MEDIAINI.COM – Minuman kesehatan yang bernama Kombucha ini tergolong kuno dan terus dipercaya membantu menyehatkan tubuh. Bahkan industri minuman kombucha di Amerika Serikat tengah tren dan mengincar anak milenial yang memiliki gaya hidup sehat. Ya, minuman berkarbonasi yang sering dikonsumsi dan diminati kini bergeser dan berganti menjadi minuman kesehatan kombucha karena memiliki rasa yang lebih nikmat dan sehat. Lalu, bagaimana industri kombucha di Indonesia?Simak, kisah pelaku bisnis kombucha asal Semarang yang sukses bawa brand Psikombucha makin dikenal di seluruh Indonesia.
Olah untuk Pengobatan Pribadi
Pemilik Psikombucha, Sari Astuti (50), dalam wawancara Bersama Mediaini.com menuturkan ketidaksengajaannya menekuni industri minuman kombucha. “Sebenarnya sudah dengar tentang kombucha dan manfaatnya sejak 2013-an dari banyak teman yang fokus dengan gaya hidup sehat. Tetapi di bulan November 2019 ada teman yang membawakan saya jamur hojangko yang dibikin larutan teh yang berhasil membantu perawatan sistem imun orangtuanya yang sakit kanker dan stroke. Selidik punya selidik, saya juga mulai penasaran dan cari sumber lalu observasi ternyata itu adalah kombucha,”ceritanya.
Semakin penasaran, Sari akhirnya terus mengumpulkan informasi dan belajar dari internet mengikuti kelas-kelas artisan kombucha Internasional. Hingga memutuskan mulai mencoba membuat di bulan Desember. “Pertama saya buat untuk konsumsi sendiri, saya memang divonis auto imun dan tahu manfaatnya kombucha baik membuat tubuh lebih segar. Kemudian saya membagikan kombucha saya ke teman-teman yang nongkrong di kedai kopi saya,Psikopi. Ternyata semua bilang enak dan minta dibuatkan sampai mau bayar. Dari situlah kemudian kombucha jadi menu di kedai kopi dan melabelinya dengan nama Psikombucha”terangnya.
Memulai dari Langkah Kecil
Mengaku lebih lama menjadi karyawan di salah satu bank selama 10 tahun, Sari merasa tidak jago berbisnis dan memulainya dari langkah kecil. “Produksi mulai banyak di bulan Maret apalagi kedai kopi juga tutup jadi bisa fokus bereksperimen dengan rasa kombucha. Ada varian telang, hibiscus atau rosella jadi tidak hanya dari green tea atau black tea,”jawabnya.
Menurut Sari promosi yang dilakukan melalui mulut ke mulut dan penggunaan Instagram “Paling gencar promosi di Instagram dengan cara pre order, delivery system. Ini semua berjalan karena dukungan teman-teman. Mereka melihat postingan, banyak yang tahu dari grup autoimun, dan teman-teman yang fokus dengan gaya hidup sehat, ya semua dari mulut ke mulut. Oiya, saya mengerjakan semuanya juga sendiri, nggak pakai digital marketing, nulis sendiri, dikelola sendiri,”kata Sari yang juga aktif untuk bantuan konseling.
View this post on Instagram
Lebih Pikirkan Kesehatan
Mengangkat nama Psikombucha, Sari menceritakan bahwa namanya selain karena dulu serupa dengan kedainya Psikopi yang dibangun bersama teman-teman magister psikologi, psikombucha juga mewakili berbagai aktivitas dan latar belakangnya sebagai tim pendampingan psikososial. “Selain itu, sebenarnya nama Psikombucha itu sesuai dengan visinya. Jadi dari hasil riset ada hubungan kesehatan mental dengan kesehatan bakteri di perut. Nah, kombucha kan berperan memerangi bakteri jahat jadi pas,”terangnya.
Bertekad fokus produksi karena hanya ingin membantu dibandingkan mencari keuntungan, Sari memang tidak menargetkan omset. “Saya membuat kombucha atas nama kewarasan terutama untuk diri saya sendiri. Saya kerja dengan hati, senang melihat jika teman-teman yang mengonsumsi terbantu dan tertolong. Dapat apresiasi itu sudah bikin saya sangat Bahagia. Apalagi saya juga diminta dokter untuk tidak boleh terlalu lelah, sehingga saya membuat kombucha ya dalam rangka menjaga kewarasan saya saja,”ucapnya sambil tertawa.
Baca Juga : Lirik Bisnis Kombucha, Menyebarkan Sehat Sekaligus Meraup Untung Besar
Potensi Bisnis Kombucha
Bagi Sari, membuat kombucha bukan soal kuantitas melainkan kualitas untuk bisa membantu. Walaupun Sari mengakui bahwa potensi industri kombucha sangatlah manis. “Banyak yang mendorong untuk membuat kelas webinar, tapi nanti lah. Ada beberapa teman juga yang semangat menawarkan diri untuk jadi investor dengan bikin counter di Mall sebelum pandemi. Banyak pula yang mendorong saya untuk membuka kedai kombucha karena di Semarang belum ada. Saya belum tahu tapi kalau rezeki saran teman2 bikin kedai bisa lihat nanti.,”tuturnya.
Mesikpun menyadari banyak peluang manis dari industri minuman Kesehatan yang digelutinya,Sari tetap ingin mengutamakan berbagi untuk sehat. “Ini sebenarnya juga lagi kewalahan dengan permintaan, sementara dokter sudah pesan terus tidak boleh terlalu lelah. Sementara permintaan yang bisa saya layani baru Jabodetabek, teman-teman nakes di Bandung yang ingin menjaga stamina, Solo. Ada permintaan dari Wamena, Jambi, Ambon, tapi saya belum bisa karena tidak yakin dengan ekspedisinya”
Discussion about this post