MEDIAINI.COM – Enam bulan berlalu sejak kasus pertama Covid-19 ditemukan di Indonesia. Jika di masa awal sektor bisnis kelimpungan, kini mereka mulai adaptif dengan keadaan. Termasuk sektor bisnis kuliner tanah air.
Pelaku bisnis kuliner mencari keseimbangan baru di tengah pandemi dengan berbagai cara. Beberapa restoran besar misalnya, mereka rela turun ke jalan untuk menjemput pelanggan.
Kemudian, konsep cloud kitchen juga mulai diminati oleh beberapa kalangan di Indonesia. Konsep ini dianggap bisa menjadi alternatif solusi industri kuliner dalam menghadapi pandemi, karena bisa memangkas beberapa biaya operasional.
Apa itu Cloud Kitchen
Belakangan konsep cloud kitchen memang sedang banyak dibicarakan, terutama oleh para pelaku industri kuliner. Cloud kitchen disebut-sebut bisa menyederhanakan sebuah bisnis sehingga usaha bisa tetap bertahan di tengah pandemi.
Cloud kitchen merupakan dapur yang digunakan untuk membuat berbagai makanan tertentu. Berbeda dengan dapur biasa, konsep cloud kitchen lebih mirip seperti dapur gabungan. Jadi, satu cloud kitchen bisa memasak makanan untuk beberapa menu atau merek. Plus, cloud kicthen hanya melayani pesan antar saja. Tak ada fasilitas menikmati makanan di tempat.
Konsep ini juga dikenal dengan sebutan dapur satelit atau juga ghost kitchen. Keunggulan dari cloud kitchen adalah, para pebisnis kuliner tinggal melakukan promosi saja. Sebab proses pesan antar makanan sudah digarap oleh cloud kitchen.
Beberapa perusahaan layanan pesan antar telah memiliki cloud kitchen, misalnya seperti Go Food dan Grab Kitchen.
Gibran dan Chef Mandif Terapkan Cloud Kitchen
Keterbatasan bukanlah sebuah halangan untuk tetap berinovasi. Gibran Rakabuming misalnya, bisnis kuliner miliknya, Mangkok Ku, masih terus bertahan di tengah pandemi.
Gibran, memilih mengubah operasional Mangkok Ku dengan konsep cloud kitchen. Ya, konsep cloud kitchen memang sedang ramai digunakan oleh berbagai pelaku industri kuliner di tanah air. Konsep ini dianggap cocok diterapkan saat pandemi.
Terutama, untuk mengakomodir orang-orang yang memiliki mobilitas tinggi. Dalam artian, mereka ini tipe konsumen quick lunch yang tidak ingin membuang waktu terlalu banyak untuk makan. Kendati demikian, Gibran tak menampik jika konsep ini hanya akan ia pakai sementara, sebab restoran miliknya adalah restoran yang menawarkan experience.
Hal yang sama juga diakui oleh Chef ternama pulau Dewata, Mandif Warokka. Ia menyebut cloud kitchen bisa menjadi jurus jitu bertahan saat pandemi. Dapur restoran miliknya pun ia ubah menjadi cloud kitchen.
Dapur restorannya tersebut, kemudian ia sewakan ke berbagai pebisnis makanan. Menurutnya, cara ini efektif dan menguntungkan. Pasalnya, satu dapur saja, bisa menampung 10 brand berbeda.
Kelebihan dan Keuntungan Cloud Kitchen
Di tengah ketidakpastian pendapatan saat pandemi, banyak pebisnis yang beralih ke konsep cloud kitchen. Konsep ini memungkinkan pelaku bisnis memangkas biaya operasional yang memberatkan di masa sekarang. Mulai dari biaya sewa toko, gaji pelayan, listrik, hingga air. Sebab, di cloud kitchen, strateginya lebih ke arah take away. Terlebih beberapa daerah pernah menerapkan larangan dine in alias makan di tempat, sehingga menyulitkan penjualan.
Cloud kitchen juga membuat restoran bisa fokus ke hidangan mereka. Ini membuat mereka bisa fokus pada kebersihan, kualitas bahan, hingga proses memasaknya sehingga bisa mendekati sempurna sesuai dengan resep mereka.
Selain itu, pelaku bisnis juga bisa berbagi data dengan si pemilik cloud kitchen. Sebab, biasanya pemilik cloud kitchen merupakan layanan jasa pesan antar. Pelaku bisnis bisa mengetahui makanan apa yang sedang disukai di suatu daerah tersebut, dari data mereka.
Konsep ini juga bisa menjadi ajang uji coba pelaku bisnis sebelum membuka gerai baru di wilayah tertentu. Mereka bisa memulainya dengan cloud kitchen terlebih dahulu untuk cek ombak. Dari data penjualan nanti akan diketahui apakah produknya memiliki banyak peminat atau tidak.
Terakhir, bisnis jadi mudah dilakukan. Pelaku bisnis hanya perlu menyiapkan chef dan bahan baku pribadi saja. Sisanya, mulai dari alat masak hingga cara penjualan sudah tak perlu lagi dipikirkan. Sebab, yang menjalankan penjualan nantinya si pemilik cloud kitchen tersebut. (Chelsea Venda)
Discussion about this post