagai hal lain sudah disiapkan oleh pemilik utama waralaba.
Rekomendasi Waralaba Digital Printing
Berikut ini adalah 5 waralaba digital printing menurut penelusuran Mediani.Com.
1. Snapy
Lihat postingan ini di Instagram
Snapy pertama kali didirikan oleh H. Dede Soemakno pada tahun 1998. Berawal di Jakarta Selatan, kini bisnisnya telah melebar ke Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Hingga di tahun 2011 Snapy mulai ekspansi ke luar daerah, mulai dari Surabaya, Semarang, Bali, Medan, dan Makassar.
Pengalamannya yang sudah bertahun-tahun dan sukses di berbagai daerah, membuat Snapy jadi pilihan tepat untuk waralaba. Dilansir dari website resminya, Snapy membuka waralaba dengan biaya Rp150 juta untuk kerja sama 5 tahun.
Dengan modal tersebut, pelaku bisnis sudah mendapat lokasi, area parkir, kapasitas listrik 23 ribu watt, alat produksi seperti printer, komputer, scanner, digital copy dan standarisasi konter. Di Snapy, biaya royalti hanya 5 persen. Adapun di tiga bulan pertama masih gratis. Snapy pusat juga akan membantu dalam pemasaran, mitra hanya perlu membayar sejumlah 1 persen dari omzet yang didapat pada bulan tersebut.
2. Digital Print Shop
Lihat postingan ini di Instagram
Waralaba yang ditawarkan Digital Print Shop terbilang unik, mereka menyebutnya sebagai konsep kemandirian. Dalam hal ini, mitra diharuskan untuk mandiri sedini mungkin dalam menjalankan bisnisnya.
Salah satu keunggulannya adalah soal modal. Di sini Digital Print Shop tidak mematok modal tertentu. Mitra lah yang menentukan besaran modal awal, pihak Digital Print Shop hanya akan membantu merancang bentuk usahanya.
Nantinya, seluruh aset yang telah dibeli menjadi milik mitra. Mitra juga dibebaskan untuk menggunakan nama Digital Print Shop tanpa perlu membayar royalti. Di samping itu mitra juga tetap mendapat fasilitas training, baik di peralatan maupun administrasi. Namun, ada biaya 10 persen dari omzet bersih yang harus dibayarkan untuk fee training.
3. Maxigraph Digital Print
Lihat postingan ini di Instagram
Berkantor pusat ada di Bandung, Maxigraph menawarkan paket franchise lengkap dengan sistem komputerisasi data yang sudah berbasis online. Sistem administrasi dan manajemen yang dimiliki Maxigraph juga sudah terbukti berhasil saat diterapkan di beberapa mitra lainnya.
Beberapa keunggulan dimiliki Maxigraph, seperti free royalti, cash flow bisnis yang lancar, dan memiliki visi dan misi yang jelas. Di Maxigraph ada biaya komitmen sebesar Rp5 juta. Nantinya, Maxigraph akan melakukan survei lokasi mitra dan melakukan training sebelum akhirnya bisnis digital printing siap dibuka.
4. Brosur Murah
Dari Surabaya, Dave Nanang Handoyo juga menawarkan paket waralaba yang tak kalah menariknya. Bisnisnya bernama Brosur Murah, ini merupakan anak bisnis dari UD Grafika Cemerlang. Masing-masing mitra diproyeksikan mendapatkan penghasilan sekitar Rp30 juta hingga Rp50 juta per bulan
Paket waralaba ditawarkan mulai dari Rp25 juta, Rp50 juta, dan Rp95 juta. Nantinya, mitra akan mendapat fasilitas yang berbeda-beda tergantung nilai investasi mana yang akan diambil.
Baca juga : Makin Dalam Mengulik Plus Minus Digital Printing
Daya Tarik Digital Printing
Peluang bisnis digital printing masih menjanjikan. Selain mengandalkan momen-momen khusus seperti pemilu, di hari-hari biasa pun digital printing masih bisa tetap bertahan sebab kebutuhan perkantoran dan bisnis selalu ada.
Di samping itu, Indonesia yang merupakan salah satu penggemar sepakbola terbesar di dunia juga turut menyumbang pendapatan digital printing. Hampir di setiap pertandingan, pasti selalu ada banner dan berbagai macam spanduk atau bendera.
Hal inilah yang dilihat Dewi Hartanti, dalam bukunya berjudul “Bisnis Franchise Modal 2 Juta”. Dirinya melihat bisnis digital printing masih punya peluang besar. Terlebih, bisnis ini terbilang mudah dipromosikan. Publikasi yang mudah membuat banyak orang jadi cepat tahu dan mengenal brand.
Apalagi, jika memulai bisnis ini dengan franchise. Tentu, akan ada banyak keuntungan lain. Mulai dari mendapat training, kelengkapan peralatan hingga dibantu dalam hal promosi bisnis. (Chelsea Venda)
Baca juga : Bisnis Digital Printing Jelang Pilkada, Cek Cara Memulainya
Discussion about this post