MEDIAINI.COM– Telur omega 3 adalah jenis telur yang punya nilai jual tinggi. Tak heran jika banyak yang melirik bisnisnya, khususnya sebagai distributor. Sebab telur ini banyak dicari untuk meningkatkan protein dalam tubuh. Cocok dijadikan makanan saat sedang diet. Selain itu, telur juga nikmat untuk diolah menjadi beragam makanan dan disukai banyak orang. Maka bisnis ini memiliki peluang yang besar. Namun apa bedanya telur biasa?
Telur ayam biasa memiliki kandungan EPA dan DHA sekitar 40-50 mg saja, sedangkan telur omega 3 memiliki kandungan hingga 400 mg. Kuning telur ayam biasa memiliki warna kuning cerah, sedangkan telur omega 3 memiliki warna kuning hingga oranye pekat. Secara fisik, telur ayam biasa memiliki cangkang dan kuning telurnya mudah pecah. Sementara telur ayam omega 3, cangkang dan kuning telurnya tidak mudah pecah karena ada kandungan betakaroten tinggi.
Untuk harga telurnya, telur biasa dihargai Rp 21-25 ribu per kg, dan telur omega 3 Rp 25 ribu per 10 butir saja. Perawatannya pun berbeda, ayam petelur biasa hidup di kandang yang sempit, sementara ayam petelur omega 3 tidak boleh hidup di kandang yang sempit, harus memiliki akses untuk mengeksplorasi alam bebas, hanya boleh diberi pakan organik dan bebas antibiotik.
Cara Tingkatkan Kandungan Omega 3
Telur merupakan salah satu makanan yang memiliki nutrisi khususnya kandungan protein yang besar. Apalagi kandungan dalam telur omega 3 yang punya lebih banyak nutrisi baik untuk tubuh. Pasalnya telur omega 3 wajib diberikan pakan khusus yang mengandung lebih banyak omega 3. Kandungan tersebut dapat dihasilkan dari minyak alga laut atau minyak biji rami. Tapi karena pakan tersebut cukup mahal harganya, maka harga jual telur omega 3 pun kena imbasnya. Hal inilah yang membuat sebagian orang memilih telur ayam biasa.
Dari sinilah tergerak kepedulian Andre Darmawan, seorang mahasiswa Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pelita Harapan angkatan 2015 untuk melakukan penelitian yang dapat meningkatkan kandungan omega 3 pada telur. Hal itu yang membuat Andrew melakukan penelitian yang dilakukan sejak Januari 2019 hingga Juli 2019 dalam tugas akhir perkuliahannya. Penelitian tersebut diberi judul “Pengaruh Penambahan Ikan Teri yang Dikeringkan pada Pakan Ayam Petelur Terhadap Peningkatan Kadar Omega 3 Telur”. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Tan Tjie Jan sebagai dosen pembimbing.
Menurutnya, ikan termasuk hewan yang memiliki sumber omega 3, ikan yang dimaksud Andrew adalah ikan teri yang bahkan tersedia banyak di pasar tradisional Indonesia. Selain harganya murah, kandungan omega 3 dalam ikan teri juga tinggi. Ikan teri tersebut ditambahkan ke dalam pakan ayam petelur dan dimulai dari ekstraksi minyak ikan teri dan penentuan berat keringnya. Kemudian ekstrak tersebut dicampurkan pada pakan ayam petelur. Andrew juga mengatakan bahwa kandungan omega 3 yang ditemukan mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat dari sebelumnya, sesudah ayam petelur mengkonsumsi ikan teri selama 24 hari.
