MEDIAINI.COM – Warteg Kharisma Bahari merupakan tempat makan yang populer di Jakarta dan sekitarnya. Bisnis warteg ini memang cukup menjanjikan, waralaba warungnya sudah banyak tersebar di berbagai penjuru Jabodetabek. Bahkan warteg Kharisma Bahari juga sudah bisa ditemui daerah Bandung.
Sejarah Berliku Warteg Kharisma Bahari
Warteg Kharisma Bahari adalah warteg paling terkenal di Jakarta. Ada sekitar ratusan cabang yang telah berdiri. Sayudi, pemilik warung tegal ini mengatakan bahwa perjalanan bisnisnya tidak semulus apa yang terlihat sekarang.
Awalnya, ia diajak sang kakak merantau ke Jakarta pada tahun 1988. Modal awal mendirikan warteg ia dapat dari bantuan mertuanya, itu pun hasil dari gadai sertifikat rumah ke bank. Dari hasil gadai itu, ia mendapat modal Rp 6 juta. Karena masih kurang, maka Yudi berkongsi dengan temannya dengan sistem aplusan.
Maksudnya, tiga bulan pertama dia yang menjalankan warteg. Tiga bulan berikutnya, giliran sang teman yang mengelola. Begitu seterusnya. Saat jadwalnya sedang off di warteg, Yudi kembali berjualan rokok demi mendapat uang tambahan. Mimpinya, ia bisa mendirikan warteg sendiri tanpa bantuan orang lain.
Impian itu pun terwujud, ia berhasil mendirikan warteg di daerah Pangeran Antasari, Jakarta Selatan. Sejak saat itu bisnis wartegnya terus berkembang pesat.
Berkembang jadi Bisnis Waralaba
Warteg Kharisma Bahari sebenarnya sudah ada sejak 25 tahun lalu. Namun, Yudi baru menerapkan konsep waralaba wartegnya sekitar 10 tahun belakangan ini. Pria asal Tegal ini mengaku tidak sengaja membuka waralaba wartegnya.
Pada awalnya, ia hanya buka cabang dan karyawannya sendiri yang mengelola. Tapi cara itu kurang efektif karena kurangnya sosok kepemimpinan yang bisa mengarahkan bisnisnya. Yudi lalu berinisiatif menawarkan ke teman dan saudaranya untuk menanamkan modalnya dengan sistem bagi hasil.
Sistem tersebut berjalan dengan baik. Warteg Kharisma Bahari terus berkembang pesat berkat promosi dari mulut ke mulut yang membuatnya makin dikenal masyarakat. Kini sebanyak 210 cabangnya tersebar di Jabodetabek.
Untuk sistem waralabanya, Yudi menerapkan sistem beli putus. Jadi cukup sekali membayar di awal sebesar Rp 110 juta di luar biaya kios. Namun, jika meminta karyawan dari Yudi, maka sistem waralabanya menjadi bagi hasil. Yaitu 50% untuk Yudi dan 50% untuk investor.
Menurut Yudi peminat waralabanya cukup banyak. Terutama dari kalangan pensiunan. Sementara itu, keuntungan yang bisa didapat mulai dari Rp 2 – 3 juta hingga Rp 10 – 20 juta per bulan.
Baca juga : Lima Waralaba dengan Modal Kecil, Rekomendasi untuk Bisnis Pemula
Inovasi Warteg Digital
Bisnis waralabanya kini mempunyai daya tarik baru. Sejak tiga tahun lalu, warteg Kharisma Bahari mulai menerapkan konsep digital. Yudi bekerjasama dengan Bank DKI untuk pembayaran non tunai. Kerjasama ini berjalan sejak Oktober 2017. Sistem pembayarannya dengan memindai (scan) barcode dari aplikasi JakOne Mobile.
Selain Bank DKI, Yudi juga bekerjasama dengan Bank CIMB Niaga untuk pembayaran non tunai menggunakan mesin electronic data capture (EDC). Tetapi, memang belum seluruh cabang Warteg Kharisma Bahari telah beralih ke digital. Sebab, ia tidak memaksa semua mitra untuk mengusung konsep ini. (Chelsea Venda)
Discussion about this post