MEDIAINI.COM – Produk kecantikan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kaum hawa. Hal ini karena kesadaran untuk merawat diri dan menjaga kesehatan kulit telah menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir ini.
Besarnya permintaan pasar akan produk kecantikan membuat bisnis ini mempunyai prospek yang cerah. Hampir seluruh produk kecantikan laku di pasaran, tak terkecuali masker wajah.
Peluang inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Baemask.id. Meski terbilang baru, brand lokal asal Kota Semarang ini telah meraup omzet puluhan juta dari berjualan masker wajah.
Awal Mula Baemask
View this post on Instagram
Dalam sebuah wawancara khusus dengan Mediaini.com, pemilik Baemask.id, Putri Muranti, mengatakan bisnisnya baru menginjak usia dua tahun. Ia memulainya pada bulan Maret tahun 2018 lalu.
Perempuan asal Tuban ini menyebut Baemask lahir dari sebuah tugas mata kuliah. Dirinya yang saat itu mengambil jurusan Komunikasi Bisnis di Universitas Dian Nuswantoro ini sering mendapat tugas dari dosen. “Kita (mahasiswa) dituntut untuk bisa menciptakan brand sendiri dan menjadi wirausaha muda,” ungkapnya.
Berangkat dari hal tersebut, Putri kemudian mulai memikirkan ide bisnisnya. Kegemarannya pada produk kecantikan, terutama masker, membuat ia tertarik untuk terjun ke bisnis ini. “Saya kan suka beli masker terutama kalau di CFD. Lalu, mulai kepikiran bagaimana kalau saya jualan masker. Di samping itu hobi, juga bisa memenuhi tugas mata kuliah,” kata Putri.
Putri kemudian menggandeng kawannya dari jurusan sistem informasi, Yuli Listya. Menurutnya, latar belakang pendidikan yang berbeda bisa membuat mereka berpikir dari sudut pandang yang berbeda. Perbedaan tersebutlah yang menjadikan setiap keputusan dari Baemask selalu berkembang ke arah yang lebih baik.
Pengalaman bisnis dari dua owner ini juga semakin memperkaya pengetahuan mereka dalam memulai bisnisnya. Sebelumnya, Putri sempat menjajal bisnis sepatu dan Yuli mencoba peruntungannya dengan berbisnis baju.
Modal Awal Berbisnis Masker Wajah
View this post on Instagram
Di masa awal berdiri, Baemask dimulai dengan modal dana Rp 500 ribu. Dengan modal tipis, Putri hanya dapat menyetok 5 kilogram masker wajah dengan rincian satu varian satu kilogram. Dari total semuanya, ia bisa menjual habis semuanya dalam waktu satu bulan.
Fase awal ini dipakai Putri untuk fokus melakukan promosi bisnis. Sejak awal, bisnisnya memang dirintis untuk kebutuhan online. Ia memulainya dari Instagram dan Shopee.
Selain dua platform tersebut, Putri juga pernah menjajal di Tokopedia. Namun, kurang berjalan mulus. “Kayaknya karena targetnya adalah perempuan, jadi lebih banyak orderan itu dari Shopee. Kalo Tokopedia itu lebih ke arah elektronik yang ramai,” tambahnya.
Saat ini, tantangan terbesarnya adalah bagaimana untuk tetap eksis di bisnis kecantikan. Perempuan yang baru merayakan kelulusannya ini sadar bahwa pelaku bisnis kecantikan, terutama yang berjualan masker, sudah tak terhitung jumlahnya. Hal ini membuat persaingan bisnis menjadi sengit. “Banyak yang menjual dengan kemasan lebih bagus dan harga lebih murah. Pemain di bisnis ini semakin banyak.”
Ia mencoba bertahan dengan tetap mematok harga yang murah. Pangsa pasarnya yang mengarah ke remaja dan mahasiswa membuat produknya mau tidak mau harus bersaing dari segi harga. “Banyak pelanggan kami yang sampai order ulang. Katanya murah dan bagus. Saya sampai kenal nama-namanya.”
Bisnis yang Menjanjikan
View this post on Instagram
Dalam sebulan, produk maskernya bisa terjual hingga puluhan ribu kemasan. “Terutama ketika sedang ada promo masker. Kayak semisal di Shopee, itu bisa terjual hingga 10.000 pcs per bulannya,” ucapnya.
Jika dulu ia hanya menyetok masker 5 kilogram, kini Baemask bisa menyetok masker sampai 100 kilogram. Tak jarang jumlah tersebut bisa habis hanya dalam kurun waktu 1 minggu. Putri menyebut omzet usahanya bisa mencapai 50 juta per bulan.
Perkembangan tren di dunia masker wajah juga turut mendongkrak bisnisnya. Masker organik misalnya, saat ini menjadi varian yang diburu banyak orang.
Kendati demikian, di Baemask sendiri menyediakan banyak varian masker lain. Mulai dari masker komedo dengan 6 varian, super premium 6 varian, serta masker oats 12 varian dalam 2 size yakni 50 gram dan 15 gram.
Menurutnya, pandemi tak begitu mempengaruhi bisnisnya. Justru semakin meningkat, meski peningkatannya tak terlalu signifikan. Putri menilai sejak pandemi banyak orang yang biasa pakai skincare mahal mulai beralih ke masker dengan harga yang lebih terjangkau namun kualitasnya tak jauh berbeda.
Baemask mulai melebarkan sayapnya dengan menggandeng distributor. Saat ini, sudah ada 30 distributor Baemask yang tersebar di beberapa kota seperti Makasar, Tangerang, Cikarang, Rembang, Pasuruan, Jakarta Utara. Ada juga di Blora, Bogor, Padang, Pekalongan, dan Jayapura. Untuk home store-nya sendiri terletak di Jalan Bulustalan 4 no 635B, Kota Semarang.
Memaksimalkan Sosial Media
View this post on Instagram
Baemask sangat mengandalkan media online untuk melakukan strategi bisnisnya. Mulai dari Instagram, Facebook, dan sekarang yang cukup berpengaruh adalah Tiktok. “Promosi di Tiktok sangat efektif, pengaruhnya bisa 2-3 kali lipat dari orderan biasanya.”
Di Tiktok, Baemask sering mengunggah konten promosinya. Mulai dari konten cara memakai masker yang benar sampai berbagai manfaat masker bagi kulit. Baemask tak jarang juga mengadopsi konten yang sedang hype untuk kemudian dibuat versi Baemask.
Konten di media sosialnya juga tak membosankan. Bukan hanya berisi tentang produk, harga, dan segala hal yang berkaitan dengan penjualan, namun, ada pula aneka tips-tips khusus kecantikan dan berbagai info menarik lainnya. “Ini dilakukan agar customer tidak bosan dijejali materi promosi terus.” (Chelsea Venda)
Baca juga : Bangun Bisnis Masker Wajah, Ini Modal dan Analisa Usahanya
Discussion about this post