Selain penambahan ikan teri dalam pakan ayam petelur yang dilakukan oleh Andrew, ada bahan pakan lain yang bisa meningkatkan kandungan omega 3 dalam ayam petelur. Bahan pakan tersebut adalah cacing tanah, keong mas, dan alga merah yang diolah dan dijadikan bahan pakan tambahan untuk ayam. Penggunaan bahan pakan tambahan ini karena keong mas sendiri mengandung gizi yang bagus seperti protein, mineral dan asam lemak tak jenuh. Selain itu per 100 gr keong mas memiliki energi sebesar 83 kalori, 12,2 gr protein, 0,4 gr lemak, 6,6 gr karbohidrat, 3,2 gr abu, 61 mg fosfor, 40 mg natrium, 17 mg kalium, 12 mg riboflavin, 1,8 mg niacin, dan terdapat kandungan nutrisi lain seperti vitamin C, Zn, Cu, Mn, dan lodium.
Sementara itu, rumput laut atau alga merah ini juga memiliki kandungan yang baik untuk tubuh. Seperti mineral, kalsium, kalium, zat besi, yodium, magnesium, omega-3, omega-6, antioksidan, vitamin C, B6, dan B12. Tak hanya itu, kandungan antioksidan dalam rumput laut pun 500 kali lebih kuat daripada vitamin C, proteinnya juga lebih tinggi dari susu, serta kandungan omega-3 dan 6 lebih tinggi daripada ikan. Rumput laut digunakan karena perairan Indonesia juga memiliki rumput laut potensial dan banyak ditemukan di sana.
Ketiga bahan tersebut dikeringkan dan dijadikan tepung terlebih dahulu. Kemudian dicampur dengan pakan ayam dengan perbandingan pakan basal 70 persen, tepung cacing tanah 10 persen, tepung keong mas 5 persen dan tepung alga merah 15 persen. Dari analisa tersebut, hasilnya ayam yang diberikan ransum pakan campuran bisa menghasilkan telur kandungan omega 3 hingga 28,341 mg per liter per 0,25 gr kuning telur. Kadar ini lebih tinggi daripada ayam yang tidak diberi pakan tambahan, kandungannya hanya sebesar 7,107 mg per liter per 0,25 gr kuning telur.
Bahkan dalam Jurnal Food Chemistry, sebuah penelitian di Australia pada 2006 menemukan fakta jika kuning telur reguler dan organik umumnya memiliki kandungan sekitar 1,3 persen asam lemak omega 3, sedangkan telur omega 3 kuningnya memiliki kandungan hingga 6 persen.
Keunggulan Telur Omega 3
Telur omega 3 memiliki kandungan gizi yang sangat dibutuhkan untuk tubuh manusia. Omega 3 merupakan jenis asam lemak esensial yang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Selain itu, juga bisa membantu menguatkan imun dan menyeimbangkan kadar lemak trigliserida dalam darah. Kandungan kolesterolnya bahkan 50 persen lebih rendah dari telur ayam biasa. Telur omega 3 memiliki kandungan asam lemak omega-3 hingga 10 kali lipat lebih banyak dibanding telur ayam biasa.
Telur ini juga mampu membuat orang yang mengkonsumsinya bisa menghasilkan glukosa darah lebih rendah, komponen LDL atau kolesterol jahatnya juga lebih rendah. Keuntungan lainnya adalah bisa meningkatkan apolipoprotein A-1, dan komponen HDL. Sehingga perubahan ini dapat menurunkan risiko diabetes dan penyakit jantung. Tak hanya itu, lemak omega 3 bisa membantu fungsi otak untuk tumbuh kembang manusia, serta dapat mengurangi peradangan dan mengurangi risiko penyakit jantung, kanker dan arthritis.
Asam lemak omega 3 memiliki tiga bentuk yaitu ALA, DHA, dan EPA. ALA paling banyak terdapat dalam sumber nabati seperti minyak tumbuhan dan biji-bijian. DHA dan EPA terdapat pada sumber hewani, seperti ikan salmon, tuna, dan kuning telur. Selain itu, telur ini lebih memiliki warna yang cerah dan pekat dan berukuran lebih besar kuning telurnya. Bahkan juga tidak mudah hancur saat dipisahkan dari putih telurnya. (Gusti Bintang K.)
Foto Ilustrasi: Pixabay
Discussion about this post