MEDIAINI.COM – Pandemi membuat banyak sektor bisnis harus berbenah, tak terkecuali sektor pariwisata. Adaptasi protokol kesehatan diperlukan. Bukan hanya untuk mendatangkan wisatawan, tetapi juga menjaga kepercayaan mereka di tengah pandemi.
Ada berbagai alternatif pilihan berlibur, namun di masa pandemi ini, agaknya wisata alam adalah area yang akan dipilih banyak orang. Apa alasannya?
Wisata Alam Dianggap Lebih Aman
Wisata berbasis alam digadang-gadang akan menjadi alternatif tempat dolan di masa era kenormalan baru ini. Sebab, wisata alam cenderung memiliki konsep tempat terbuka dan luas sehingga meminimalisir potensi kerumunan.
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menyetujui hal tersebut. Menurutnya wisata alam merupakan salah satu aktivitas wisata dengan risiko tingkat penularan Covid-19 paling rendah.
Hal senada juga diucapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Wishnutama Kusubandio. Menurutnya protokol kesehatan menjadi kunci agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat bangkit dengan cepat.
Ia menambahkan, bahwa pada 2018 sendiri wisatawan Indonesia yang ke luar negeri mencapai 8 juta orang, dan rata-rata mereka mengeluarkan US$ 9 juta di luar negeri. Melihat potensi tersebut, pemerintah berusaha mengalihkannya ke pariwisata domestik.
Prediksi Tren Baru di Era New Normal
Pandemi telah mengubah keseharian kehidupan banyak orang. Pun di sektor pariwisata, dampaknya juga signifikan. Diprediksi ada beberapa kebiasaan baru yang akan muncul di masa kenormalan baru ini.
Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah, I Nyoman Sriadijaya, menyebut wisata paket rombongan menggunakan agen travel akan menurun, kecuali rombongan ini masih satu keluarga atau komunitas. Menurutnya, tren yang akan terjadi adalah solo backpacker atau setidaknya berlibur dengan lebih sedikit orang.
Untuk pilihan wisatanya, destinasi alam masih menjadi favorit. Selain faktor kurangnya kerumunan, juga karena destinasi wisata alam bisa meningkatkan imunitas tubuh. Sebab di sana semua wisatawan bisa menghirup udara segar sepuasnya. Alam juga cocok menyegarkan pikiran dan menghilangkan kepenatan setelah selama beberapa bulan di rumah saja.
Clean, Health, Safety, Environment akan menjadi semboyan baru di destinasi wisata. Adanya pandemi membuat pedoman kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan lebih diperhatikan.
Mengingat Indonesia belum membuka pariwisata untuk turis asing, maka banyak daerah akan memprioritaskan ke kunjungan wisata domestik. Namun sebelumnya, edukasi ke masyarakat akan pembukaan wisata secara bertahap harus tetap dilakukan. Sebab, segala kemungkinan masih bisa terjadi.
Baca juga : Potensi Bisnis Pariwisata dan Tren Tempat Wisata di Era New Normal
Rekomendasi Wisata Alam di Jogja
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Rahardjo, menyebut destinasi wisata yang bakal dibuka saat normal baru mayoritas berlokasi di Kabupaten Gunungkidul, Bantul, dan Sleman. Pemilihan pilot project wisata alam ini karena wisata tersebut kerap menjadi primadona para traveller.
Beberapa wisata yang telah dibuka adalah Candi Prambanan yang sudah menerima wisatawan sejak 8 Juni 2020 dan disusul dengan Candi Ratu Boko. Wisata yang tak jauh dari Candi Ratu Boko, yakni Tebing Breksi, juga telah dibuka. Di sana telah disediakan 55 wastafel, sehingga pengunjung bisa melakukan cuci tangan dengan mudah.
Bagi yang menyukai susur Goa, Cave Tubing Kalisuci bisa menjadi alternatif pilihan. Namun, ada pembatasan kuota pengunjung sebanyak 100 orang per hari. Bagi yang ingin berkunjung, lebih baik melakukan reservasi terlebih dahulu.
Spot wisata di lereng Gunung Merapi juga mulai ditata dan berbenah. Ya, wisata Kaliadem bisa dikunjungi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, Gunung Api Purba Nglanggeran, Pantai Baron, Pantai Kukup, hingga Pantai Ngrawe juga telah membuka diri untuk wisatawan domestik. (Chelsea Venda)
Discussion about this post