MEDIAINI.COM – Eco Lifestyle atau gaya hidup ramah lingkungan, makin dilirik banyak orang. Awalnya dicetuskan masyarakat urban yang sadar akan rusaknya lingkungan, dan merembet diikuti oleh kelas masyarakat lain.
Gaya hidup ramah lingkungan dinilai bisa mengurangi dampak kerusakan alam. Terutama untuk mengurangi bahaya global warming, yang bisa mengancam keberlangsungan seluruh makhluk hidup.
Rusaknya lingkungan disebabkan banyak faktor. Mulai dari efek rumah kaca hingga sampah plastik yang tak terurai. Menurut doktersehat.com, sampah plastik berpotensi terbelah menjadi microplastic dengan ukuran 0,3 hingga 5 milimeter. Partikel kecil ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan kanker, merusak saraf, membahayakan hati, memicu stroke, juga menganggu pernapasan.
Sampah plastik juga merusak biota laut. Selain merusak habitat dan bisa melukai tubuh, sampah plastik juga rawan termakan oleh hewan laut besar seperti paus dan penyu.
Munculnya beragam permasalahan inilah yang memicu lahirnya produk reusable atau produk yang bisa dipakai berkali-kali. Tujuannya, tentu saja untuk mengurangi pemakaian produk plastik seperti sedotan, tas belanja, plastik kemasan makanan dan masih banyak lagi.
Ragam Produk Reusable
Banyak produk ramah lingkungan yang berciri reusable. Produk-produk ini tersedia di beragam marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak dan lain-lain.
Salah satunya adalah stainless straw. Ya, sedotan plastik adalah yang paling digempur dalam penanggulangan kerusakan biota laut. Maka lahirlah stainless straw, sedotan dari stainless yang bisa digunakan berkali-kali. Sedotan ini biasanya dilengkapi dengan sikat pembersihnnya, dimana keduanya dikemas dalam wadah yang travel friendly.
Jika ingin varian lain, ada pula bamboo straw atau sedotan yang terbuat dari bambu. Sedotan bambu ini biasa dijual sepaket dengan sendok dan garpu kayu yang terkemas rapi dalam pouch cantik.
Produk kedua yang sering didapati adalah silicon pouch. Ini adalah pengganti kantung plastik. Jadi ketika berbelanja ke pasar, gunakan tempat ini untuk meletakkan barang belanjaan. Wadah ini biasanya dilengkapi dengan zipper lock sehingga aman untuk menyimpan produk pasar yang basah sekalipun.
Varian lainnya dari pengganti kantung plastik adalah pouch kain perca. Kini banyak produsen rumahan yang memproduksi totebag dan pouch untuk berbelanja yang bisa menggantikan peran kantung plastik. Berbeda dengan silicon pouch yang bisa digunakan membawa barang semi basah, pouch kain tentu saja hanya cocok digunakan membawa produk pasar kering seperti rempah-rempah atau sayuran.
Pengganti kantung plastik lainnya adalah cassava bag. Bentuknya persis seperti kantung plastik kresek, namun tas ini terbuat dari resin alami yang berasal dari 98% pati tapioka, 1% minyak nabati, dan 1% biopolimer alami. Tas ini dapat dikomposkan dan dapat dikonsumsi oleh mikroorganisme di dalam tanah. Dengan kata lain, mudah terurai.
Produk selanjutnya adalah pembalut kain yang lebih aman untuk lingkungan daripada pembalut biasa yang tersebar di pasar luas. Tidak hanya ramah lingkungan, pembalut kain juga bisa menjadi solusi para wanita yang sensitif zat kimia.
Mendukung Zero Waste
Menggunakan produk reusable tentu saja mendorong gaya hidup zero waste, atau gaya hidup yang meminimalisir sampah-sampah khususnya sampah plastik.
Gaya hidup zero waste ini tengah digalakkan oleh para influencer. Dengan jalan mengajak semua orang membawa tas belanjaan sendiri dari rumah, membawa stainless straw jika tengah ke kafe atau resto, membawa tumbler ke kedai kopi sehingga tak perlu memesan kopi dalam cup plastik, dan lain sebagainya.
Keuntungan kedua, tentu saja gaya hidup ini lebih hemat juga aman. Di masa pandemi, sebisa mungkin membawa alat makan atau kantung belanjaan sendiri daripada menggunakan produk yang disediakan jasa toko dan resto yang bisa saja, terkontaminasi virus dari pelanggan lain.
Tetap Aman di Masa Pandemi
Menurut greenpeace.org, lebih dari 115 ahli kesehatan dari 18 negara menandatangani pernyataan untuk menyakinkan peritel dan konsumen bahwa konsep barang reusable aman dipakai selama pandemi COVID-19.
Memanfaatkan situasi pandemi, banyak produsen plastik yang menggencarkan kampanye soal bahayanya menggunakan produk reuse. Mereka meyakinkan bahwa akan lebih aman menggunakan plastik sekali pakai. Namun hal ini dibantah langsung oleh ilmuwan, dokter, akademisi dan spesialis bidang kesehatan.
Menurut pakar kesehatan, penggunaan plastik membawa dampak panjang bagi kesehatan dan lingkungan, tak hanya di masa pandemi. Sedangkan produk reuse relatif aman di masa pandemi karena produk desinfektan rumahan terbukti efektif dalam membersihkan permukaan benda keras dari paparan virus. Dalam artian, penggunakan produk reusable tetap aman selama kita memperhatikan aspek kebersihan. (Inten Esty).
Discussion about this post