MEDIAINI.COM – Sistem bisnis waralaba sedang menjamur di Indonesia belakangan ini. Pebisnis tidak perlu lagi bersusah payah melakukan branding produk sendiri karena merek tersebut sudah terkenal lebih dahulu. Jika dulu hanya perusahaan besar yang bermain waralaba, kini sudah banyak pemain kecil yang mulai membuat waralabanya sendiri.
Salah satu bisnis waralaba yang bisa bertahan sampai saat ini adalah Baba Rafi’. Waralaba Baba Rafi’ bahkan mampu bertahan di saat pandemi. Founder dan CEO Baba Rafi’, Hendy Setiono, menyebut kunci utama dari bisnisnya adalah menjadi bagian dari dunia digital. Menurutnya pandemi tidak cukup hanya beralih ke digital, tetapi harus menjadi bagian dari dunia digital.
Memulai Bisnis Waralaba
Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan konsep dari bisnis yang akan dijalankan. Setelah itu penting juga untuk memikirkan hak sewa brand, apakah orang lain hanya sebatas memakai merek saja atau perlu untuk membeli paket usaha tertentu yang ditawarkan. Paket usaha bisa berupa booth, perlengkapan usaha, bahan baku, dan sebagainya.
Kedua, cek kelayakan usaha. Misal dengan melakukan perhitungan lamanya modal dapat kembali dari saat usaha mulai beroperasi. Semakin pendek waktu pengembalian modal tentu maka semakin bisa menarik minat para pembeli waralaba. Selain itu perkirakan seberapa kuat produk yang Anda usung supaya bisnis bisa jalan ke depan. Lakukan riset tentang kelemahan dan keunggulan produk. Siapkan inovasi-inovasi terbaru agar bisnis waralaba bisa bertahan lama.
Ketiga, siapkan standar operasional prosedur. Salah unsur utama dalam usaha franchise adalah adanya Standar Operasional Prosedur (SOP). Dalam SOP, terdapat aturan untuk memuat berbagai hal seperti penyimpanan bahan baku, tata cara menyajikan, penanganan konsumen, dan sebagainya.
Keempat, daftarkan merek ke Ditjen Kekayaan Intelektual (DJKI). Sehingga merek dapat dilindungi dari duplikasi yang mungkin terjadi. Hal ini mencakup Hak Cipta, Hak Merek, dan Hak Paten.
Kelima, susunlah perjanjian usaha. Pada dasarnya perjanjian kemitraan waralaba tidak jauh berbeda dengan perjanjian kerjasama pada umumnya. Di dalamnya mengatur kesepakatan dan peran masing-masing pihak. Poin dalam perjanjian bisa berupa bagaimana tata cara pembayaran paket usaha, berapa besar royalti, hingga apa yang dilakukan ketika kontrak kerjasama usai.
Keenam, buatlah tim yang solid. Dalam sistem waralaba, peran pemilik menjadi yang terpenting dalam hal manajemen. Karena biasanya para mitra hanya seperti investor, sehingga tanggung jawab manajemen diberikan kepada pusat waralaba.
Selama bisnis waralaba berjalan, perlu menyediakan beberapa dukungan manajemen kepada para mitra. Misalnya seperti segi ketersediaan bahan baku, pemasaran online, foto produk dan sebagainya.
Baca juga : Bisnis Waralaba 2020 yang Laris Manis di Tengah Pandemi
Cara Mengembangkan Bisnis
Setelah konsep bisnis terbentuk dan berjalan, jangan lupa untuk melakukan monitoring atau pengawasan rutin. Salah satu tujuan dari pengawasan oleh pemilik waralaba ini adalah untuk memastikan bahwa usaha waralabanya berjalan sesuai SOP. Selain juga untuk melakukan penanganan jika terjadi kendala dalam operasional usaha.
Keputusan untuk mewaralabakan bisnis bukan hanya sekadar untuk memperluas cabang saja, karena sistem waralaba adalah hubungan dua pihak antara pemilik dan mitra yang harus dijaga. Oleh karena itu perlu sistem yang matang sebelum memulainya.
Misalnya dengan memiliki sistem organisasi yang lengkap, membuat strategi pemasaran yang tepat, dan terakhir mengantongi izin yang legal. Selain itu, perjelas manfaat bisnis waralaba, berapa lama mitra akan untung, berapa persen keuntungan yang akan dibagi, dan lain sebagainya.
Training bagi mitra baru juga hal yang penting. Hal ini untuk memastikan mitra bisa bekerja sesuai dengan SOP yang berlaku, sehingga sistem perusahaan dari satu cabang ke cabang lainnya tidak memiliki perbedaan.
Terakhir, evaluasi kerja mitra. Mulai dari sistem keuangan sampai kontrol jalannya waralaba. Dengan melakukan evaluasi secara rutin, kinerja waralaba dan mitra akan terlihat dengan baik. Ketika ada kesalahan atau memerlukan adaptasi, masing-masing pihak bisa memberikan solusi bersama. (Chelsea Venda).
Discussion about this post