MEDIAINI.COM – Kemunculan berbagai brand clothing line telah memengaruhi style berpakaian kaum milenial. Beragam brand yang tumbuh ini memiliki pasar yang ramai dan tak pernah surut. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya brand yang tetap berdiri tegak lebih dari satu dekade.
Maternal Disaster misalnya, brand yang lahir di tahun 2003 ini terbukti masih ada dan tetap eksis hingga sekarang. Hal ini jadi bukti nyata bahwa dunia clothing line tak tergerus zaman. Setiap clothing line punya kesempatan yang sama untuk berkembang dan bertahan. Kuncinya adalah pada kreativitas dan kebaruan.
7 Brand Clothing Line Lokal
Bukan hanya Maternal Disaster yang masih bertahan hingga saat ini. Berbagai brand clothing line kawakan lain pun masih tetap hidup dan menghidupi. Di tengah gempuran tren fesyen dari produk import, brand-brand lokal ini tetap menunjukan tajinya.
Lalu, siapa saja brand clothing line lokal yang masih bertahan hingga hari ini? Berikut hasil penelusuran dari Mediaini.com :
Thanksinsomnia
View this post on Instagram
Clothing line asal Banten ini pada mulanya hanya menjual tas. Namun seiring berkembangnya zaman, brand ini berkembang dan mulai menjual kaos, jaket, dan berbagai aksesoris fesyen lain. Berdiri sejak tahun 2013, Thanksinsomnia masih terus digemari oleh banyak orang.
Sasaran utama Thanksinsomnia adalah anak muda dengan gaya modern style. Hal ini tercermin dari pilihan fesyen yang mereka usung, seperti pop culture, musik, anime 90’s grunge dan masih banyak lagi. Harganya pun cukup terjangkau, mulai dari Rp60 ribu hingga Rp450 ribu.
Berak
View this post on Instagram
Berak berdiri sejak tahun 2010. Terlahir di Kota Bandung membuat Berak tampak berani mengusung fesyen yang berbeda. Brand ini pada dasarnya mengarahkan fesyen mereka ke street wear.
Arah fesyen tersebut telah jadi kebebasan anak muda dalam memilih style yang sesuai dengan karakter mereka tanpa ada panduan baku. Untuk produk fesyennya cukup lengkap, mulai dari kaos, topi, tas, jam tangan, dan jaket. Harganya berkisar dari Rp40 ribu hingga Rp450 ribu.
Sunday Sunday co.
View this post on Instagram
Fesyen memang dekat dengan industri musik. Brand yang lebih sering disebut dengan Ssundayy ini dibuat oleh Dochi Sadega. Ia merupakan basis dari band Pee Wee Gaskins. Arah mode yang dipilih oleh SSundayy lebih kepada fun dan anak muda.
Kedua tema besar tersebut, coba dipraktikan ke dalam sebuah logo kebesaran mereka yaitu es krim. Ya es krim memang jadi garis besar yang mewarnai berbagai koleksi fesyen dari Ssundayy. Brand yang sudah ada sejak tahun 2010 ini, masih eksis dengan logo es krim di dada yang tampak fun.
Bloods
View this post on Instagram
Bandung memang layak disebut Paris van Java. Sebab kota ini seringkali jadi rujukan fesyen kaum muda. Di kota ini ratusan clothing line terlahir dan tumbuh besar. Bloods, adalah salah satunya. Berbasis di Bandung, kini Bloods telah melebarkan sayap ke berbagai kota lain di Indonesia.
Ciri khas brand ini terletak di logo petir di bagian huruf S pada tulisan Bloods. Bloods mengadopsi hampir semua gaya fesyen. Mulai dari tampilan kalem hingga style sangar. Hal ini bertujuan untuk menyasar pasar luas tak terbatas.
Wadezig!
View this post on Instagram
Wadezig termasuk brand clothing kawakan. Terbentuk sejak tahun 2003 brand ini terus digemari kaum milenial hingga sekarang. Konsep dan desain dari Wadezig! terbilang idealis. Ini yang membuat brand ini tampak berbeda dari merek lain.
Wadezig! memang lahir dari darah seni yang dimiliki oleh sang owner. Berbagai koleksi produknya terkenal dengan sisi artistiknya.
Ouval Research
View this post on Instagram
Brand ini bisa dibilang sebagai pembuka jalan sebelum brand clothing line lain muncul. Bagaimana tidak, brand ini sudah berdiri sejak tahun 1997. Usianya memang sudah tak muda lagi, namun eksistensinya tak perlu diragukan.
Saat ini, Ouval Research telah mem-branding diri dan mengubah nama mereka menjadi SCH Official. Kendati demikian, ciri khas dari brand ini tetap tak berubah. Mengusung style anak skateboard, brand ini telah merambah pasar internasional seperti Jerman dan Singapura.
Peter Says Denim
View this post on Instagram
PSD dekat dengan dunia musik. Di masa awalnya, PSD hanya memproduksi jeans yang kemudian digemari oleh berbagai musisi tanah air. Lambat laun, ini mulai memproduksi fesyen lain seperti kaos, jaket, dan masih banyak lagi. Berdiri sejak 2008 membuat brand ini kaya pengalaman dalam membuat fesyen yang unik. Kini, produk PSD sudah menjamah ranah Malaysia, Kanada, Amerika dan Australia.
Alasan Brand Clothing Lokal Bertahan
Dunia fesyen Indonesia terus berkembang. Salah satunya ditopang dengan adanya clothing line. Ya, menjamurnya berbagai brand di lini ini menandakan bahwa dunia fesyen Indonesia tak kalah saing dengan fesyen luar negeri.
Mengapa clothing line lokal bisa bertahan? Salah satu alasannya adalah karena faktor local pride, kebanggaan memakai produk lokal dalam beberapa tahun terakhir ini memang terus tumbuh.
Secara kualitas, clothing line lokal juga tak kalah saing dari brand import. Pusat-pusat produksi fesyen berkelas internasional terus tumbuh. Misalnya di Sidoarjo, wilayah ini merupakan sentra pembuatan sepatu lokal dengan kualitas ekspor.
Terlebih, saat ini banyak brand lokal yang mulai mengejar sisi eksklusivitas dibanding keuntungan semata. Alhasil, produk pun semakin diminati karena edisinya yang terbatas. Cara ini memang efektif untuk menaikan nilai jual. (Chelsea Venda)
Baca juga : Bisnis Clothing Line Pemula, Cara Memulai dengan Mudah dan Modal Cekak
Discussion about this post